Kamis, 28 Februari 2013

Kehandalan Antivirus MSE

Antivirus merupakan salah satu software yang wajib diinstal pada setiap komputer baik itu komputer yang digunakan untuk online dan offline dan antivirus sendiri merupakan software yang sangat vital di komputer anda dan saya, hal ini lah yang membuat antivirus menjadi semakin mahal.Meskipun begitu  tetap ada versi free tentunya dengan batasan penggunaan fitur dan waktu pemakaiaan tergantung dari vendor tersebut tetapi jika anda memang membutuhkan antivirus yang freeware dan memiliki fasilitas seperti antivirus pro anda bisa menggunakan Microsoft Security Essentials(MSE),semakin maju dunia teknologi dan kebutuhan akan keamanan komputer antivirus ini kehandalan dan kemampuaan tidak diragukan lagi.silakan anda baca pengalaman saya selama 3 tahun bersama antivirus Microsoft dan kehebatan Microsoft Security Essentials(MSE) ini
Siapa sih jaman sekarang yang gak kenal ama MICROSOFT,yang merupakan raksasanya perangkat lunak komputer  yang sangat memanjakan dan memudahkan dalam pemakaiaan system operasi windows.Dan hampir semua software yang dikeluarkan dijual mahal tapi tidak untuk antivirus Microsoft Security Essentials(MSE),dan ini menjadi kejutan bagi saya ketika saya tau bahwa Microsoft terkenal sangat komersil mengeluarkan antivirus free yang digunakan untuk system operasi yang dikeluarkan Microsoft seperti windows 8,windows xp,windows 7,dan windows vista.
Antivirus ini sangant handal dalam hal memproteksi komputer pengguna system operasi windows baik itu termasuk Trojan,Worm,Spyware,Rootkit dan malware lainya yang sangat menggangu komputer anda .antivirus ini sangat ringan dan tidak membututkan spesifikasi yang tinggi dan yang sangat penting kita bisa menggunkan full version dan gratis . Microsoft Security Essentials(MSE) sendiri memiliki kelebihan dalam mematikan software yang bersifat mencuri password dan fitur ini sudah saya uji coba sendiri,fitur lainya yaitu Microsoft anti spam.
Meskipun antivirus ini gratis ada syarat yang harus anda lengkapi untuk menggunakanya yaitu system operasi windows harus GENIUNE atau bisa disebut harus asli.arti anda harus mengetahui cara membuat windows menjadi genuine.
Untuk mendapatkan hasil scan yang power ada baiknya anda harus online dan antivirus Microsoft Security Essentials(MSE) ini bisa diupdate secara online atau offline.
Saya sudah mengenal komputer selama 4 tahun dan selama satu tahun pertama saya mengunakan antivirus pro yang saya dapat dari teman-teman saya tapi hasilnya selama satu tahun itu sekitar 4 kali install ulang tapi setelah menggunakan Microsoft Security Essentials(MSE)hingga sekarang saya tidak pernah melakukan install ulang komputer anda.
Jadi selanjutnya pilihan anda untuk menggunakan antivirus ini dan saya mengajurkan untuk menggunkan antivirus Microsoft Security Essentials(MSE)semoga artikel komputer ini bermanfaat buat teman-teman blogger meranti.jika bermanfaat silakan share ke facebook atau jejaringan social yang lainya.Siapa sih jaman sekarang yang gak kenal ama MICROSOFT,yang merupakan raksasanya perangkat lunak komputer  yang sangat memanjakan dan memudahkan dalam pemakaiaan system operasi windows.Dan hampir semua software yang dikeluarkan dijual mahal tapi tidak untuk antivirus Microsoft Security Essentials(MSE),dan ini menjadi kejutan bagi saya ketika saya tau bahwa Microsoft terkenal sangat komersil mengeluarkan antivirus free yang digunakan untuk system operasi yang dikeluarkan Microsoft seperti windows 8,windows xp,windows 7,dan windows vista.
Antivirus ini sangant handal dalam hal memproteksi komputer pengguna system operasi windows baik itu termasuk Trojan,Worm,Spyware,Rootkit dan malware lainya yang sangat menggangu komputer anda .antivirus ini sangat ringan dan tidak membututkan spesifikasi yang tinggi dan yang sangat penting kita bisa menggunkan full version dan gratis . Microsoft Security Essentials(MSE) sendiri memiliki kelebihan dalam mematikan software yang bersifat mencuri password dan fitur ini sudah saya uji coba sendiri,fitur lainya yaitu Microsoft anti spam.
Meskipun antivirus ini gratis ada syarat yang harus anda lengkapi untuk menggunakanya yaitu system operasi windows harus GENIUNE atau bisa disebut harus asli.arti anda harus mengetahui cara membuat windows menjadi genuine.
Untuk mendapatkan hasil scan yang power ada baiknya anda harus online dan antivirus Microsoft Security Essentials(MSE) ini bisa diupdate secara online atau offline.
Saya sudah mengenal komputer selama 4 tahun dan selama satu tahun pertama saya mengunakan antivirus pro yang saya dapat dari teman-teman saya tapi hasilnya selama satu tahun itu sekitar 4 kali install ulang tapi setelah menggunakan Microsoft Security Essentials(MSE)hingga sekarang saya tidak pernah melakukan install ulang komputer anda.
Jadi selanjutnya pilihan anda untuk menggunakan antivirus ini dan saya mengajurkan untuk menggunkan antivirus Microsoft Security Essentials(MSE)semoga artikel komputer ini bermanfaat buat teman-teman blogger meranti.jika bermanfaat silakan share ke facebook atau jejaringan social yang lainya.
sumber:http://teknologi.kompasiana.com/internet/2013/02/28/kehandalan-microsoft-antivirus-protection-microsoft-security-essentialsmse-537970.html#

Selasa, 26 Februari 2013

Menyadari Kematian


Pada suatu hari seorang lelaki datang kepada Nabi SAW membawa daging matang seraya berkata, “Ya Rasulullah, terimalah ini untuk para fakir miskin yang membutuhkannya.”
Pada waktu itu, para fakir miskin yang ada di Masjid Nabawi sudah makan malam. Nabi SAW bertanya kepada mereka, “Adakah di antara kalian yang masih mau makan daging itu?”
Mereka menjawab, “Tidak, ya Rasulullah. Bukankah kami sudah makan malam?”
Rasulullah SAW kemudian menyuruh Abu Hurairah RA mengantarkan daging itu kepada Ummul Yatama, seorang wanita yang ditinggal suaminya dan mempunyai beberapa anak.

Setiba di rumah ibu itu, Abu Hurairah mengetuk pintunya. Ibu itu bertanya, “Siapa di luar?” Ia menjawab, “Saya, Abu Hurairah. Saya diutus Rasulullah untuk mengantarkan daging matang untukmu dan anak-anakmu.”

Namun, ibu itu berkata dengan ramah, “Sampaikan salamku untuk Rasulullah SAW. Semoga beliau dan Anda mendapat balasan yang setimpal atas kemurahan ini. Aku dan anak-anakku, alhamdulillah sudah makan. Mereka kini sudah tidur semua.”

Abu Hurairah masih mau memaksanya. “Terima saja ya Ummul Yatama, besok pagi kalau anak-anakmu bangun tidur berikanlah daging ini.” Na mun, ibu itu menolak. “Wahai Abu Hurairah, siapa yang menjamin bahwa kami akan hidup hingga esok pagi? Bawa saja daging itu dan berikan kepada orang yang lebih fakir dari kami.”

Kita sering tenggelam dalam pesona dunia, teperdaya oleh gemerlapnya, dan terpagut oleh godaan syahwatnya. Hal ini sering meninabobokan banyak orang sehingga lupa akan kematian. Awareness of the death (kesadaran akan kematian) diredam sedalam-dalamnya sehingga yang muncul adalah beragam perilaku perlawanan terhadap kehendak Tuhan.
Iringan peti jenazah yang melintas di hadapannya sama sekali tak menorehkan kesan dalam relung jiwanya untuk mempersiapkan diri de mi suatu ke adaan saat jabatan dan status sosial tak berarti lagi.

Ummul Yatama (ibu para yatim), seperti yang dituturkan di atas, mengajarkan betapa pentingnya mengingat kematian. Padahal, mengingat mati bisa meniupkan spirit besar untuk membawa perubahan positif bagi seseorang.
Itulah sebabnya banyak orang yang secara medis divonis dokter bahwa peluang hidupnya begitu kecil, akan makin merunduk dan patuh kepada Tuhannya. Dengan begitu, ia menjadi gemar menebarkan kebajikan.

Inilah orang yang disebut Nabi sebagai orang yang kayyis (cerdas). Dia gigih menunaikan amal untuk kehidupan setelah mati, dia memahami tempat yang lebih baik untuk diper siap kan.

Ibnu Umar RA bertutur, “Suatu saat aku datang kepada Nabi SAW yang tengah berada di tengah-tengah jamaah yang jumlahnya 10 orang. Seseorang dari kalangan Anshar bertanya, ‘Siapakah orang yang paling cerdas dan paling mulia, wahai Rasulullah?’

Beliau menjawab, ‘Orang yang paling rajin mengingat mati dan orang yang paling baik persiapannya dalam menghadapinya. Itulah orang yang paling cerdas, yang akan memperoleh kehormatan di dunia dan kemuliaan di akhirat kelak.”‘ (HR Ibnu Majah).

Nikmat mana lagi yang kamu dustakan?

"Maka, nikmat Tuhan-Mu yang manakah yang engkau dustakan?" 
  (QS Ar-Rahmaan: 13)

Ayat itu diulang sebanyak 31 kali dalam Surah Ar-Rahmaan. Kerap membuat siapapun tertegun membacanya. Betapa kita, sebagai makhluk-Nya, terkadang terlalu sombong untuk sekadar mengucapkan 'terima kasih' kepada Sang Maha Pencipta, Allah SWT.

Sudah banyak sekali nikmat yang sudah Dia berikan. Namun, kita malah tidak bersyukur kepada-Nya. Bukankah Allah SWT telah berfirman:  ''Dan, Dia telah memberikanmu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan, jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya, manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).'' (QS Ibrahim [14]: 34). Sudah banyak sekali nikmat yang Dia berikan. Nikmat mencicipi manisnya iman, nikmat menghirup udara segar, dan sebagainya.

Allah telah memberi iming-iming yang menggiurkan untuk hamba-hamba-Nya yang bersyukur, dan ancaman untuk hamba-hamba-Nya yang kufur, seperti yang termaktub dalam Surah Ibrahim ayat 7: “''Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; Sesungguhnya, jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu. Dan, jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.''

Maka, syukurilah nikmat yang datang pada kita. Jangan kita terlena hingga kita lupa dan mengklaim itu adalah hasil jerih payah kita sendiri, tanpa menganggap Allah sebagai Maha Pemberi. Karena, sikap seperti itu dapat menjerumuskan kita kepada kekufuran terhadap nikmat Allah.

Bila hal yang diatas berhubungan dengan pemberian yang sesuai dengan keinginan kita, lalu bagaimana dengan pemberian yang tidak sesuai dengan keinginan kita? Terkadang kita, sebagai manusia, mengeluhkan atau tidak mensyukuri pemberian Allah SWT yang tidak sesuai harapan kita. Padahal, kita tidak tahu kalau itu sebenarnya baik untuk kita. Kita hanya terus menyalahkan keputusan-Nya. Tidak adillah, tidak baiklah, atau keluhan-keluhan lainnya terus meluncur dari lisan kita. Jarang kita melihat sisi positif dari pemberian itu. Padahal, Allah selalu memberikan yang terbaik untuk kita.

Oleh karena itu, ketika ditimpa suatu musibah, janganlah cepat-cepat mengeluh. Lihatlah sisi positifnya. Berpikirlah bahwa Allah sayang kepada kita, karena Allah ingin segera menghapus dosa kita lewat ujian itu.

Rasulullah SAW bersabda,”Tidaklah seorang muslim ditimpa musibah berupa rasa lelahnya badan, rasa lapar yang terus menerus atau sakit, rasa sedih/benci yang berkaitan dengan masa sekarang, rasa sedih/benci yang berkaitan dengan masa lalu, gangguan orang lain pada dirinya, sesuatu yang membuat hati menjadi sesak sampai-sampai duri yang menusuknya melainkan akan Allah hapuskan dengan sebab hal tersebut kesalahan-kesalahannya” (HR  Bukhori no 5641, Muslim no . 2573).

Begitu juga ketika keputusan Allah tidak sesuai harapan kita. Mungkin itu adalah untuk kebaikan jangka panjang kita. Ingatlah, Allah memberikan apa yang kita PERLUKAN, bukan yang kita HARAPKAN, karena bisa jadi apa yang kita harapkan justru mendatangkan mudharat bagi kita.

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, “...Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS Al-Baqarah: 216)

Perpisahan dengan orang-orang yang kita cintai, penyakit yang menggerogoti tubuh kita,  merupakan beberapa ujian yang perlu kita ambil sisi positifnya. Jangan kita terus mengeluh dan mengeluh. Karena, tak ada gunanya juga terus meratapi nasib. Sesekali, beranikan diri kita untuk mengambil sisi positif dari itu semua. Karena, di balik semua kejadian, pasti ada hikmahnya. Wallahu a’lam.

Hikmah dari Sikap Sabar


Orang yang tidak merugi adalah orang yang beriman, beramal saleh, saling berwasiat kebenaran, dan saling berwasiat kesabaran. (QS al-Ashr [103]: 1-3). Sabar merupakan akhlak terpuji yang harus dimiliki setiap Muslim.

Pepatah Arab menyatakan, “Orang yang bersabar akan memperoleh kemenangan.” Allah berfirman, “Hai orang-orang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat, (karena) Allah itu senantiasa bersama orang-orang yang sabar.” (QS al-Baqarah [2]: 158).

Dari segi bahasa, shabr artinya menahan dan mengendalikan diri agar tidak “dijajah” hawa nafsu dan emosi. Dalam kitab Tahdzib Madarik al-Salikan, Ibnu al-Qayyim mendefinisikan sabar sebagai menahan diri untuk tidak melampiaskan nafsu angkara murka, mengendalikan lidah untuk tidak berkeluh kesah, dan mengontrol anggota tubuh untuk tidak bertindak anarki.

Orang yang sabar tidak hanya bersikap lapang dada saat menghadapi kesulitan dan musibah, tetapi juga teguh pendirian (istiqamah) dalam memperjuangkan kebenaran, dan selalu dinamis dan optimistis dalam meraih masa depan yang lebih baik dan bermakna.

Sabar bisa diklasifikasikan menjadi lima, yaitu sabar dalam ketaatan, sabar dalam menjauhi kemaksiatan, sabar dalam menerima dan menghadapi musibah, sabar dalam menuntut dan mengem bangkan ilmu, serta sabar dalam bekerja dan berkarya.

