Kamis, 01 Maret 2012

Faroidl Ilmu yang Akan Pertama Dicabut


Pada kesempatan kali ini penulis menyuguhkan sebuah pemikiran dengan landasan dalil naqli dengan judul: Ilmu Yang Pertama Kali Dicabut Dari Muka Bumi Ini

Sabda Rasulullah SAW :
“Pelajarilah ilmu faraidh, karena ia termasuk bagian dari agamamu dan setengah dari ilmu. Ilmu ini adalah ilmu yang akan pertama kali dicabut dari umatku”
(HR. Ibnu Majah, al-Hakim, dan Baihaqi)

Apakah ilmu Faraidh ?

Ilmu Faraidh adalah ilmu waris yang meliputi 3 aspek :
1. Tentang SIAPA yang menjadi ahli waris (penerima harta warisan)
2. Tentang RUMUS PEMBAGIAN untuk setiap ahli waris
3. Tentang CARA MENGHITUNG harta warisan

Mengapa ilmu Faraidh begitu Penting ?

1. Ilmu faraidh adalah setengah dari ilmu yang primer (utama) untuk dipelajari

Ini sesuai dengan hadits dibawah ini :
Sabda Rasulullah SAW : “Pelajarilah ilmu faraidh, karena ia termasuk bagian dari agamamu dan setengah dari ilmu. Ilmu ini adalah ilmu yang akan pertama kali dicabut dari umatku” (HR. Ibnu Majah, al-Hakim, dan Baihaqi)
Dan juga sabda Rasulullah SAW : “Ilmu itu ada tiga, selain yang tiga hanya bersifat tambahan (sekunder), yaitu ayat-ayat muhakkamah (yang jelas ketentuannya), sunnah Nabi saw yang dilaksanakan, dan ilmu faraidh” (HR. Ibnu Majah)

2. Mempelajari ilmu Faraidh mengandung ratusan kebajikan

Al-Futuhiy dalam syarahnya atas buku ‘Ala Muntaha al-Iradah, dan a-lButuhiy dalam syarahnya atas buku al-Iqna : “..mempelajari satu masalah dalam ilmu faraidh mempunyai ratusan kebajikan, sedangkan selainnya hanya sepuluh kebajikan…”

3. Allah swt secara langsung (tidak melalui nabi & rasul) menjelaskan ilmu Faraidh secara rinci kepada umat manusia (dalam al-Qur’an).

Ini seperti tercatat dalam salah satu sabda Rasulullah SAW : “Sesungguhnya Allah swt tidak mewakilkan pembagian harta waris kalian kepada seorang nabi atau rasul-Nya maupun raja yang luhur, tetapi Dia menguasakan penjelasannya sehingga membaginya dengan sejelas-jelasnya”
Allah swt juga menjelaskan ilmu Faraidh sedemikian rinci, lengkap dengan rumus pembagian warisan, syarat-syarat ahli waris, dan sekurang-kurangnya ada 9 ayat yang menjelaskan masalah faraidh secara panjang lebar dan rinci dalam al-Qur’an.

4. Ilmu Faraidh adalah ilmu yang pertama kali dicabut sebelum kiamat tiba

Sabda Rasulullah SAW : “Pelajarilah ilmu faraidh serta ajarkanlah kepada orang lain, karena sesungguhnya ilmu faraidh setengahnya ilmu; ia akan dilupakan, dan ia ilmu pertama yang akan diangkat dari umatku” (HR. Ibnu Majah dan ad-Darquthni)

5. Penyebab munculnya dunia yang dipenuhi fitnah
Sabda Rasulullah SAW : “Pelajarilah ilmu faraidh serta ajarkanlah kepada orang-orang, karena aku adalah orang yang akan direnggut (mati), sedang ilmu itu angkat diangkat dan fitnah akan tampak, sehingga dua orang yang bertengkar tentang pembagian warisan, mereka berdua tidak menemukan seorangpun yang sanggup melerai mereka” (HR. Imam Ahmad, at-Tirmidzi, al-Hakim)

6. Penyebab munculnya dunia yang penuh kekacauan dan kerusakan

Penjelasan seorang sahabat Rasul saw, Ibnu Abbas ra, bahwa urgensi menghidupkan ilmu Faraidh tercermin dalam firman Allah swt dalam surat al-Anfaal 8:73, Al-Qur’anul Karim : “Jika kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar”


Mengapa Ilmu Faraidh Ditinggalkan ?

1. Pembicaraan mengenai warisan adalah masalah sensitif

Pandangan salah anggota keluarga :
“Orangtua kita sedang sekarat…ini bukan saat yang pantas membicarakan soal harta warisan . . .”
“Ia selalu paling semangat membicarakan warisan. . mungkin ia ingin cepat orangtuanya mati…”
”Orang tuanya belum mati aja sudah pada ribut bicarain warisan..”

2. Masalah pembagian warisan dianggap tidak penting

Pandangan salah calon penghuni kubur :
“Hartaku tidak seberapa, apa yang bisa saya bagi, anakpun saya sudah pada mandiri…”
“Ahh..itukan urusan keturunan saya, nanti saja mereka bicarakan kalau saya sudah dalam kubur..”
“Di lingkungan saya, semuanya soleh, sudah kaya, tidak materialis… kalaupun ada pembagian warisan yang tidak adil, umumnya mereka rela-rela aja… (catatan : pembagian waris bukan persoalan rela tidak rela, tapi pembagian sesuai ketentuan syariah)

3. Karena ilmunya dianggap sudah jelas (mudah dipelajari) namun membosankan untuk dipejari (karena banyak rumus yang rumit), sehingga membuat generasi muda sering enggan mempelajarinya.

Apakah Ilmu Faraidh sudah mulai ditinggalkan umat ?

1. Pandanglah ke sekeliling kita, minimal ke keluarga kita sendiri, hampir tidak ada masalah warisan yang tidak menjadi masalah keluarga. Bukan masalah rela- tidak rela, tapi apakah yang meninggalkan dunia dan yang ditinggalkan oleh yang wafat sudah memahami cara pembagian wasiat menurut syariah atau sudahkan ditinggalkan surat wasiat dengan baik dan benar?

2. Di Malaysia setiap orang wafat tanpa meninggalkan surat wasiat maka harta waris memerlukan proses hukum 5 hingga 10 tahun dan sering akhirnya tidak diproses hingga disita negara. Dilaporkan bahwa di Malaysia ada sekitar Rp. 7 ribu triliun harta waris yang tertunda penyerahannya ke ahli waris karena ahli waris tidak ditinggalkan surat wasiat oleh keluarganya yang wafat.

3. Di Indonesia, ilmu faraidh bisa lebih cepat lagi ditinggalkan umat, karena tanpa meninggalkan surat wasiat yang baik dan benarpun, ahli waris (keluarganya) dengan mudah melakukan pembagian warisan. Yang ada di Indonesia hanya hambatan internal keluarga, sedangkan hambatan hukum relatif lebih mudah diselesaikan bahkan cukup di kantor kecamatan. Hal ini membuat masyarakat semakin tidak merasakan urgensi membuat surat wasiat


Benteng Kasih Sayang Terakhir, Akhirnyapun Jebol

Sungguh benteng terakhir kasih sayang, yang memiliki tali ikatan yang paling kuat adalah tali kasih sayang seseorang kepada orang tuanya, anaknya dan saudara kandungnya. Sungguh masih ada sebutan ’mantan istri’ , tapi tidak untuk ’mantan anak’ atau ’mantan adik’ . Sungguh begitu sering masalah pembagian harta waris menimbulkan banyak perpecahan di keluarga sekitar kita. Seorang abang yang begitu sayangnya pada adiknya, tiba-tiba berubah total dan memandang adiknya sebagai mahluk yang ganas, serakah dan egois ketika almarhum ayahnya meninggal dunia dengan meninggalkan surat wasiat yang menurutnya tidak adil. Bahkan begitu banyak berita fakta di media massa, yang menceritakan seorang anak membunuh ibu kandungnya sendiri karena masalah warisan.

Sungguh jenazah yang didalam kubur ikut menderita dan tersiksa ketika tidak meninggalkan wasiat yang sesuai syariah, atau meninggalkan keluarga yang bertengkar karena warisan, kecuali sang jenazah sudah pernah mengajarkan dan memberitahu keluarganya mengenai ilmu faraidh atau bahwa keluarganya sudah memahami bahwa wasiat yang dibuatnya sudah sesuai dengan faraidh.