Kelima bentuk kesabaran ini berkaitan erat dengan ketahanan mental spiritual, sehingga kesabaran itu selalu menuntut ketahanan jiwa dan kekayaan mental spiritual yang tangguh.

Dalam menuntut ilmu dan berkarya, misalnya, kesabaran sangat diperlukan karena kehidupan ini selalu berproses, memerlukan waktu, dan tidak instan. Ketika “melamar” menjadi murid Khidir, Nabi Musa AS diminta memenuhi satu syarat saja, yaitu sabar.

Dalam banyak hal, ketidaksabaran merupakan awal dari penyimpangan dan kemerosotan moral. Korupsi, misalnya, merupakan wujud dari ketidaksabaran seseorang dalam meraih kekayaan secara halal dan legal. Kemacetan jalan raya sering kali disebabkan oleh ketidaksabaran pengguna jalan untuk disiplin dan antre.

Menurut Ali bin Abi Thalib, sabar itu sebagian dari iman. Nilai sabar itu identik kepala pada tubuh manusia. Jika kesabaran telah tiada, berarti iman dalam diri manusia itu telah sirna.

Sejarah menunjukkan bahwa kemenangan dakwah Islam, antara lain, terwujud karena kesabaran dalam menghadapi berbagai ujian, musibah, dan permusuhan. Tentara Muslim dalam perang Badar yang hanya berjumlah 313 orang berhasil menga lahkan tentara kafir Quraisy yang berjumlah 1.000 orang karena kuatnya kesabaran mereka. (QS al-Baqarah [2]: 249).

Pendidikan kesabaran juga merupakan salah satu cara untuk memperoleh petunjuk Allah SWT, karena orang yang sabar hanya mau mendengar suara hati nurani, bukan mengikuti hawa nafsu dan emosi. (QS as-Sajdah [32]: 24). Sabar berarti kita harus ikhlas, menerima dan menyerahkan sepenuhnya kepada Allah. Wallahu a’lam.

Minggu, 24 Februari 2013

Jenis-jenis Topologi Jaringan

Jaringan komputer dibangun dengan menggunakan suatu topologi jaringan. Tidak semua topologi jaringan sesuai untuk digunakan dalam sebuah jaringan komputer. Hal itu dipengaruhi dari sumber daya yang akan digunakan untuk membangun jaringan. Oleh karena itu seorang administrator jaringan harus cermat dalam memilih topologi yang cocok untuk jaringan yang akan di buatnya. Dalam posting kali ini saya mengulas beberapa jenis topologi jaringan yang umum di gunakan beserta kelebihan dan kekurangan masing-masing.

a. Topologi Bus







Gambar 1 : Prinsip Kerja Topologi Bus






Topologi bus ini sering juga disebut sebagai topologi backbone, dimana ada sebuah kabel coaxial yang dibentangkan kemudian beberapa komputer dihubungkan pada kabel tersebut.






Kelebihan topologi Bus :

Layout kabel sederhana sehingga instalasi relatif lebih mudah
Kerusakan satu komputer client tidak akan mempengaruhi komunikasi antar client lainnya
Hemat kabel sehingga biaya instalasi relatif lebih murah
Penambahan dan pengurangan terminal dapat dilakukan tanpa mengganggu operasi yang berjalan.


Kekurangan topologi Bus :

Jika kabel utama (bus) atau backbone putus maka komunikasi gagal
Bila kabel utama sangat panjang maka pencarian gangguan menjadi sulit
Kemungkinan akan terjadi tabrakan data(data collision) apabila banyak client yang mengirim pesan dan ini akan menurunkan kecepatan komunikasi.
Keamanan data kurang terjamin
Diperlukan repeater untuk jarak jauh






b. Topologi Ring










Gambar 2 : Prinsip Kerja Topologi Ring






Disebut topologi ring karena bentuknya seperti cincing yang melingkar. Semua komputer dalam jaringan akan di hubungkan pada sebuah cincin. Cincin ini hampir sama fungsinya dengan concenrator pada topologi star yang menjadi pusat berkumpulnya ujung kabel dari setiap komputer yang terhubung.






Kelebihan topologi ring :

Dapat melayani aliran lalulintas data yang padat
Aliran data mengalir lebih cepat karena dapat melayani data dari kiri atau kanandari server
Trasmisi data yang relatif sederhana seperti perjalanan paket data dalam satu arah saja.


Kekurangan topologi ring :

Kerusakan pada salah satu media pengirim/terminal dapat melumpuhkan kerja seluruh jaringan
Paket data harus melewati setiap komputer antara pengirim dan penerima, sehingga menjadi lebih lambat
Pengembangan jaringan menjadi lebih kaku karena penambahan terminal atau node menjadi lebih sulit bila port sudahhabis.






c. Topologi Star










Gambar 3 : Prinsip Kerja Topologi Star






Disebut topologi star karena bentuknya seperti bintang, sebuah alat yang disebut concentrator bisa berupa hub atau switch menjadi pusat, dimana semua komputer dalam jaringan dihubungkan ke concentrator ini.






Kelebihan topologi star :

Karena setiap komponen dihubungkan langsung ke simpul pusat maka pengelolaan menjadi mudah
Kegagalan komunikasi mudah ditelusuri.
Kegagalan pada satu komponen/terminal tidak mempengaruhi komunikasi terminal lain.
Kontrol terpusat sehingga memudahkan dalam deteksi dan isolasi kesalahan serta memudahkan pengelolaan jaringan.


Kekurangan topologi star :

Kegagalan pusat kontrol (simpul pusat) memutuskan semua komunikasi
Bila yang digunakan sebagai pusat kontrol adalah HUB maka kecepatan akan berkurang sesuai dengan penambahan komputer, semakin banyak semakin lambat.
Boros dalam penggunaan kabel
Kondisi HUB harus tetap dalam kondisi baik, kerusakan HUB berakibat lumpuhnya seluruh link dalam jaringan sehingga computer tidak dapat saling berkomunikasi.






d. Topologi Tree










Gambar 4 : Prinsip Kerja Topologi Tree






Topologi pohon adalah pengembangan atau generalisasi topologi bus. Media transmisi merupakan satu kabel yang bercabang namun loop tidak tertutup.






Kelebihan topologi tree :

Memungkinkan untuk memiliki jaringan point to point
Mengatasi keterbatasan pada topologi star, yang memiliki keterbatasan pada titik koneksi hub.
Topologi tree membagi seluruh jaringan menjadi bagian yang lebih mudah diatur
Topologi tree ini memiliki keunggulan lebih mampu menjangkau jarak yang lebih jauh dengan mengaktifkan fungsi Repeater yang dimiliki oleh HUB.


Kekurangan topologi tree :

Karena bercabang maka diperlukan cara untuk menunjukkan kemana data dikirim, atau kepada siapa transmisi data ditujukan.
Perlu suatu mekanisme untuk mengatur transmisi dari terminal terminal dalam jaringan.
Kabel yang digunakan menjadi lebih banyak sehingga diperlukan perencanaan yang matang dalam pengaturannya, termasuk di dalamnya adalah tata letak ruangan.
HUB menjadi elemen kritis.






e. Topologi Mesh










Gambar 5 : Prinsip Kerja Topologi Mesh






Topologi Mesh adalah topologi yang tidak memiliki aturan dalam koneksi. Karena tidak teratur maka kegagalan komunikasi menjadi sulit dideteksi, dan ada kemungkinan boros dalam pemakaian media transmisi. setiap perangkat Setiap prrangkat terhubung secara langsung ke perangkat lainnya yang ada di dalam jaringan. Akibatnya, dalam topologi mesh setiap perangkat dapat berkomunikasi langsung dengan perangkat yang dituju (dedicated links).






Kelebihan topologi mesh :

Dapat berkomunikasi langsung dengan perangkat tujuan.
Data dapat di kirim langsung ke computer tujuan tanpa harus melalui computer lainnya lebih cepat. Satu link di gunakan khusus untuk berkomunikasi dengan komputer yang di tuju.
Memiliki sifat Robust, yaitu Apabila terjadi gangguan pada koneksi komputer A dengan komputer B karena rusaknya kabel koneksi (links) antara A dan B, maka gangguan tersebut tidak akan mempengaruhi koneksi komputer A dengan komputer lainnya.
Mudah dalam proses identifikasi permasalahan pada saat terjadi kerusakan koneksi antar komputer.


Kekurangan topologi mesh :

Setiap perangkat harus memiliki I/O port. Butuh banyak kabel sehingga butuh banyak biaya.
Instalasi dan konfigurasi lebih sulit karena komputer yang satu dengan yang lain harus terkoneksi secara langsung.
Biaya yang besar untukmemelihara hubungan yang berlebih.

Artikel Tentang Takdir

Takdir : Iman kepada takdir merupakan salah satu rukun iman yang enam. Siapa yang tidak mengimaninya sungguh Ia telah terjerumus dalam kekafiran walaupun mengimani rukun-rukun iman yg lainnya. Banyak diantara kaum muslimin yang telah mengenal takdir, akan tetapi sayang ternyata masih terdapat berbagai fenomena yang justru menodai bahkan bertentangan dengan keimanan kepada takdir.
Masih tersimpan dalam ingatan kita tatkala seorang artis mempopulerkan lagu ‘Takdir memang kejam’ yang sangat digemari oleh sebagian masyarakat negeri ini beberapa waktu lampau, yang menunjukkan betapa mudahnya masyarakat kita menerima sesuatu yang menurut mereka bagus namun pada hakikatnya justeru merusak akidah mereka. Karena itulah setiap muslim wajib membekali dirinya dengan pemahaman takdir yang benar sebagaimana yang diajarkan oleh Allah dan Rosul-Nya. Dalam mengimani takdir ada empat hal yang harus diyakini dalam dada setiap muslim yaitu al ‘ilmu, al kitabah, al masyi’ah dan al kholq.

Pertama, Al ‘Ilmu (Tentang Ilmu Allah)
Kita meyakini bahwa ilmu Allah Ta’ala meliputi segala sesuatu secara global dan terperinci yang terjadi sejak zaman azali (yang tidak berpermulaan) sampai abadi (yang tidak berkesudahan). Allah Ta’ala berfirman, “Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi?; bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah.” (Al Hajj: 70). Allah sudah tahu siapa saja yang akan menghuni Surga dan siapa yang akan menghuni Neraka. Tidak ada satupun makhluk di langit maupun di bumi bahkan di dalam perut bumi sekalipun yang luput dari pengetahuan-Nya.
Kedua, Al Kitabah (Tentang Penulisan Ilmu Allah)
Kita meyakini bahwa Allah Ta’ala telah menuliskan ilmu-Nya tentang segala sesuatu yang terjadi di dalam Lauhul Mahfuzh sejak 50 ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi. Rosululloh shollAllahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah telah menulis takdir seluruh makhluk ciptaan-Nya semejak lima puluh ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.” (HR. Muslim). Takdir yang ditulis di Lauhul Mahfuzh ini tidak pernah berubah. Berdasarkan ilmu-Nya, Allah telah menuliskan siapa saja yang termasuk penghuni surga dan siapa yang termasuk penghuni neraka. Namun tidak ada satu orangpun yang mengetahui apa yang ditulis di Lauhul Mahfuzh kecuali setelah hal itu terjadi.
Ketiga, Al Masyi’ah (Tentang Kehendak Allah)
Kita meyakini bahwa Allah Ta’ala memiliki kehendak yang meliputi segala sesuatu. Tidak ada satu perbuatan makhluk pun yang keluar dari kehendak-Nya. Segala sesuatu yang terjadi semuanya di bawah kehendak (masyi’ah) Allah, entah itu disukai atau tidak disukai oleh syari’at. Inilah yang disebut dengan Irodah Kauniyah Qodariyah atau Al Masyi’ah. Seperti adanya ketaatan dan kemaksiatan itu semua terjadi di bawah kehendak Allah yang satu ini. Meskipun kemaksiatan itu tidak diinginkan terjadi oleh aturan syari’at.
Di sisi lain Allah memiliki Irodah Syar’iyah Diniyah. Di dalam jenis kehendak/irodah yang kedua ini terkandung kecintaan Allah. Maka orang yang berbuat taat telah menuruti 2 macam kehendak Allah ini. Adapun orang yang bermaksiat dia telah menyimpang dari Irodah Syar’iyah namun tidak terlepas dari Irodah Kauniyah. Lalu apakah orang yang bermaksiat ini terpuji? Jawabnya, Tidak. Karena dia telah melakukan perkara yang tidak dicintai d bahkan dibenci oleh Allah.
Keempat, Al Kholq (Tentang Penciptaan Segala Sesuatu Oleh Allah)
Kita meyakini bahwa segala sesuatu yang ada di alam semesta adalah makhluk ciptaan Allah baik itu berupa dzat maupun sifat, demikian juga seluruh gerak-gerik yang terjadi di dalamnya. Allah Ta’ala befirman, “Allah adalah pencipta segala sesuatu.” (Az Zumar: 62). Perbuatan hamba juga termasuk makhluk ciptaan Allah, karena perbuatan tersebut terjadi dengan kehendak dan kemampuan hamba; yang kedua-duanya ada karena diciptakan oleh Allah. Allah Ta’ala berfirman, “Allah-lah yang Menciptakan kalian dan amal perbuatan kalian.” (QS. Ash Shoffaat: 96)
Sumber Kesesatan Dalam Memahami Takdir
Sesungguhnya kesesatan dalam memahami takdir bersumber dari kesalahpahaman dalam memahami kehendak/irodah Allah. Mereka yang menganggap terjadinya kemaksiatan terjadi di luar kehendak Allah telah menyingkirkan dalil-dalil Al Kitab dan As Sunnah yang menunjukkan tentang Irodah Kauniyah. Orang-orang semacam ini akhirnya terjatuh dalam kesesatan tipe Qodariyah yang menolak takdir. Sedangkan mereka yang menganggap segala sesuatu yang ada baik ketaatan maupun kemaksiatan terjadi karena dicintai Allah telah menyingkirkan dalil-dalil Al Kitab dan As Sunnah yang mengancam hamba yang menyimpang dari Irodah Syar’iyah. Orang-orang semacam ini akhirnya terjatuh dalam kesesatan tipe Jabriyah yang menganggap hamba dalam keadaan dipaksa oleh Allah. Maha Suci lagi Maha Tinggi Allah dari apa yang mereka katakan. Maka Ahlus Sunnah berada di tengah-tengah, mereka mengimani Irodah Syar’iyah dan Irodah Kauniyah, dan inilah pemahaman Nabi dan para sahabat.
Takdir Adalah Rahasia Allah
Ali bin Abi Tholib rodhiyAllahu ‘anhu menceritakan bahwa Nabi shollAllahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Setiap kalian telah ditulis tempat duduknya di surga atau di neraka.” Maka ada seseorang dari suatu kaum yang berkata, “Kalau begitu kami bersandar saja (tidak beramal-pent) wahai Rosululloh?”. Maka beliau pun menjawab, “Jangan demikian, beramallah kalian karena setiap orang akan dimudahkan”, kemudian beliau membaca firman Allah, “Adapun orang-orang yang mau berderma dan bertakwa serta membenarkan Al Husna (Surga) maka kami siapkan baginya jalan yang mudah.” (QS. Al Lail: 5-7). (HR. Bukhori dan Muslim). Inilah nasehat Nabi kepada kita untuk tidak bertopang dagu dan supaya senantiasa bersemangat dalam beramal dan tidak menjadikan takdir sebagai dalih untuk bermaksiat.
Pilih Mana: Jalan ke Surga Atau ke Neraka?
Apabila di hadapan anda terdapat 2 buah jalan; yang satu menuju daerah yang penuh kekisruhan dan ketidakamanan, sedangkan jalan yang satunya menuju daerah yang penuh ketentraman dan keamanan. Akan kemanakah anda akan melangkahkan kaki? Akal sehat tentu tidak memilih jalan yang pertama. Maka demikian pulalah seharusnya kita bersikap dalam memilih jalan yang menuju kehidupan akhirat kita, hendaknya jalan ke surga itulah yang kita pilih bukan sebaliknya. Alangkah tidak adilnya manusia yang memilih kesenangan duniawi dengan akalnya namun justeru memilih kesengsaraan akhirat dengan dalih takdir dan membuang akal sehatnya. Suatu saat ada pencuri yang hendak dipotong tangan oleh kholifah Umar, namun pencuri ini mengatakan, “Wahai Amirul Mukminin sesungguhnya aku mencuri hanya karena takdir Allah.” Umar pun menjawab, “Dan Kami pun memotong tangan dengan takdir Allah.” Lalu siapakah yang kejam? Bukan takdir Allah yang kejam tapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. WAllahu a’lam bish showaab.
Penulis: Abu Mushlih Ari

Surga dan Neraka dalam Qur'an dan Hadits

Salah satu di antara pokok keyakinan Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah mengimani keberadaan Surga (Al Jannah) dan Neraka (An Naar). Salah satunya berdasarkan firman Allah Ta’ala (yang artinya), “Peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir. Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya..”(QS. Al-Baqarah : 24-25).
Mengimani surga dan neraka berarti membenarkan dengan pasti akan keberadaan keduanya, dan meyakini bahwa keduanya merupakan makhluk yang dikekalkan oleh Allah, tidak akan punah dan tidak akan binasa, dimasukkan ke dalam surga segala bentuk kenikmatan dan ke dalam neraka segala bentuk siksa. Juga mengimani bahwa surga dan neraka telah tercipta dan keduanya saat ini telah disiapkan oleh Allah ta’ala. Sebagaimana firman Allah Ta’ala mengenai surga (yang artinya), “..yang telah disediakan untuk orang-orang yang bertakwa” (QS. Ali Imran : 133), dan mengenai neraka (yang artinya), “..yang telah disediakan untuk orang-orang yang kafir.”(QS. Ali Imran : 131).[1] Oleh karena itulah, Al Imam Abu Ja’far Ath Thahawi (wafat 321 H) menyimpulkan dalam Al ‘Aqidah Ath Thahawiyah, “Surga dan neraka adalah dua makhluq yang kekal, tak akan punah dan binasa. Sesungguhnya Allah telah menciptakan keduanya sebelum penciptaan makhluq lain”[2].

Surga dan Kenikmatannya

Allah Ta’ala telah menggambarkan kenikmatan surga melalui berbagai macam cara. Terkadang, Allah mengacaukan akal sehat manusia melalui firman-Nya dalam hadits qudsi, “Kusiapkan bagi hamba-hambaKu yang sholih (di dalam surga, -pen), yaitu apa yang tak pernah dilihat mata, tak pernah didengar telinga, dan tak pernah terlintas dalam hati semua manusia”, kemudian Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam bersabda: “Bacalah jika kalian mau, ‘Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang’ (QS. As-Sajdah : 17)”[3]. Di tempat lain, Allah membandingkan kenikmatan surga dengan dunia untuk menjatuhkan dan merendahkannya. Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam bersabda, “Tempat cemeti di dalam surga lebih baik dari dunia dan seisinya”.[4] Kenikmatan surga juga Allah Ta’ala gambarkan dengan menyebut manusia yang berhasil memasuki surga dan selamat dari adzab neraka, sebagai orang yang beroleh kemenangan yang besar. Sebagaimana Allah Ta’ala firmankan (yang artinya), “Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya kedalam surga yang mengalir didalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar” (QS. An-Nisaa’ : 13)[5] Berikut ini akan kami pilihkan beberapa sifat dan kenikmatan yang ada di dalam surga secara ringkas. Semoga Allah mudahkan langkah kita dalam menggapai surgaNya.
Penamaan Surga
Surga (Al Jannah) secara bahasa berarti : kebun (al bustan), atau kebun yang di dalamnya terdapat pepohonan. Bangsa Arab juga biasa memakai kata al jannah untuk menyebut pohon kurma. Secara istilah, surga ialah nama yang umum mencakup suatu tempat (yang telah dipersiapkan oleh Allah bagi mereka yang menaati-Nya), di dalamnya terdapat segala macam kenikmatan, kelezatan, kesenangan, kebahagiaan, dan kesejukan pandangan mata. Surga juga disebut dengan berbagai macam nama selain Al Jannah, diantaranya : Darus Salam (Negeri Keselamatan;lihat QS. Yunus : 25), Darul Khuld (Negeri yang Kekal;lihat QS. Qaaf : 34), Jannatun Na’im (Surga yang Penuh Kenikmatan;QS. Luqman: 8), Al Firdaus (QS. Al Kahfi : 108), dan berbagai penamaan lainnya.[6]
Pintu-Pintu Surga
Surga memiliki pintu-pintu. Dalam sebuah hadits dari shahabat Sahl bin Sa’ad radhiyallaahu anhu dari Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam, “Di dalam surga terdapat delapan pintu, diantaranya adalah Ar Rayyan. Tidak ada yang memasukinya kecuali orang-orang yang berpuasa”[7]. Dari Utbah bin Ghazawan radhiyallaahu anhu, beliau berkata mengenai lebar tiap pintu surga, “Rasulullah bersabda kepada kami bahwasanya jarak antara daun pintu ke daun pintu surga lainnya sepanjang perjalanan empat puluh tahun, dan akan datang suatu hari ketika orang yang memasukinya harus berdesakan”.[8]
Tingkatan Surga
Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya surga terdiri atas seratus tingkat, jarak antara dua tingkatnya seperti jarak antara langit dan bumi, Allah menyediakannya untuk orang-orang yang berjihad di jalan-Nya”[9]. Tingkatan surga yang paling tinggi ialah Firdaus. Nabi memerintahkan ummatnya untuk berdoa memohon Firdaus melalui sabdanya, “Jika kalian meminta pada Allah mintalah kepadaNya Firdaus, karena sesungguhnya Firdaus adalah surga yang paling utama, dan merupakan tingkatan tertinggi dari surga, diatasnya terdapat ‘Arsy Ar Rahman dan dari Firdaus itulah memancar sungai-sungai surga”[10]
Bangunan-Bangunan dalam Surga
“Tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya mereka mendapat tempat-tempat yang tinggi, di atasnya dibangun pula tempat-tempat yang tinggi” (QS. Az-Zumar : 20). Dari Abu Musa Al Asy’ari dari Nabi shallallaahu alaihi wa sallam beliau bersabda, “Sesungguhnya bagi orang-orang mukmin di dalam surga disediakan kemah yang terbuat dari mutiara yang besar dan berlubang, panjangnya 60 mil, di dalamnya tinggal keluarganya, di sekelilingnya tinggal pula orang mukmin lainnya namun mereka tidak saling melihat satu sama lain.”[11]
Makanan Penghuni Surga
“Dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih, dan daging burung dari apa yang mereka inginkan.” (QS. Al Waqi’ah : 20-21). Adapun buah-buahan surga adalah sebagaimana yang difirmankan oleh Allah Ta’ala (yang artinya), “Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan : ‘Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu.’ Mereka diberi buah-buahan yang serupa” (QS. Al Baqarah : 25). Syaikh As Sa’diy rahimahullah menjelaskan keserupaan dalam ayat diatas dengan, “Ada yang berpendapat serupa dalam hal jenis, namun berbeda dalam penamaan, ada pula yang berpendapat saling menyerupai satu sama lain, dalam kebaikannya, kelezatannya, kesenangannya, dan semua pendapat tersebut benar.”[12]
Minuman Penghuni Surga
“Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan minum dari piala (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur, (yaitu) mata air (dalam surga) yang daripadanya hamba-hamba Allah minum, yang mereka dapat mengalirkannya dengan sebaik-baiknya” (QS. Al Insan : 5-6). Ibnu Asyur menjelaskan mengenai kafur “Yaitu minyak yang keluar dari tanaman mirip oleander yang tumbuh di negeri Cina, ketika usianya telah mencapai satu tahun mengalir dari dahannya minyak yang disebut kafur. Minyak tersebut kental, dan apabila bercampur dengan air jadilah ia minuman memabukkan”[13]. Oleh karena itu, “ka’san” dalam ayat ini maksudnya ialah piala yang biasa menjadi wadah khamr, sebagaimana dijelaskan dalam Tafsir Jalalain. Kata “ka’san” ini juga dipakai dalam ayat, “Di dalam syurga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe” (QS. Al Insan : 17) dan maksudnya ialah minuman arak yang telah bercampur jahe, karena bangsa Arab dahulu biasa mencampur arak dengan jahe untuk menghilangkan bau busuk yang timbul darinya.

Dahsyatnya Neraka

Neraka disiapkan Allah bagi orang-orang yang mengkufuri-Nya, membantah syariat-Nya, dan mendustakan Rasul-Nya. Bagi mereka adzab yang pedih, dan penjara bagi orang-orang yang gemar berbuat kerusakan. Itulah kehinaan dan kerugian yang paling besar. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, “Ya Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun.” (QS. Ali Imran : 192). Demikian pula firman Allah Ta’ala, “Katakanlah: “Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat.” Ingatlah yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.” (QS. Az Zumar : 15). Itulah seburuk-buruk tempat kembali. “Sesungguhnya jahannam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman.” (QS. Furqan : 66)
Penamaan Neraka
An Naar, neraka secara bahasa ialah kobaran api (al lahab) yang panas dan bersifat membakar. Secara istilah bermakna, suatu tempat yang telah disiapkan Allah subhanahu wa ta’ala bagi orang-orang yang mendurhakai-Nya. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya Allah mela’nati orang-orang kafir dan menyediakan bagi mereka api yang menyala-nyala (neraka)” (QS. Al Ahzab : 64). Neraka memiliki beragam nama selain an naar, diantaranya Jahannam (lihat QS. An Naba’ : 21-22), Al Jahim (QS. An Naziat : 36), As Sa’ir (QS. Asy Syura : 7), Saqar (QS. Al Mudatsir : 27-28), Al Huthomah (QS. Al Humazah : 4), dan Al Hawiyah (QS. Al Qari’ah : 8-11)
Pintu-Pintu Neraka
“Jahannam itu mempunyai tujuh pintu. Tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu dari mereka.” (QS. Al Hijr : 44). Pintu yang dimaksud ialah bertingkat ke bawah, hingga ke bawahnya lagi, disediakan sesuai dengan amal keburukan yang telah dikerjakan, sebagaimana ditafsirkan oleh Syaikh As Sa’diy.
Kedalaman Neraka
Dari Abu Hurairah radhiyallaahu anhu, “Kami bersama Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam, tiba-tiba terdengar suara benda jatuh. Maka Nabi shallallaahu alaihi wa sallam bertanya, ‘Tahukah kalian apakah itu?’ Kami pun menjawab, ‘Allah dan RasulNya lebih mengetahui’. Rasulullah berkata, ‘Itu adalah batu yang dilemparkan ke dalam neraka sejak tujuh puluh tahun lalu. Batu itu jatuh ke dalam neraka, hingga baru mencapai dasarnya tadi’. [14]
Bahan Bakar Neraka
“Peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir” (QS. Al Baqarah : 24). Batu yang dimaksud dalam ayat ini ditafsirkan oleh Ibnu Abbas dan sebagian besar pakar tafsir dengan belerang, dikarenakan sifatnya yang mudah menyala lagi busuk baunya. Sebagian pakar tafsir juga berpendapat bahwa yang dimaksud batu di sini, ialah berhala-berhala yang disembah, sebagaimana Allah berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah, adalah umpan Jahannam, kamu pasti masuk ke dalamnya.” (QS. Al Anbiya : 98)
Panas Api Neraka
Dari Abu Hurairah radhiyallaahu anhu beliau berkata, “Rasulullah shallallaahu alaihi wa salam bersabda, ‘Api kalian, yang dinyalakan oleh anak Adam, hanyalah satu dari 70 bagian nyala api Jahannam. Para shahabat kemudian mengatakan, ‘Demi Allah! Jika sepanas ini saja niscaya sudah cukup wahai Rasulullah! Rasulullah menjawab, ‘Sesungguhnya masih ada 69 bagian lagi, masing-masingnya semisal dengan nyala api ini’”.
Makanan Penghuni Neraka
Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri, yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar” (QS. Al Ghasiyah : 6-7). Ibnu Katsir rahimahullah membawakan perkataan Ali bin Abi Thalhah, dari Ibnu Abbas, “Itu adalah pohon dari neraka”. Said bin Jubair berkata, “Itu adalah Az Zaqum (pepohonan berduri bagi makanan penghuni neraka)”. Ada pula yang berpendapat bahwa yang dimaksud ialah batu.
Minuman Penghuni Neraka
Di hadapannya ada Jahannam dan dia akan diberi minuman dengan air nanah, diminumnnya air nanah itu dan hampir dia tidak bisa menelannya” (QS. Ibrahim : 16-17). Yaitu mereka diberi air yang amatlah busuk baunya lagi kental, maka merekapun merasa jijik dan tidak mampu menelannya. “Diberi minuman dengan hamiim (air yang mendidih) sehingga memotong ususnya” (QS. Muhammad : 47). Hamiim ialah air yang mendidih oleh panasnya api Jahannam, yang mampu melelehkan isi perut dan menceraiberaikan kulit mereka yang meminumnya. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Dengan air itu dihancur luluhkan segala apa yang ada dalam perut mereka dan juga kulit (mereka)” (QS. Al Hajj : 20).[15]
Mengingat Nikmat Surga dan Adzab Neraka Sumber Rasa Khusyu’ dalam Hati
Yahya bin Mu’adz berkata, “Rasa takut di dalam hati bisa tumbuh dari tiga hal. Yaitu senantiasa berpikir seraya mengambil pelajaran, merindukan Surga seraya memendam rasa cinta, dan mengingat Neraka seraya menambah ketakutan.” Hendaklah diri kita tidak pernah merasa aman dari adzab neraka. Sulaiman At Taimi pernah berkata, “Aku tidak tahu apa yang tampak jelas bagiku dari Rabbku. Aku mendengar Allah ‘azza wa jalla berfirman, “Dan jelaslah bagi mereka adzab dari Allah yang belum pernah mereka perkirakan”. (QS. Az Zumar : 47).[16] Semoga tulisan ini dapat menambah rasa takut dan harap kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala, memotivasi kita untuk meningkatkan amal shalih, dan menjauhi larangan-laranganNya.
Penulis: Yhouga Ariesta M
Artikel www.muslim.or.id

[1] A’lamus Sunnah Al Mansyurah (hal. 134-135). Syaikh Hafidz bin Ahmad Al Hakami rahimahullah. Tahqiq : Dr. Ahmad bin Ali ‘Alusyi Madkhali. Cetakan Maktabah Ar Rusyd.
[2] Bagaimana Cara Beragama yang Benar? Dr. Muhammad bin Abdurrahman Al-Khumais. Terjemah : Muhammad Abduh Tuasikal, ST. Pustaka Muslim.
[3] HR. Bukhari [3244] dari shahabat Abu Hurairah radhiyallaahu anhu
[4] HR. Bukhari [3250]
[5] Al-Yaumul Akhir : Al Jannatu wa An-Naar (hal. 117-118). Dr. Umar Sulaiman Al-Asyqar. Cetakan Daar An-Nafais.
[6] Al Jannatu wa An Naar, Abdurrahman bin Sa’id bin Ali bin Wahf Al Qahthani rahimahullahu ta’ala, dengan tahqiq : Dr. Sa’id bin Ali bin Wahf Al Qahthani hafizhahullah
[7] HR. Bukhari [6/328] dan Muslim [8/32]
[8] HR. Muslim [2967]
[9] HR. Bukhari [6/11] dan Muslim [13/28]
[10] Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallaahu anhu. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Takhrij Kitabus Sunnah [581]
[11] HR. Bukhari [6/318], Muslim [17/175], dan Tirmidzi [6/10]
[12] Taisir Karim Ar Rahman fii Kalam Al Mannan, Syaikh As Sa’di, Muassassah Ar Risalah. Asy Syamilah.
[13] At Tahrir wa At Tanwir, Ibnu Asyur, Mawqi’ At Tafasir. Asy Syamilah.
[14] HR. Muslim 2844
[15] Disarikan dari Tadzkiyah Al Abrar bi Al Jannati wa An Naar. Dr. Ahmad Farid. Maktabah Al Mishkat Al Islamiyah.
[16] “1000 Hikmah Ulama Salaf”. Shalih bin Abdul Aziz Al Muhaimid, diterjemahkan oleh Najib Junaidi, Lc. Pustaka Elba hal. 316-317
Dari artikel Nikmatnya Surga, Dahsyatnya Neraka — Muslim.Or.Id

Gambaran Surga Menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah

Surga itu adalah tempat kenikmatan yang kekal sempurna yang tidak ada didalamnya kekurangan sama sekali. Ia disediakan ALLAH bagi mereka yang mentaati Perintah-Nya dan tidak mengingkari Kebenaran yang dibawa Rasul-Rasul-Nya, yakni orang-orang yang beramal shaleh semasa hidup didunia.

Tidak ada kenikmatan didunia yang dapat menandingi kenikmatan yang disediakan ALLAH didalamnya. ALLAH SWT didalam hadits Qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari dari Abu Hurairah :


"Aku sediakan bagi hamba-hamba-Ku yang shaleh segala sesuatu yang tidak pernah terlihat oleh mata, tidak pernah terdengar oleh telinga dan tidak pernah terlintas dalam hati manusia"
Kemudian Rasulullah bersabda, 'bacalah jika kalian mau"

"Seorang pun tidak mengetahuinya apa yang disembunyikan untuk mereka, yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan" (QS As Sajdah :17)

Disurga manusia tidak pernah merasa susah atau capek-capek. Tidak ada kebosanan serta usaha yang keras, sebab kerja keras sudah dilakukan semasa di Dunia dengan berjuang sekuat-kuatnya mempertahankan iman dan ketaqwaan kepada ALLAH. Di surga tinggal memetik hasilnya saja, hasil dari amal-amal kita semasa hidup didunia. Kita disana tidak akan pernah menjadi tua dan tidak pernah mati.

Rasul SAW bersabda :"Diserukan oleh orang yang menyerukan 'wahai penduduk surga, sesungguhnya untukmu adalah kesehatan, maka kamu tidak akan sakit selamanya. Untuk kamu adalah kehidupan, maka kamu tidak pernah mati selama-lamanya. Untuk kamu selalu muda, maka kamu tidak akan tua selama-lamanya. Untuk kamu selalu bersenang-senang, maka kamu tidak akan susah selama-lamanya....dan seterusnya." (HR. Abu Hurairah)

Dalam Al-Qur'an ALLAH SWT menerangkan :
"Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan" (QS. Annisa:14)

"....Dan diserukan kepada mereka: 'ltulah surga yang diwariskan kepadamu, disebabkan apa yang dahulu kamu kerjakan.'"(QS. Al-Aaraf:43)

" Allah menjanjikan kepada orang-orang mukmin, lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang bagus di surga 'Adn. Dan keridhaan Allah adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar"(QS.At-Taubah:72)

Masih banyak lagi ayat-ayat didalam Al-Qur'an yang menerangkan tentang Surga ini. Diantaranya Al-Baqarah 25, Al-Furqan 10, Al-Hajj 14, Alhajj 23, Al-Aaraf 46, At-Taubah 100, Ath Thalaaq 11, Al-Kahfi 31, Ath Thuur 17, Ath Thuur 23, Al Fath 5, Al Fath 17, Al Ahqaaf 14, Al Jaatsiyah 30, Az Zukhruf 73, dan ada banyak lagi..

Didalam Hadits Rasulullah juga menerangkan :
"Bahwa penduduk surga itu saling melihat orang yang berada dikamar di atas mereka, sebagaimana kamu melihat bintang-bintang yang ada diufuk timur maupun barat dikarenakan kurang-lebihnya diantara mereka. Para sahabat bertanya, 'Ya Rasul, itu adalah tempat para Nabi, yang tidak akan dicapai kecuali mereka ?'. Nabi SAW menjawab 'tidak! demi Tuhan yang diriku dalam kekuasaan-Nya, mereka itu laki-laki yang beriman kepada ALLAH dan membenarkan para utusan". (HR Imam Bukhari-Muslim dari Abu Sa'id Al-Khudri ra)

1. Tingkatan-tingkatan Surga dan Penghuninya
Rasulullah SAW bersabda :
"Barangsiapa beriman kepada ALLAH dan Rasul-Nya dan mendirikan shalat serta berpuasa di bulan Ramadhan, maka wajib bagi ALLAH untuk memasukkannya ke dalam surga. Dan orang yang berjihad dijalan ALLAH atau duduk di negerinya dimana ia dilahirkan. Maka sahabat berkata : 'Ya Rasulullah, tidakkah kamu beritakan kepada orang-orang ?" Rasul SAW menjawab : "Sesungguhnya di dalam surga ada seratus tingkatan yang disediakan ALLAH bagi orang-orang yang berjihad di jalan ALLAH, jarak antara dua tingkatan seperti antara langit dan bumi. Maka apabila kamu memohon kepada ALLAH, mohonlah (surga) Firdaus kepada-Nya, karena ia terletak ditengah surga-surga yang tertinggi'. Saya rasa beliau mengucapkan :'Dan diatas-Nya ada Arsy Ar-Rahman dan dari situ dipancarkan sungai-sungai surga". (HR. Bukhari dari Abu Hurairah ra).

Dalam riwayat lain dijelaskan :
"Sesungguhnya penghuni tingkatan-tingkatan yang tinggi bisa terlihat orang-orang dibawah mereka sebagaimana kalian melihat bintang yang naik di cakrawala langit, dan sesungguhnya Abu Bakar dan Umar termasuk dari mereka dan keduanya bersenang-senang". (HR. At-Tirmidzi, Ahmad, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban, dari Abi Said).

Menurut Al-Qurthubi, bahwa kamar-kamar disurga itu berbeda-beda dalam ketinggian dan sifatnya sesuai dengan perbedaan amal-amal para penghuninya. Sebagiannya lebih tinggi dan mulia dari pada sebagian yang lain. Penghuni tingkatan yang tinggi berada dalam kenikmatan yang lebih tinggi dari pada orang-orang yang dibawah mereka. ALLAH telah menyebutkan bahwa Dia menyediakan dua surga bagi orang-orang yang takut.

"Dan bagi yang takut saat menghadap Tuhannya ada dua surga". (QS Ar-Rahman:46).

“Dan selain dari dua surga itu ada dua syurga lagi” (QS Ar Rahman:62)

Menurut Ibnu Abbas dan Abu Musa Al-Asy’ari, bahwa dua surga yang pertama itu disediakan ALLAH untuk para muqaribbin. Sedangkan dua surga yang dibawahnya diperuntukkan mereka dari golongan kanan.

Perbedaan keduanya terkait dengan sifat yang ada didalamnya. Seperti Firman ALLAH :
“Di dalam kedua syurga itu ada dua buah mata air yang mengalir” (QS. Ar Rahman 50), sedangkan dua surga yang dibawahnya :
“Di dalam kedua syurga itu ada dua buah mata air yang memancar” (QS. Ar Rahman:66).

Begitu juga mengenai buah-buahan yang ada didalamnya. Dalam dua surga yang pertama terdapat macam-macam : “… buah-buahan yang berpasangan” (QS Ar Rahman: 52), sedangkan dua surga dibawahnya hanya disebutkan : “ada (macam-macam buah-buahan dan kurma serta delima". (QS. Ar Rahman: 68).

Dalam dua surga pertama ALLAH berfirman :
“Mereka bertelekan di atas permadani yang sebelah dalamnya dari sutera. Dan buah-buahan di kedua syurga itu dapat (dipetik) dari dekat” (QS Ar Rahman:54).
Sedangkan dua surga dibawahnya ALLAH menerangkan :
“Mereka bertelekan pada bantal-bantal yang hijau dan permadani-permadani yang indah” (QS Ar Rahman :76).

Selanjutnya disebutkan pula mengenai sifat-sifat bidadari yang ada didalamnya. Dalam dua surga yang pertama, ALLAH menyebutkan : “Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan” (QS Ar Rahman : 58). Sedangkan bidadari yang ada dalam dua surga dibawahnya disebutkan ALLAH : “Di dalam syurga itu ada bidadari-bidadari yang baik- baik lagi cantik-cantik” (QS Ar Rahman:70).

Mengenai derajat surga yang paling rendah dan paling tinggi, Rasulullah SAW menyebutkan :
“Musa bertanya kepada Tuhannya : ‘siapakah penghuni surga yang terendah derajatnya ?’
Allah menjawab : ‘ia adalah seorang anak laki-laki yang dating sesudah penghuni surga dimasukkan kesurga. Kemudian dikatakan kepadanya : ‘masuklah kedalam surga’. Maka ia berkata, ‘Ya Tuhanku, bagaimana ? Orang-orang telah menempati tempat-tempat mereka dan mengambil bagian-bagian mereka ?’. Maka dikatakan padanya : ‘Tidakkah engkau suka memiliki seperti kerajaan seorang raja didunia ?’. Orang itu menjawab : ‘aku rela Wahai Tuhanku’ Maka ALLAH berkata : ‘bagimu kerajaan ini sepuluh kali seperti itu dan bagimu apa yang disukai oleh dirimu dan menyedapkan pandanganmu’. Orang itu berkata : ‘ Aku rela wahai Tuhanku’. Musa berkata : ‘ya Tuhanku, siapakah orang yang paling tinggi derajatnya disurga ?’ ALLAH menjawab : ‘Mereka itu adalah orang-orang yang ku kehendaki, Ku-tanam kemuliaannya dengan kekuasaan-Ku dan Aku segel diatasnya. Maka ia tidak pernah terlihat oleh mata, dan tidak pernah terlintas dalam hati manusia."

Menurut Ibnu Katsir dalam An-Nihayah, orang yang mendapatkan derajat tertinggi di surga itu adalah Wasiilah, yang didalamnya ada kedudukan Rasulullah SAW. Jadi, mendapatkan derajat tertinggi di surga Insya ALLAH adalah Nabi Muhammad SAW.
Sedangkan diantara mereka yang akan mendapatkan tingkatan tinggi di surga adalah para syuhada'. Dan yang paling utama dari syuhada’ adalah mereka yang berperang dibarisan pertama, dan mereka tidak berpaling sedikitpun hingga mereka terbunuh.

Rasul SAW menerangkan dalam Hadits :
“Para syuhada’ yang paling utama adalah orang-orang yang berperang dibarisan pertama. Mereka tidak memalingkan wajah-wajah mereka sehingga mereka terbunuh. Mereka itu berbaring dikamar-kamar tertinggi disurga. Tuhanmu tertawa pada mereka. Apabila Tuhanmu tertawa kepada seorang hamba disuatu tempat, maka baginya tidak dikenai hisab” (HR. Imam Ahmad dan Thabrani dari Nua’im bin Hammar).

Selain itu juga mereka yang membantu janda dan orang miskin termasuk yang mengasuh anak yatim. Demikian juga, orang tua yang karena kebaikan do’a anak-anaknya. Kesemuanya itu termasuk mereka yang mendapat derajat tinggi di surga kelak.

A. Makanan dan Minuman Ahli Surga
Makanan disurga jelas saja sangat jauh berbeda dengan didunia. Disana tidak dikenal istilah kuman dan makanan yang membawa bakteri penyakit. Karena disurga tidak ada lagi yang namanya kesusahan sedikitpun.
“sesungguhnya penghuni surga makan dan minum di dalamnya, mereka tidak meludah, tidak kencing, tidak buang air besar, dan tidak mengeluarkan ingus. Para Sahabat berkata : ‘Kemana sisa makanannya ?’ Nabi SAW menjawab : ‘menjadi sendawa seperti sendawa misik’". (Shahih Muslim dari Jabir bin Abdullah).

Didalam surga kita dapat memilih makanan yang kita sukai dari buah-buahan, daging burung dan sebagainya.
Allah menerangkan dalam Al-Qur’an :
“Mereka berada di atas dipan yang bertahta emas dan permata. seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan. Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda. dengan membawa gelas, cerek dan minuman yang diambil dari air yang mengalir. mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk. dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih. dan daging burung dari apa yang mereka inginkan. Dan ada bidadari-bidadari bermata jeli, laksana mutiara yang tersimpan baik. Sebagai balasan bagi apa yang telah mereka kerjakan". (QS Al Waaqi'ah : 15-24)

Muslim meriwayatkan hadits :
Seorang Yahudi bertanya kepada Rasul SAW, “Apakah hidangan mereka ketika masuk surga ?’ Rasul Menjawab : ‘Kelebihan hati ikan’. Ia bertanya lagi : ‘Apakah makanan mereka sesudah itu ?’. Nabi SAW menjawab ‘disembelih bagi mereka sapi surga yang makan dari tanamannya’. Orang itu bertanya : ‘Apakah minuman mereka sesudah itu?’ Nabi menjawab : ‘Dari mata air yang bernama Salsabil’. Orang itu berkata :’Engkau berkata benar.”

Selain itu minuman disurga telah ALLAH siapkan lautan air, lautan susu, lautan madu, dan sungai-sungai yang memancar dari lautan ini, sampai kepada lautan khamar. Hah khamar ???????????
Iya disurga Khamar dihalalkan. Khamar haram di dunia tapi halal di Surga (Akhirat).
Dalam Al-Qur’an ALLAH menerangkan :
“Diedarkan kepada mereka gelas yang berisi khamar dari sungai yang mengalir. (Warnanya) putih bersih, sedap rasanya bagi orang-orang yang minum. Tidak ada dalam khamar itu alkohol dan mereka tiada mabuk karenanya". (QS. Ash Shaaffaat 45-47)

“(Apakah) perumpamaan (penghuni) jannah yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring; dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka….”(QS Muhammad:47)

“Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan minum dari gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur. (yaitu) mata air (dalam surga) yang daripadanya hamba-hamba Allah minum, yang mereka dapat mengalirkannya dengan sebaik-baiknya". (QS.Al Insaan 5-6).

B. Para Bidadari Surga
Siapa sih yang nggak tau bidadari? Mungkin kata-kata bidadari udah akrab sekali nempel dikuping kita di kehidupan sehari-hari. Terutama lewat lagu-lagu Padi, Ada Band, . Atau lewat cerita-cerita tradisional atau cerita nenek-nenek kita yang sangat sering menyebut istilah “bidadari turun dari kayangan”. Tapi apakah sudah kenal siapa itu bidadari? Hehehe.. Yuk kenalan ama Bidadari…
Mengenai ini kita bisa membuka Al-Qur’an surat Ad Dukhan ayat 54. Disana ALLAH menjelaskan : “demikianlah, dan Kami kawinkan mereka dengan bidadari”

Mengenai sosoknya ALLAH sudah menerangkan didalam Al-Quran dibeberapa ayat. Diantaranya :

Surat Al-Waqi’ah 22-23.
“Dan ada bidadari-bidadari bermata jeli, laksana mutiara yang tersimpan baik”.


Baik disini tentu tidak sama dengan versi baiknya kita didalam kehidupan dunia. Baik yang di katakan ALLAH ini tentu sesuatu yang sangat sangat baik. Soalnya ALLAH yang mengatakannya.

Surat Ar Rahman 56 sampai 58 :
“Di dalam syurga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni syurga yang menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan ? Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan. "

Berkenaan dengan Surat Ar Rahman Ayat 58 diatas, Rasulullah SAW bersabda :
“Wajah bidadari dipandang dalam penutupnya itu lebih bersih dari pada cermin. Mutiara (bidadari) yang paling sedikit itu menyinari diantara timur dan barat, yang diatasnya ada 70 lapis pakaian yang bisa tembus oleh penglihatannya. Sehingga ia bisa melihat sum-sum tulang betisnya dari belakang (karena indah)” (HR. Imam Abu Yu’la, melalui Abu Said Al-Khudri ra.)

Rasulullah SAW juga menceritakan : “Andaikata seorang wanita dari wanita surga (bidadari) itu melihat ke bumi, pastilah diantara bumi penuh dengan cahaya. Dan surga itu bau-bauan". (HR. Muslim dari Anas RA)

Menurut Ulama Mujahid, bahwa bidadari-bidadari di surga itu suci. Mereka tidak mengalami siklus duniawi seperti haid, beranak, buang air besar, kencing, meludah, berdahak, dan keluar mani. Sesuai dengan penafsirannya tentang Surat Ali Imran:15
“dan isteri-isteri (pasangan) yang suci”

Rasulullah bersabda :
“Tidak ada seorang yang masuk surga, kecuali bilamana ia duduk pada sisi kepala dan kakinya ada dua bidadari yang menyanyi untuknya, dengan suara yang indah, yang bisa didengarkan oleh manusia dan jin. Itu bukanlah semacam serunai setan (musik yang menimbulkan syair kejahatan) melainkan merupakan pujian dan pensucian kepada ALLAH SWT” (HR. Thabrani dari Abu Amamah Al-Bahily)

C. Pakaian dan Perabotan Ahli Surga
Dalam surga disediakan istana-istana, tempat-tempat duduk dikebun, dan tanaman-tanamannya disiapkan dengan berbagai pemadani yang indah untuk duduk-duduk dan bersandar dan sebagainya. Tempat-tempat tidur disurga terbuat dari sutra.
“Di dalamnya ada takhta-takhta yang ditinggikan, dan gelas-gelas yang terletak (di dekatnya), dan bantal-bantal sandaran yang tersusun, dan permadani-permadani yang terhampar". (QS Al Ghaasyiyah 13-16).

“Mereka bertelekan di atas permadani yang sebelah dalamnya dari sutera. Dan buah-buahan di kedua syurga itu dapat (dipetik) dari dekat.” (QS Ar Rahman : 54)

“Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu, dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian, Mereka berada di atas dipan yang bertahta emas dan permata, seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan” (QS Al-Waqi’ah:13-16)

Allah juga menerangkan :
“Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang beriman dan mengerjakan amal yang saleh ke dalam surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Di surga itu mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas dan mutiara, dan pakaian mereka adalah sutera.” (QS Al Hajj:23)

D. Kenikmatan Tertinggi : Melihat Wajah ALLAH Yang Maha Mulia
Tidak ada kenikmatan penghuni surga yang melebihi kenikmatan yang terakhir ini. Yakni kenikmatan merindukan ALLAH dan dapat melihat Wajah ALLAH Yang Maha Agung. Ibnu Katsir menyatakan, bahwa melihat ALLAH adalah puncak tertinggi dalam kenikmatan akhirat dan derajat tertinggi dan berbagai pemberian ALLAH yang istimewa.
Ini sesuai dengan Firman ALLAH didalam Al-Qur’an :
“Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannyalah mereka melihat.” (QS. Al-Qiyamah:22-23).

Rasul SAW bersabda :
“Ketika penghuni surga masuk surga, ALLAH swt berkata : ‘apakah kalian menginginkan supaya Aku menambah sesuatu ?’ Mereka kemudian menjawab: ‘Bukankah Engkau telah memutihkan wajah-wajah kami ? Bukankan Engkau telah memasukkan kami kedalam surga dan menyelamatkan kamu dari neraka ?’ Nabi SAW bersabda : ‘Kemudian tabir disingkapkan, maka mereka tidak diberi sesuatu yang lebih mereka sukai daripada memandang kepada Tuhan mereka ALLAH TABARRAKA WA TA’ALA.” (HR. Muslim dan Tirmidzi dari Shuaib Ar-Rumi ra).

2. Sifat Surga
Sebagai manusia yang sangat kecil dan tidak tahu apa-apa ini , tentu kita tidak bisa membayangkan bentuk surga itu secara persis. Paling-paling bayangkan kita tentang surga 99,999 % masih memasuk-masukan bentuk alam bumi ini. Hehe… ketika membayangkan bentuk kamar-kamar disurga malah yang adanya kembali ada bayangan kamar sendiri. Padahal tidak seperti itu. Surga sangat sangat jauuuuuuuuuuh perbandingannya dengan bumi yang kita diami sekarang. Paling-paling kita hanya bisa membayangkannya seadanya saja, Sesuai dengan batas taraf pemikiran manusia bumi yang lemah seperti kita ini.

"Tanah disurga itu adalah misik yang putih bersih" (Shahih Muslim dan Musnad Imam Ahmad).
Seperti yang diriwayatkan Shahihain dari Anas bin Malik dari Abi Dzaar dalam hadist mi’raj ia bersabda : “Aku dimasukkan dalam surga. Ternyata didalamnya terdapat batu-batu mutiara dan tanahnya dari misik”

Mengenai sungainya Rasul SAW menerangkan :
“Ia adalah sebuah sungai yang diberikan ALLAH kepadaku di surga. Tanahnya adalah misik, airnya lebih putih daripada susu dan lebih manis dari pada madu. Sungai itu didatangi burung-burung yang lehernya seperti leher unta” (HR. Ahmad).

Allah juga menerangkannya didalam Al Quran :
“(Apakah) perumpamaan (penghuni) jannah yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring; dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka, sama dengan orang yang kekal dalam jahannam dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong ususnya ?” (QS Muhammad: 15)

Perihal rumah di surga diterangkan oleh Nabi dalam Haditsnya :
Jibril mendatangi Rasulullah SAW dan berkata :
”Ya Rasulullah, ini khadijah telah datang membawa sebuah wadah berisi kuah dan makanan. Jika ia datang kepadamu, sampaikan salam kepadanya dari Tuhan dan dariku, dan beritahukan kepadanya tentang sebuah rumah baginya di surga dari emas, tidak ada keributan di dalamnya dan tidak ada kepayahan” (HR. Bukhari-Muslim dari Abu Hurairah ra).
Nabi Muhammad juga menerangkan tentang bau surga yang harum dapat tercium baunya dari jarak empat puluh tahun. Dalam shahih Bukhari, Musnad Ahmad, Sunan Nasai dan Ibnu Majah diriwayatkan dari Abdullah bin Amru bahwa Rasulullah SAW bersabda :
“barangsiapa membunuh mu’ahid (orang kafir yang berdamai dengan kaum muslimin), maka ia tidak mencium bau surga, padahal baunya dapat tercium dari jarak 40 tahun”

Dan masih sangat banyak lagi sifat-sifat surga yang Sangat Indah yang tidak dapat kita gambarkan secara rinci satu persatu. Ini hanya sebagian kecil saja yang dapat kita gambarkan yang tentu saja hanya merupakan titik yang sangat kecil dari pada gambaran surga yang sebenarnya. Seperti kemah, buah-buahan, binatang-binatang surga dan seterusnya. Namun yang terpenting bagi kita adalah hikmah bagi kita semua. Semoga kita merupakan salah satu hamba yang diperkenankan ALLAH untuk menjadi penghuni surganya, Amin…

Sabtu, 23 Februari 2013

Khutbah Nikah Pidato Dina Acara Pertikahan

Puji anu jadi pangais ati, Puja anu jadi panghias rasa, Puji urang sungkeun ka Gusti nu maha suci nyaeta Alloh Robbul Izzati, fuja urang sanggakeun kanu maha kawasa nyaeta Alloh Azza Wazalla, anu mana nitih wanci anu mustari ninggang dina mangsa anu lugina, taqdir tetiasa dipungkir Qadar tetiasa di singular urang sadayana dina wengi nu ayeuna tiasa riung mungpulung patepung lawung paamprok jenghok, pateupang wajah dina haflah mubarokah nu mudah-mudahan ieu riungan sing di janteunkeun ku Alloh, sing dicatetnkeun dina hiji kasaean kin di yaumal Qiyamah. Amiin ya Alloh ya robbal ‘Alamin……

Teu hilap solawat siraneung salam mugia sing dikocorkeun, dikucurkeun, oge di kecerkeun ka jungjunan urang sadayana anu pang nyongcolangna sa alam marca pada ya’ni Nabiyana Muhammad SAW. oge kulawargina, shoabatna tabi’in sareng tabi’atna tug dugi ka urang sadayana anu hadir dina ieu tempat mudah-mudahan kenging syafa’atna kin di yaumal Qiyamah. Amiin ya Alloh ya robbal ‘Alamin……

Para hadirin rohimakumulloh..!
Sateacana simkuring ngabahas masalah anu aya patula-patali, pakuat- pakait dugika pajeujeutna jeng masalah nikah mangga urang leuyeupan heula dauhan Alloh dina al-Qur’an anu unggelna :

وخلقنكم ازواجا
“jeng geus nyiptakeun kami ka maraneh kabeh barina sa jodo-sajodo”

Tegesnamah aya langit aya bumi, aya beurang aya peuting, aya caang aya poek, aya jangkung aya pendek aya mancung aya pesek, nyakitu deui aya lalaki aya awewe. Intinamah Alloh nyiptakeun ka makhlukna teh pasang-pasangan, dua-dua. Bahkan jikalau kita tela’ah organ tubuh urang oge namina teh dua-dua. Anu pang hanapna namina ku…ku..naek kaluhur namina ping…ping, tatangga ping-ping namina tit…tit naek deui kaluhur namina da…da…, tatangga da-da namina su..su… luhureun susu namina tak…tak… naek deui kaluhur namina pi…pi… tah ieu nu terahir (bari nunjuk kana tarang) namina nong…nong.. jadi atu tetela pisan yen Alloh nyptakeun makhlukna teh sajodo-sajodo, pasang-pasangan, dua-dua, dugina ka nami-namina


Hadirin rohimakumulloh...!”
Lamun urang ngabahas nikah minimalna bakal aya opat pertarosan.
 Naon ngaran nikah..?
 Saha anu kudu nikah...?
 Kasaha kudu nikah,,,?
 Naon bae langkah-langkah saba’da nikah...?

Maka ieu pangaosan ku simkuring dibagi jadi ermpat babak tidak besambung
Babak pertama : naon ari ngaran nikah ? jawab : anu mana ngaran nikah teh mun ceuk bahasa santrimah ta’rif nikah mun ceuk nusakolamah definisi nikah ? Definisi ieu ka bagi dua :
1. Secara Ethimologi (lughowi)
2. Secara Terminologi (istilah)

Para hadirin rohimakumulloh....!”
Nikah secara Lughowi tos ka uninga kusadayana dina kitab-kitab fiqih nyaeta :
الاجتماع
“kadar-kadar kumpul”
Ngaran nikah secara istilah nyaeta : (فتح المعين : جلد ٣)
Tapi saur pamudamah nikah teh singkatan tina Nun (Ni’mat) Kaf (Karasa) Ha (Haneut). Jadi atuh-atuh jadi nikah teh singkatan tina ni’mat karasa haneut. Tapi saur sepuhmah : Nun (Ni’mat)... kitu oge ceunah... cek bapana budak. Da anu sing jareuntul didieu oge tina hasilna tina nikmatna nikah, da niatmah da lain nyieun anak tapi nyieun enak. Lereus............!”



Sakumaha ceuk Qo’idah :
نعمة الدنياثلاثة فلتعتبر * لمس وقبلة وادخال الذّكر

“ Nikmat dunya sadayana aya tilu
Nyabak nyieun ngasupkeun anu ngabeuntelu “
Tapi eta nikmat nikah teh ngan dua rebo kaditunamah dedeieun saba’da ni’mat timbul nu kadua nyaeta Kaf (Karohah) hartosna pikangewaeun, pikasebeleun da ningali pamajikan reuseup soteh ker panganten anyar, ningali pamajikan teh jiga Shopia Laurent, jiga Lidia Kandau, jiga Krisdayanti, tapi lamun geus bereset budak tilu beulas mah, komo lamun ker gendut, ningali pamajikan jiga buntelan, keur panganten anyarmah, ningali pamajikan teh di teuteup ti hareup sieup, disawang titukang kenjang ditilik ti gigir leunggik, tapi ges bereset budak tilu belasmah beda deui bahasana. Di teuteup ti hareup jiga keyeup, disawang titukang jiga hurang, ditilik ti gigir jiga langgir di ukur tiluhur jiga undur-undur, diragap tihanap jiga hap-hap, tah ieu anu disebut Karohah teh tegesna pikangewaeun.

Salajeungna timbul nu katilu nyaeta Ha, ieu mah aya dua alternatif. Lamun nyanghareupan Karohah...lulus, maka Ha na teh hasanah teugeusna keluarga anu Mawadah Warohmah tur Sakinah (keluarga anu didasaran ku cinta jeng kasih sayang), tapi lamun nyanghareupan Karophah hanteu lulus maka Ha na teh Hazanah (keluarga nu awet rajet) anu didasaran kurasa egois jeng emosi. Mudah-mudahan ieu panganten sing kalebeut keluwarga anu Mawadah Warohmah. Amiiin......!”

Para hadirin rohimakumulloh...!”
Babak anu kadua nyaeta saha anu kudu nikah teh? Waleranana pidawuh rosul :




“wahai para pemuda …sing saha jalma anu geus sanggup di antara anjeun kabeh kana mere nafkah(dzohir batin) maka pek geura nikah”
Dina ieu hadist, rosul ngahimbau ka para pemuda, anu geus memasuki masa fuber, mun ceuk bahasa Indiana mah beuger eta mah rek si fery, si frengki, si jacky, kecuali aki-aki, anu geus sanggup nganafkahan dzohir jeng batin tegesna mah geus bisa maraban biwir luhur jeung handap maka pek geura narikah. Atuh pemuda anu ngan saukur rambut gondrong kerjaan nongkrong, bujal bodong hobi nampang tapi jajan ngutang, eta mah teu acan ka leubeut hadist rosul anu bieu.
Babak katilu : ka saha kudu nikah teh? Walerannana nyaeta pidawuh Allah dina Al-Qur’an.

فانكحوا ماطاب اكم
“ Maka kudu narikah maraneh kabeh kanu di pikacinta ku maraneh kabeh”
Dina ieu ayat Alloh marentah nikah teh Alloh marentah nikah kanu di pikacinta lain kanu geulis, lamun Alloh marentah nikah kanu geulis, maka awewe anu peunteun 3 ½ keur saha? jeung lamun Alloh marentah nikah kudu kanu kasep simkuring saha layanna. Tapi perlu kita garis bawahi anu di maksud ku geulis didie teh lain geulis ceuk si Mamat anu di ukur ku syahwat, tapi geulis mungguh Agama nyaeta anu dan din dun (pinteur dan-dan) din (alus agamana) dun (alus dunyana) lain anu dat dit dut.(goring adat) dit (pedit) dut (siga badut samutut ari jeung hitut) ngan eta anu dan din dun teh langka pisan di zaman kiwari mah tapi euweuh-euweuh teing mah te kudu hese nu penting bageur, pinter, beunghar, keun bae geulis oge.
Bapak ka opat : naon bae langkah-langkah saba’da nikah ? waleran nana dawuaha Alloh dina Al-Qur’an :
وعا سروهنّ بامعروف

“Perlakukeun istri-istri maraneh kabeh kalawan hade”
Tegesnamah salaki kudu bisa memperlakukeun istrina kalawan alus atuh salaki teh kudu apal kana haq jeng kawajiban nana, anu mana kawajibanna teh ngan aya opat :
 Ngimahan sing pageuh
 Makean anu weuteuh
 Maraban sing nepika seubeuh
 Ngendongan sing nepika reuneuh
Nya kitu deui, Istri sing apal kana hak jeung kawajibanna. Anumana kawajibanana sami aya opat diantarana masak, diwedak, nangkarak, ngadengkak. Tah insya Alloh, upami duanana tiasa ngalaksanakeun kana tugas jeng kawajiban, bakal terwujud keluarga anu Mawadah Warohmah tur Sakinah nyaeta keluarga anu bahagia, keluarga anu didasaran ku cinta sareung kasih sayang, cindekna mah ka cai jadi saleuwi, ka darat jadi salogak, ka cai daraek ngaji, ka darat daraek sholat. Se ia se kata, se iring sejalan, runtut raut sauyunan dugika paketrok iteuk, bahkan dugika poe Qiyamah.

Para hadirin Rohimakumulloh…!”
Supaya ieu dua mempelai tetep renggenek dina sakinah Mawadah Warohmah sim kuring pesen :
• Sing yakin ieu jodo teh taqdir Alloh SWT. dihin pinasti anyar pinanggih ti barang saratus dua puluh dinteun anjeun aya dina patuangan ibu ku Alloh parantos di pastikeun yen jodo jang…… bakal nikah ka neng…. Sing yakin dina hate supaya urang bisa tumarima kana kapastian Alloh
• Kudu husnudzon (hade sangka ka Alloh), bahkan ku jodo anu ieu urang bakal pinanggih jeung kabagjaan hirup, ku jodo anu ieu urang bakal nyieun wasilah pikeun ngahontal Mardlotillah.
• Ieu aqad tikah teh sing jadi pertikahan anu pertama jeung anu terakhir, tegesna panungtungan masa pacaran, ti kawit ayeuna anjeun duaan lebet kana alam rimbitan, alam rumah tangga anu dibengkeut ku SSTB (Surat Tanda Tamat Bobogohn) sa ba’da nikah mah kudu bogoh nyaan.
• Ku aqad tikah indung bapa urang jadi nambahan nyaeta mitoha, dulur, lanceuk, adi, jeung anu liana
• Ku aqad tikah jadikeun sarana pikeun ibadah ka Alloh, ngabakti ka Alloh.
Para hadirin rohimakumulloh…!”
Rupina cariosan ti sim kuring di cekapkeun sakieu bae kirang langkungna mah nyuhukeun dihapunteun, bobot sapanon carang sa pakan, sasieureun sabeunyeurenmudah-mudahan aya manfa’atna, anu terakhir ieu panganten urang du’a keun ku sadayana

Runtuyan Acara Dina Akad Nikah Adat Sunda

Rengrengan Kulawarga Calon Panganten Istri parantos siap kalayan merenah payuneun Rombongan Calon Panganten Pameget, diandeg heula di payuneun bumi.
 Iber ti MC :
Ka rombongan pipanganteneun pameget, pamugi kersa ngantos heula sakedap, sakantenan memeres rombongan, atanapi tamu nu sanes, anu kaleresan teu acan siap.
Ka Pager Bagus sareng Pager Ayu nu bade mayungan Calon Panganten Pameget, mangga dihaturanan kanggo mapag, ngiringkeun Calon Panganten Pameget ka bumi Pipanganteneun Istri.
Bari ngantosan nu mapah, Narasi MC, sapertos kieu :
Itu geuning, calon panganten geus sumping.
Kitu deui nu garinding, haturan bagea sumping.
Enya geuning, mana lucu-lucu teuing.
Nineung teuing, bagja teuing.
Anaking bagea sumping.
Enya geuning, nu dianti-anti sumping.
Nu kasep jimat awaking.
Baeu banget deudeuh teuing.
Di lawang panto, dina panyaweran, diandeg deui, dipapag ku Ibuna
Pipanganteneun istri, dikangkalungan kembang malati.Mangga ka ibuna pipangantenneun istri, pamugi kersa ngangkalungkeun kembang malati, saparantosna dikangkalungan kembang malati, pipanganteneun pameget munjungan ka ibu-ramana pipanganteneun istri, kitu deui ibu ramana pipanganteneun pameget, pada-pada munjungan kadua pihakanana.
Narasi MC:
Jemplang Karang.
Haturan kasep haturan
Haturan bagea sumping
Ibu kebek ku kasono
Ka hidep anu raspati
Panyileukan beurang peuting
Ibu teu weleh nunuhun
Hidep nu jadi harepan
Jagong tuhur beunang ngunun.
Nu kasep bagea sumping.
Cikur jangkung pamuraan.

Anaking paranglay teuing.
Cunduk waktu ninggang mangsa
Nitih wanci nu mustari

..................................................................................
Mangga ka Pipanganteneun Pameget oge ka ibu ramana dihaturanan calik di tempat anu parantos disayagikeun.
Bawiraos ka para tamu nu teu acan kaagehan tempat, mangga milarian tempat heula, supados rada salse, sateuacan ieu acara dikawitan.
Bubuka MC.
Bismillaahirahmaanirrahiim.
Alhamdulillaahilladzii khalaqa lakum min amfusikum azwaajaa, litaskunuu ilaihaa, waja 'ala bainakum mawadah warahmah, wash shalaatu was salaamub'alaa mal laa nabiyya ba'dah. wa 'alaa aalihii washah bihii wamaw waalaah, laa haula walaa quwwata illaa billaahi al aliyyil adhiim. amma ba'du.
Ibu-bapa hadirin sadaya, utamina para tamu, sepuh anom jaler istri rahimakumullah. Puji syukur urang sanggakeun ka Gusti Nu Maha Suci, anu nangtayungan urang sadaya, siang kalayan wengi. Muga-muga rahmat miwah barakahNa, kasanggakeun ka Nabi urang sadaya, Nabi Muhammad SAW, ka para shahabatna, ka para kulawargana, sareng ka sadaya umatna anu satia-satuhu ka anjeunna, khususna ka sapasang calon panganten. Atas nami shahibul bait, sim kuring nyanggakeun haturan sumping, ka para tamu sadaya, disarengan ku kabingah nu taya hinggana, ku kasumpingan ibu-bapa sadaya, dugi ka rada sesah, ngarekana ku basa.
Malah mandar teu ngalantur ngawur saur, urang kawitan bae ku acara nu munggaran, minangka nyerenkeun pipanganteneun pameget, dina acara seren tampi dinten ieu.
Ka sesepuh ti rombongan calon panganten pameget, mangga nyanggakeun.
SESERAHAN
Nyerenkeun calon pipanganteneun pameget.
Bismillaahirahman nirrahiim.
Alhamdu lillaahil ladzi arsala rasuulahu lahu bil huda, wadinil haq, liyudh hirahuu 'alladiini kullihii wakafaa billahii syahiidaa. Asyhadu allaa ilaaha illallaahu wahdahuu laa syariikalah, wa asyhadu anna muhammadan 'abduhu warasuluhuu laa nabiya ba'dah. Allahumma shalli wasallim wabarik 'alaa sayyidina muhammad, wa 'alaa aalihi wa ash haa bihii wa manit taqaa. Amma ba'du.
Diawitan ku basmalah, nu jadi sekar pangiring catur, sangkan jadi panghias rasa, tur jadi santun ing kalbu. Tarate hate malati ati, sangkan jadi pangemat aworna omel jeung amal. Dituturkeun ku hamdalah, kalimah panundung rambu ing takabur, nu ngahunyud dina kalbu, nu sok jadi panghalang, jorelatna teja Al Qur-an kana manah, ngaheumpikkan tembusna cahaya kudus kana kalbu, sangkan ulah aya rasa riya, sum’ah jeung takabur, nu sok pasolengkrah jeroeun dada. Dipirig ku kalimah kalih, syahadat dua lir sumpah, jangji moal lanca-linci, luncat mulang udar tina tali gadang, mo rek ngijing sila, bengkok sembah, rek khusyu sumujud, tuhu nuturkeun galur ti Rasul.
Ibu-bapa, hadirin sadaya, sepuh anom jaler istri rahimakumullah.
Saba'da bubuka nembe, mitembeyan, minangka pangjajap saur, widian sim kuring medar pamaksadan, sok sanaos teu patos tebih, ti palih wetan, ti.....(tempat panganten pameget) ka dieu.......(tempat panganten istri ), saur basa pujangga mah, jauh dijugjug anggang diteang, ngaleut ngeungkeuy ngabandaleut, matak reuwas nu kasumpingan, sim kuring, minangka nangtung sambung laku, letah sambung carita, ti kulawarga Bapa ...........(Ramana Panganten Pameget), sarimbit, anu maksadna taya sanes :
- Kahiji, seja nganuhunkeun ka pribumi, wireh ditampi ku tata titi anu raspati, panyambatna nu bear marahmay, someah hade ka semah, matak luginakana manah, nawiskeun, yen pribumi kalebet jalmi linuhung budi, anu resepngamulyakeun tatamu, hatur nuhun ...., mugia bae kasaeanana ieu dibales kuAllah Nu Rahman Rahim.
- Kaduana, seja nyanggakeun silaturahmi nu langkung jembar, minangka panyambung tina silaturahmi nu kantos dilaksanakeun waktos kapengker,antawis kulawarga ............(Ramana Panganten Pameget ) sareng kulawarga...........(Ramana Panganten Istri) didieu, mugia bae beungkeutansilaturahmi antawis rombongan calon panganten pameget, sareng kulawargacalon panganten istri saparakanca ieu, tiasa ngajantenkeun pirang-pirangkasaean.
- Katiluna, seja nyambung saur kapungkur, anu kantos pasini, antawis kulawarga .........(Ramana Panganten Pameget), sareng kulawarga .............(RamanaPanganten Istri) didieu, wireh pun dulur, Saderek .............(PangantenPameget), putra lalaki, cikalna, ti kulawarga Bapa ...............(RamanaPanganten Pameget), sarimbit, kantos nyimpen carios sareng tuang putra Neng .........(Panganten Istri), upami teu aya cegahing Allah Nu Murbeng Alam, kalayan didadasaran ku itikad, anu clik putih clak herang, seja tatahar, ngajak sasarengan rumah tangga sareng tuang putra. Mun kapungkur, lamunan teh ngan ukur angen-angen wungkul, kamari nu masih keneh janten beubeureuh maneuh, bebene pamepes hate, kiwari, dina dinten Ahad ieu, aya kahoyong ti saderek Bambang ieu, manawi aya kaweningan galih ti tuang putra, sareng ti sepuhna tangtosna oge, hoyong ka palupuh nangtung saurna teh, hoyong kapimilik, malah dipaparah, diangen-angen, sangkan tiasa kauntun tipung katambang beas, laksanana kapiduriat.
- Kaopatna, wireh kawengku ku hukum katalian ku adat kabiasaan, yen sahna rumah tangga, upami aya kaweningan galih, ka iklhasan manah, ti wali calon panganten istri, anu mangrupi "ijabna" ditema ku panganten pameget minangka "qabulna", ayeuna, mangga, kasanggakeun pamegetna, getihna satetes, rambutna salambar, ambekanana sadami, kabodoanana, kala’ipanana sareng katalingeuhanana, siangna, wengina, mangga, nyanggakeun, sarta pangjajap pidu'ana, malah mandar, rumah tangga para putra urang jaga, aya dina ginanjar kawilujengan, janten wangunan rumah tangga anu sakinah, rumah tangga anu mawaddah warahmah, sangkan tiasa janten wangunan rumah tangga anu baldatun thayyibatun warabbun ghafur.
- Kalimana, sok sanaos kalintang isin ajrihna, margi tebih ti utami tea, kituge sanes bade ngaluli-luli, nanging rumaos, tuna tina kagaduh, estu tamba ngalongkewang wungkul, sapulukaneun pangjajap itikad, pangjurung maksud ti pun dulur, saderek .............(Panganten Pameget), beas sacanggeum, encit sacewir, artos satoros teh, sanes mung ukur babasaan wungkul, estuning saujratna, nanging panuhun, ulah ditingal jumlahna, margi tangtos, matak ngisinkeunana, pamugi anu kasuhun, kersa nampi cacandakan saderek ...........(Panganten Pameget) ieu. Kagenepna, hapunten anu kasuhun, upami ieu pamaksadan miwah kadongkapan sim kuring saparakanca ieu, tebih tina harepan pribumi, oge tina sugrining kalepatan sareng kakiranganana, utamina bilih aya saur bahe carek, catur nu teu kaukur, carita anu teu karasa, eta sadaya sanes perkara anu dihaja, estuning tina kakirang sim kuring wungkul.
- Pamungkas, sim kuring neneda ka Allah SWT, mugia anu bade ditikahkeun ieu,sing runtut raut, lulus banglus, apanjang-apunjung, parek rijkina, adohbalaina, jatnika salalamina, dina enggoning laki rabina. Deudeul du'a ti awal bae, geulis, kasep : "Barakallahu laka wabaraka alaika, wa jama'a baina kuma fii khair" Yaa Allah Yaa Rabbanaa, mugi Gusti maparin barakah ka anu bade ditikahkeun ieu, sareng mugi Gusti ngahijikeun ka anu bade ditikahkeun dina kasaean. Amin Yaa Allah Yaa Rabbal 'alamiin, Yaa Mujibas saa 'iliin.
Wasallamu 'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.
MC:
Hadirin rahimakumullah, rupina teu kedah dikomentaran deui, naon-naon nu parantos kasaksen sareng kakuping ku urang sadaya nembe. Bade dibujeng enggalna bae, ayeuna ka sesepuh ti pihak pipanganteneun istri, dina waktos ieu, nu bade ngawaler sareng nampi, pipanganteneun pameget ieu teh, diwakilan kunu janten sesepuh ti pihak kulawarga calon panganten istri,waktos sareng tempat mangga kahaturkeun.

PANAMPIAN : Nampi calon pipanganteneun pameget .
Assalamu 'alaikum warhmatullaahi Wabarakaatuh.
Alahamdu lillaahil ladzii arsala rasuulahu bil hudaa, wadiinil haq, liyudh hiraahu alladziini kullihi wakafaa billaahi syahidaa. Asyhadu allaa ilaaha illallaahu wahdahuu laa syariikalah, wa asyhadu anna muhammadan abduhu waraasuluhu la nabiya ba'dah. Allaahumma shalli wasallim wabarik 'alaa sayyidina Muhammad, wa 'alaa aalihi wa ash haa bihii wa manit taqa, amma ba'du.
Ibu-bapa, hadirin sadaya utamina para tamu, sepuh anom jaler istri rahimakumullah.
Saba'da bubuka nembe, mitembeyan minangka pangjajap saur, Sim kuring minangka nangtung sambung laku, letah sambung carita ti kulawarga .........(Ramana Panganten Istri), Ramana pituin calon panganten istri Neng .................(Panganten Istri), nyanggakeun haturan sumping, disarengan ku laksa keti kabingahan, ka para wargi sadaya, anu parantos kersa ngadongkapan ka ieu patempatan, mugia bae, kasumpingan para tatamu ieu tehsing ngajantenkeun hiji ibadah anu ditampi ku Allah SWT. Amin yaa Allah Yaa Rabbal alamiin.Kawuwuh nembe, sakumaha kasauran sepuhna calon panganten pameget, deuh, balungbang timur caang bulan opat belas, jalan gede sasapuan, kitu ibaratna eusi dada sim kuring sakulawarga ayeuna, sugri anu disaurkeun nembe, sakitu beres roesna, atuh nu dipasrahkeunana, sakitu gindingna, sakitu tegepna,dedeg sampe rupa hade, anu lajeng dipasrahkeunana pisan, kantenan, eta nu diajeng-ajeng siang kalayan wengi teh, malah tos asa beuheung sosonggeteun, sim kuring sakulawarga tos cilingcingcat bae ti enjing keneh, komo Neng .............(Panganten Istri) mah, inggis pajar teh, sieun Kang ................(Panganten Pameget), teu cios sumping, saur juru mamaos mah kieu cenah geuning,Yeuh badan abdi buktina,kapan sakieu reksakna, manis, kapan sakieu reksakna, dunungan, hate teh awut-awutan, ku lami puyang payengan, dunungan, ayeuna mah geuning, ku lami puyang payengan.. Nanging buktosna mah bet ngembang boled, nu dianti teu burung dugi, nu ditunggu teu burung cunduk, kalayan salamet teu kirang sawios-wios, atuh kantenan, ditampi ku asta kalih, kasuhun kalingga murba, binarungan bingah amarwata suta, bingah anu teu aya hinggana.
Nya kitu deui cacandakanana, sakitu seueurna, sakitu numpukna, kirang kumaha deui, sok sanaos yaktos teu diantos-antos, ditampi kalayan kabingahan,henteu bade diteundeun dihandap-handap, estu disuhun dina embunan-embunan, mugia bae, janten hiji kamangfaatan, pikeun barudak nu bakal nyorangkahirupan dunya anyar, dina wanda wangunan rumah tangga.
Sawangsulna, mugia ageung sih hapuntena, tina sagala rupi kakirangan, dina leresan panampian, utamina, bilih kirang tata titina, kirang duduga peryogana, mugi ulah kirang-kirang nya ngahapunten
Pamungkas rupina, urang sami-sami ngadu'a bae ka Allah SWT, mugia paneja barudak nu bade jatukrami ieu, miwah pamaksadan urang nu janten sepuhna, tiasa diijabah ku Allah SWT, "Barakallaahu laka wabaraka alaika, wa jama 'a bainakumaa fii khaiir" Amiin Yaa Allah Yaa Rabbal alamiin, Amiin yaa mujibas saa 'ilin,
Wasallam mu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

MC:
Alhamdulillaahi Rabbil 'alamiin, kalayan Rahmat Nu Maha Kawasa, acara seren tampi, dina enjing-enjing ieu, parantos dilaksanakeun kalayan lancar, teukirang sawios-wios, keuna kana paripaos “batu turun keusik naek”. Cep .............(Panganten Pameget) purun Neng ...............(Panganten Istri) na oge daek. Kanggo langkung euyeubna ieu acara, ka sepuhna calon pipanganteneun istri, oge ibu-ramana calon pipanganteneun pameget, dihaturanan ngadeg, kanggo seren tampi, masrahkeun cacandakanana, tinu janten calon panganten pameget ka fihak calon panganten istri, simbolis bae rupina, ku ibuna calon pipanganteneun pameget ka ibuna calon pipanganteneun istri. Atanapi ti Ibu ................(Ibuna Panganten Pameget) ka ibu ..........(Ibuna Panganten Istri), atuh ka Juru Foto, bilih peryogi kanggo dokumentasi, manga dipasihan waktos kanggo motoanana. Cacandakan nu sanesna, tiasa ekstapet bae, dihaturkeun ka rengrengan pager bagus, atanapi pager ayu, atanapi kadang wargi ti pihak kulawargi calon pipanganteneun istri, nu sanesna tiasa ngabantuan kanggo nampi cacandakan ti para tamu ieu, disimpen heulaanan dinu merenah, supados rada salse.

Hadirin rahimakumullah. Saterasna, acara dilajengkeun kana acara akad nikah. Aya harewos ti dua pihak anu bebesanan ieu, akad tikah teh hoyong di masjid bae saurna teh, ku kituna ka para tamu, kadang wargi, hadirin sadaya, urang sasarengan bae, ngiringkeun pipanganteneun ieu, ka Masjid ......................, kaleresan teu patos tebih.

Mangga ka pager bagus anu bade ngiring ngaping pipanganteneun ieu, tiasadiawitan bae.sing rada anca we Cep ...............(Panganten Pameget) oge Neng ...........(Panganten Istri) teu kedah gurung gusuh teuing, bilih geubis.

PROSESI AKAD TIKAH
Akad Nikah di Masjid........................
Hadirin ikhwatul iman rahimakumullah.
Alhamdulillah, ayeuna parantos dugi kana wanci nu mustari, calon panganten duanana, wali, para saksi, sareng Bapa Naib, parantos sami-sami hadir.
Upacara akad nikah bade dibuka, ku maoskeun ayat-ayat suci Al Qur-anul Karim. Nu bade kasanggakeun ku kersana Ustadz ..............., sareng Sari Tilawatul Qur-an na, kasanggakeun ku kersana Ibu ................., kayungyun deui wae, nu ngaos Qur-an na carogena, sari tilawah ku istrina.
Ka Ustadz ................. sareng .............., mangga waktos sareng tempat kahaturkeun.

BUBUKA KU MACA AYAT SUCI AL-QUR'AN
Bacaan Al Qur-anul Karim sareng Sari Tilawah.

Salajengna ditema ku khutbah Nikah, nu bade kasanggakeun ku kersana Bapa K.H. .................................... Ka pangersa Bapa K.H......................, mangga waktos sareng tempat kahaturkeun.

KHUTBAH NIKAH
Khutbah Nikah..........

Alhamdulillah, khutbah nikah parantos didugikeun nembe, kanggo pibekeleun para-putra urang nu bade dirapalan, nanging teu mustahil, khutbah nembe teh, pikeun panggeuing kanggo urang sadaya nu parantos janten panganten bari.Hadirin rahimakumullah. Insyaa Allah, dina acara puncak dinten ieu, mangrupi akad nikah antawis Cep ............(Panganten Pameget) sareng Neng ................(Panganten Istri), sareng nu janten walina.

Bilih hilap, ka sadayana bae, panuhun, ka ibu-bapa sadaya, anu sami hadir dinten ieu, upami engke dina ijab-qabulna lancar teu kirang sawios-wios, panuhun, sakali deui panuhun, teu kedah dikeprokkan sagala rupi, urang sami-sami du'akeun bae, ieu panganten teh ku du'a : "Barakallahu laka wabaraka alaika, wa jama'a bainakuma fii khair". Ka bapa Naib, mangga nyanggakeun.

AKAD
Akad Nikah.......
Alhamdulillaah, ti danget ieu Neng .................(Panganten Istri) sareng Cep ..............(Panganten Pameget), parantos ngadahup kalayan resmi kasaksen ku balarea, mugia sing runtut raut, rukun sabilulungan, sapapait samamanis, rahayu salamet di dunya katut di akherat jaga.

Ngalebetkeun lelepen sareng Masangkeun Mas Kawin
Ngalebetkeun lelepen sareng Masangkeun Mas Kawin kana Panangan Panganten Istri. Acara salajengna, nyaeta ngalebetkeun lelepen. Ka Cep .................(Pamanganten Pameget) oge ka Neng .............(Panganten Istri), mangga ngadeg papayun-payun. Neng ......(Panganten Istri) sok lebetkeun lelepen Kang..............(Panganten Pameget) teh, kana jariji tengenna, mangga bari maos


Bismillaahirahmannirrahiim.
Alhamdulillah, pancen Neng ..............(Panganten Istri) parantos rengse, ayeuna kantun Cep..............(Panganten Pameget), ngalebetkeun lelepen Neng......................(Panganten istri), Sok mangga Kasep, lebetkeun lelepen Neng .............(Panganten istri) teh, kana jariji panangan anu tengenna, teu kedah gurung gusuh, kasep, anca we, lalaunan, sing tarapti, peell, sok dedetkeun, kituh, tos lebet mah gampil, nya.

Alhamdulillaah, acara ngalebetkeun lelepen parantos. Ayeuna urang lajengkeun kana masangkeun mas kawin, masangkeun pinggel ku panganten pameget, ku Cep ......(Panganten pameget) ka Panganten Istri, ka Neng ..............Hadirin sadaya, urang teraskeun kana acara sungkem ka ibu-ramana panganten. Ka ibu-ramana panganten, dihaturanan ngalih calikna, Ibu ..............(Ibu Panganten Pameget) sareng Pa ...........(Ramana Panganten Pameget) di paliih kiwa, ibu ...............(Ibuna Panganten Istri) sareng Bapa.................(Ramana Panganten Istri) palih tengenna.

Kahiji, Neng ..............(Panganten Istri), sungkem ka Mamah, Neng, sok munjungan ka Mamah, oge Cep ..................(Panganten Pameget) sok munjungan ka Ibu, Kasep. Kedalkeun, minimal atuh dina hate wae. Mamah, hapunten abdi, hapunten abdi. Salami Mamah ngarorok abdi, tug dugi ka kiwari. Du'akeun abdi duaan, rek hirup macakal. Mitembeyan, ngojayan kahirupan rumah tangga. Eulis,kasep, jimat Mamah anaking. Hidep pupujaning ati, Mamah jeung Bapa. Dihampura ku mamah, Geulis, Kasep. Sanajan ayeuna hidep macakal. Kanyaah Mamah, kanyaah Bapa, mo aya sudana.Bral didu'akeun ku Mamah. Lakuna sing jadi lalanang jagat.Tandang lir lalaki langit.Geura mangkat geura miang. Rajahna waras waluya.Beunang ngasuh ti lelembut.Ngatik ngaping ti leuleutik.Prak geura pajangkeun. Kasep, geulis.

Ayeuna gentos, Neng ...............(Panganten istri). Cep .................(Panganten pameget), pek munjungan ka Rama sewang-sewangan. Eulis, kasep, Jungjunan. Hidep duaan kiwari rimbitan. K awajiban keur duaan.Sing sareundeuk saigel. Sabobot sapihanean.Mugia temen tinemenanBapa ngajurung laku.Ka hidep duaan.Rek nempuh lalakon anyar Ngeusi hartina rarabi. Hirup kumbuh rumah tanggaMustari nitih ka wanci.

Ayeuna gentosan, Neng ................(Panganten istri) munjungan ka Ibuna Kang ...............(Panganten Pameget), Atuh Cep ..................(Panganten Pameget) munjungan ka ibuna Neng.................(Panganten Istri). Du'a ibu ka hidep duaan. Hidep masing teguh rukun. Salebeting laki rabiUlah unggut kalinduan. Gedag kunu lain-lain. Pria tata wijaksana.Mun istri titi berbudi.Sarigig kudu jeung harti.Sarengkak kudu merenah.Kelet bawel bahe carek.Tumanan heman ariman.Tatakrama ka sasama.Tuju laku nu rahayu.Siar jalan nu waluya. Mangga gentos deui, ayeuna Neng .................(Panganten Istri) munjungan ka ramana Kang .................(Panganten Pameget), atuh Cep .......................(Panganten Pameget) munjungan ka Ramana Neng..........................(Panganten Istri). Pidu'a ti Bapa saeutik. Bapa mah tangkal waluya. Pangeran anu Ngawasa. MantenNa anu Kagungan. Allah Nu Rahman Jeung Rahim. Mangka temen teguh iman. Mugi Gusti nangtayungan.Ka hidep duaan, salalawasna.
Mangga, cekap. Alhamdulillaah acara sungkeman rengse nembe.
Ka para tamu miwah hadirin sadaya, prosesi akad nikah di Masjid........................... parantos rengse, acara pangwilujeng mah urangteraskeun di bumi bae, ku kituna ka ibu-bapa sadaya, ngawakilan pribumi tangtosna oge, manawi kawidian ti sadayana, kanggo pangwilujeng ka dua panganten ieu, diantos di rorompok saurna teh, di Jl...........................................Bilih bade aya acara sawer, buka pintu sareng huap lingkung.

 SAWER
Sawer, buka pintu. Sareng Huap Lingkung.
Hapunten ka para tamu, utamina ibu-bapa sadaya, hoyong pakaulan ieu teh,
dina acara sawer ieu, sok sanaos sora teh teu patos sae, pedah ka Neng
.......................(Panganten Istri) mah asa ka anak sorangan puguh ge.
Da ti bubudakna sareng pun anak nu cikal sapangulinannana, oge ka
Cep..................(Panganten Pameget), da puguh ka asuh unggal waktos di
rorompok, urang sawer sakalian ka Bapa geulis, kasep.
Kidung Pelog
Kalayan asma nu agung
Anu sifat rohman rohim
anu welas ka makhlukna
Amit medarkeun talari
Medarkeun tungkusan rasa
Parepehna hirup hurip
Seja nuturkeun piwuruk
Kawiatan ku pribumi
Ngagentos ibu ramana
Heulakeun panganten istri
Anu geulis kembang soca
Tekanan beurang jeung peuting
Ka caroge masing tumut
mipangeran lahir bathin
Tumut sugri parentahna
Singkiran sungkan sukingki
Peupeujeuh arek ngabantah
Bisi kasibat kabadi.
Sing jauh tina salingkuh
Malar jadi repeh rapih
Ka sanak kadang sing jembar
Mi asih ka kulawargi
Bakti hormat jeung tilawat
Ulah kendat masing meujit.
Kidung Salendro
Kang uga cunduk waktu
Katitih katarik tulis
Hidep dikawasa murba
Nangtayungan beurang peuting
Wajib mingpin ngasug garwa
Mikadeudeuh, ngaping-ngaping
Ka garwa sing asak ma’lum
Pageuh mageuhan kadali
Lamun garwa pareng salah
Wurukan ku budi manis
Ulah dihaok disentak
Bisi mangpaung risingis.
Pameget sing kukuh pengkuh
Ulah dapon ngumbar biwir
Sautak-saeutik talak
Bisi kaduhung di akhir
Harempoy ngarum mangasay
Leumpeuh dipeureuh kapeurih.
Amin Ya Rabbal alamiin
Mugi Gusti nangtayungan
Buka Pintu
Embat-embat (Istri)
Ya Allah tobat yaa Rabbi
Eta teh saha diluar
Bet ngetrokan bae panto
Taya bemakaramana
Henteu rido henteu suka
Naha andika teu mafhum
Kapan kula teh rimbitan
Kentar Cisaat (Pameget)
Aduh enung, teungteuingeun teuing
Sing hawatos panto geura buka
Engkang teh ngiring ka jero
Kapan parantos tutuhu
Dirapalan ku bapa Naib
Nyumponan ki siku wungrum
Papagon Agama Islam
Engkang teh caroge eulis
Ulah hamham salempang
Sinom Pangrawit (Istri)
Karah teh panutan ati
Sembaheun dunya akherat
Nu mundut dibuka panto
Sumangga engkang sumangga
Estu sukalillah pisan
Nya hate balumbang timur
Caang bulan opat belas
Malah ti tadi ge abdi
Parantos kesel ngantosan
Hate asa diganggayong
Mung abdi gaduh paneda
Lawang mo waka dibuka
Mugi nyumponan pamundut
Tawis engkang mikacinta
Pameget
Gunung inten pupujaning ati
Jimat engkang mas mirah berlian
Mustikaning padon kabeh
Naon anu dipundut
Pinggel kalung sumber mas picis
Raksukan sareng sinjang
Sumeja kahatur
Bujeng-bujeng harta banda
Jiwa raga mo bade disisikudi
Eulis anu kagungan.
Istri
Teu kinten kabingahan
Engkang miwelas ka abdi
Taya dunya kinasihan
Ti lahir dugi ka bathin
Ananging panuhun abdi
Sanes emas inten jambrut
Mung hoyong kalimah kalih
Memeh lebet ngucapkeun
Syahadat heula.

Rengse sawer sareng buka pintu, diteraskeun kana acara huap lingkung. Ka Ibu
……………(Ibuna Panganten Istri) sareng ka Ibu …………..(Ibuna Panganten Pameget),
mangga dihaturanan nyandak sangu koneng hiji sewang, teras ngahuapan putra
masing-masing, disambung engke ku Bapa………..(Ramana Panganten Istri) sareng
Bapa……………(Ramana Panganten Pameget), sakantenan, huap pamungkas tinu janten
rama ka putra.
Mugi Gusti Nu Sipat Rahman Rahim, ngalimpahkeun rahmat kurnia ka panganten,
nu ayeuna bade ngicip-ngicip rejeki Gusti.
Huap anu wekasan sareng munggaran, disebat huap wekasan, margi ngarupikeun
huap pamungkas ti ibu-rama, disebat huap munggaran, margi mangrupi huap nu
ngawitan ti panganten pameget ka panganten istri, sareng sawangsulna.
Mangga ibu-ibu tipayun, teras disambung ku bapa-bapa, ramana.
Anaking pupujan ati, puputon kembang kadaton.
Ieu Mamah jeung Bapa mere huap nu pamungkas.
Ti leuleutik hidep dijaring beurang peuting.
Ku Mamah jeung Bapa.
Ayeuna mah geus sawawa, bral geulis, kasep.
Geura lugay macakal, hirup mandiri.
Mamah jeung Bapa sambung du'a.
Sing panjang punjung, panjang umur.
Cageur beuteung waras badan.
Jauh balai parek rejeki.
Rahayu salamet dunya akherat.
Kadeudeuh kaheman Mamah jeung Bapa.
Nganteng taya wates wangenna.
Lir gunung tanpa tutugan, sagara tanpa muara.
Najan pangjeujeuh diheuleut ku papisah, rumah tangga.
Pamungkas acara silih benyeng bakakak, sareng silih huapan.
Bakakak hayam parantos sayagi, oge sangu koneng sakeupeul sewang.

Benyeng
Sagalana tos sadia
Panganten tuang daria
Panggang hayam dipayunan
Panganten tuang duaan
Nyeng, benyeng benyeng benyeng
Saha nu tarik benyeng
Nyeng, benyeng benyeng benyeng
Saha nu tarik benyeng
Panganten silih huapan
Silih beulitkeun panangan
Jiga nu ayang-ayangan
Ayang-ayang duaan
Ayang ayang ayangan
Bari eelengehan
Ayang ayang ayangan
Bari eelengehan
Iber Ti MC.



Ibu-bapa hadirin ikhwatulk iman rahimakumullaah.


Alhamdulillaah, acara ka acara rengse kalayan lancar teu kirang sawios-wios,


sambil ngantos panganten gentos raksukan, supados rada salse, urang


lajengkeun bae tuang sapulukaneun lumayan sabrang salayan, lebet ka cabe mah


henteu.



Engke upami panganten tos saged deui, urang sami-sami para tamu sadaya, boh


ti pihak panganten istri, atanapi ti pihak panganten pameget, utamina uleman


sadaya, tatangga anu caket, dihaturanan ngadugikeun pangwilujeng, patepang


dampal panangan, sareng Neng ……………..(Panganten Istri) anu parantos jatukrami


sareng Cep …………………(Panganten Pameget).



Nu dipalar pidu'ana ti sadayana. Kukituna, ngawakilan ti fihak kulawarga,


sim kuring ngahaturkeun timpah nuhun anu teu aya hinggana, ku kersana


ibu-bapa, ngaluuhan ieu acara, nyumponan pangulem ti shahibul bait siang


ieu, mugia bae sumpingna ibu-bapa sadaya, ka ieu tempat teh sing


dijantenkeun ibadah, anu ditampi ku Allah SWT. "Jazakumullaahu khairan


katsiraa, wa tsawaban jaziilaa".



Kalihna ti eta, ngemut kana tuntunan agama, kapan saurna ge :"Bewarakeun


pertikahan aranjeun ka balarea, sok sanajan ngan ukur siduru isuk". nu


dipalar pidu'ana ti sadayana.



Atuh ka panganten duaan, Ka Cep ………………..(Panganten Pameget) sareng


Neng…………(Panganten Istri), anu nuju nyeuseup maduna pertikahan, ngawakilan


ibu-rama hidep duaan, ngawakilan sepuh-sepuh urang sareng sadaya kadang


wargi, mung ukur tiasa muntang ka Allah Nu Murbeng Alam, mugia pernikahan


aranjeun duaan, dina nyorang kahirupan rumah tangga jaga teh, sing aya dina


ginanjar kawilujengan, sing janten rumah tangga anu sakinah, janten wangunan


rumah tangga anu mawaddah warahmah, sangkan tiasa janten wangunan rumah


tangga anu baldatun thayyibatun wa rabbun ghafuur.



Bawiraos, henteu aya nu langkung pantes didugikeun ka hidep duaan dina


wangkid ieu, iwal ti deudeul du'a, mugia Allah SWT ngajantenkeun pernikahan


aranjeun duaan teh, pernikahan anu diraksa ku MantenNa salalamina.





Yaa Allah Yaa Rabbanaa, limpahkeun pirang-pirang anugerah ka panganten ieu,


eusian sakuriling panganten ieu, ku pirang-pirang piwelas Gusti.



Hijikeun anu ditikahkeun ieu teh, dina beungkeutan anu pageuh tur lana dugi


ka jaga.



Allaahumma Yaa Allah, mugi Gusti henteu ngajantenkeun pisahna ieu


pertikahan, sareng henteu aya dina pirang-pirang pacengkadan



Sareng mugi Gusti nyumponan sagala kabutuh dua pihakanana, kabutuh istrina,


kabutuh carogena, kabutuh dunyana katut kabutuh akheratna.



Yaa Allah Yaa Rabbanaa, saestuna abdi sadaya nyuhunkeun pitulung ka Salira,


pamugi ngalimpahkeun rasa deudeuh rasa asih ka dua pihakanana, eusian rumah


tanggana ku putra-putra anu shaleh, putra istri sareng putra pameget, raksa


tur piara duanana tina sagala rupi tipu daya, gampilkeun duanana dina milari


rizkina, sareng mugia duanana dijantenkeun kana golongan anu shaleh.



Allaahumma Yaa Allah, abdi sadaya muntang ka Salira, tina kasalametan di


dunya katut di akheratna, sareng mugia tiasa syukuran ka Salira tina sagala


pirang-pirang kani'matan.



Yaa Allah Yaa Rabbanaa, jantenkeun anu ditikahkeun ieu teh, sapertos


ngahijina Nabi Adam sareng Siti Hawa, jantenkeun anu ditikahkeun ieu teh,


sapertos ngahijina Jungjunan abdi sadaya Nabi Muhammad SAW sareng Siti


Khadijah Al Qubra, jantenkeun anu ditikahkeun ieu, sapertos ngahijina


shahabat Ali Radiyallahu Anhu sareng Siti Fatimah Az Zahra.



Yaa Rabbanaa, mugi Gusti maparin barakah ka anu ditikahkeun ieu, sareng mugi


Gusti ngahijikeun ka anu ditikahkeun ieu dina kasaean.



Allaahumma bifadl lika 'ummanaa, wa biluth fika huffanaa, waj 'al haadzal


'aqda 'aqdaan mubaarakan ma'shuumaa, wa alif bainahumaa ulfatan, wa qaraaran


daa-imaa, walaa taj 'al bainahumaa furqatan, wa firaaran wajhusshuumaa, wak


fihimaa mu-natad dun-yaa wal aakhirah.



Allaahumma innaa nas-aluka an tulqiya bainahumal mahabbata wal widaada, wa


an tar zu qahuman naslash shaaliha minal banaati wal aulaad, hattaa


turiyahumal asbatha wal ahfaad, wa an tah fadhahumaa mim makaa yidil khalqi


ajma'iin, wa an tuwas si'a lahumar rizqa, wa an taj 'alahumaa min 'ibadikash


shaalihiin.



Allahumma inna nas -alukal 'aafiyata wa dawaamal 'aafiyah, wasy syukra


'alaal 'aafiyah.



Allaahumma allif bainahumaa kamaa allafta bainaa abiinaa Aadama wa umminaa


Hawaa-a, wa allif bainahumma kama allafta bainaa sayyidinaa Muhammad


Shalallaahu "alaihi wasallam, wa sayyidatinaa Khadijatal Kubraa, wa allif


bainahumma kamaa allafta baina sayyidinaa 'Alii wa sayyidatinaa Fatimataz


Zahra-i, wa allif bainahumaa kamaa allafta bainal maa-i wats tsalji.



Barakallaahu laka wa baraka alaika, wa jama'a bainakuma fii khaiir.
Washalallaahu 'ala sayyidinaa Muhammad, wa 'alaa aalihi wa ash haa bihi
wasallam.
Wal hamdulillaahi rabbil 'aalamiin.
Amin Yaa Allah Yaa Rabbal 'alaamiin.
Amin Yaa Mujiibas saa 'ilin.
Wassallam u 'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.