Ngamumule Basa Sunda

Lain pedah sugih ku elmu jembar ku pangabisa, lain pedah oge jegud pangaweruh tur jembar ku harta, sim kuring nyieun ieu kotretan ngan saukur ngabayangkeun kacida bagjana upami ngiring merhatoskeun kana basa atanapi budaya luluhur, nyobian ulubiung tur umajak pikeun ngamumule basa karuhun.
Jati teu kasilih ku junti” babasan nu ngagambarkeun budaya sunda teh moal kakikis ku budaya nu lian. Keur ngadegkeun kanyataana tangtu kudu aya nu mikacinta tur ngarawatna.  Jalaran eta, salaku urang sunda pituin sim kuring ngaraos kajurung hate mikacinta nu dipikaboga, etang-etang ngiring ngamumule basa karuhun ditambih ku rasa honcewang tur sedih kacida nempo kaayaan ayeuna di sabudeureun urang anu tos langka ngadangu kecap sareng paripolah nu matak tumaninah kana manah.
Saukur conto leutik di sabudeureun rorompok, seueur budak leutik “murangkalih” nu teu diajarkeun nyarios cara urang sunda nu leres, seuseueurna diajarkeun indonesia-an we da meh tereh pok na teh. Rajeun aya nu ngajarkeun sunda tapi sawareh-sawareh( teu kabeh, sawareh sunda sawareh indonesia) pan jadi teu puguh. Panginten dulur oge kantos ngadangu sapertos kieu :
  • Kamu teh dicari-cari dari tadi, ari gok teh nyampak dihareupeun!
  • Diem jangan nangis aja, gandeng tau!
Basa nu dicangkem bakal ngarembet kana paripolah, teu sakedik budak nu calutak ka kolotna, nyakitu deui aya keneh kolot nu nyontoan teu hade ka budakna. Padahal dina basa sunda aya nu disebat undak-usuk basa, nyaeta nerapkeun basa dina tingkatan nu luyu jeung kaayaan urang nu disanghareupan. Lamun urang geus biasa make undak-usuk basa nu bener (basa/lisan anu diatur) Insya Allah saeutik lobana bakal nepa kana peripolah sapopoe nu kakungkung ku budaya/etika tur agama.

Artikel basa sunda anu sanesna klik wae palih dieu

Hakikat Kehidupan Dunia


Sebagai seorang muslim yang beriman kepada Allah SWT dan hari akhir, pandangan kita terhadap kehidupan di dunia ini tidak lain hanyalah sekedar tempat mampir sebentar. Sebab masih ada perjalanan panjang seorang anak manusia ke depannya. Dunia ini adalah alam yang berada pada urutan kedua dalam perjalanan manusia, setelah sebelumnya hidup di alam rahim, selama kurang lebih 9 bulan. Dunia yang sekarang kita tempati ini, paling lama 100 tahun akan kita tempuh. Tapi ukuran ini tidak baku, sebab kapan saja dan dimana saja, Allah SWT akan berkenan memindahkan kita ke alam lainnya lagi.

Bisa saja seorang baru sekali menghirup udara dunia ini, lalu Allah SWT langsung memanggilnya. Ada juga yang sudah tua, tapi tidak sedikit yang masih muda, sehat wal afiat, punya karir bagus, kaya, terhormat dan sedang jaya-jayanya, namun ketentuan Allah SWT tidak bisa ditolak oleh manusia manapun. Kapan saja Allah mau, dicabutlah nyawa kita, dengan sebab tertentu atau pun tanpa sebab tertentu. Segala macam daya dan upaya yang kita lakukan, tidak akan mampu menolak apa yang telah Allah tetapkan.

Setelah melewati alam dunia ini, semua manusia akan mengalami banyak alam lainnya. Pilihannya ada dua, mendapatkan kenikmatan atau kesengsaraan. Tapi memilihnya harus sejak sekarang ini, bukan pada saat kita sudah di alam lain nanti. Sebab alam dunia sekarang ini memang telah ditetapkan oleh Allah untuk dijadikan penentu tempat kita ketika berpindah ke alam lain.

Di alam dunia ini, Allah hanya meminta kita untuk menyatakan pengakuan bahwa tidak ada tuhan kecuali Allah dan bahwa nabi Muhammad SAW adalah utusannya. Lalu kita hidup dengan menggunakan aturan syariah yang telah ditetapkannya. Semua informasi tentang tata cara kehidupan yang dikehendaki-Nya, sudah disampaikan dengan sangat jelas melalui Qur’an dan Hadits. Tidak ada alasan lagi untuk berdalih bahwa seseorang di dunia ini tidak mendapatkan informasi apa-apa tentang agamanya.

Bila seseorang di dunia ini menjalankan apa yang Allah tetapkan, maka ketika masuk ke alam lain nanti, kebahagiaan akan tetap meliputinya. Baik kebahagiaan jasmani maupun rohani. Sebaliknya, bila alam dunia ini dijadikan tempat untuk main-main, melupakan apa yang Allah perintahkan, melanggar apa yang telah dilarangnya, menganggap sepi semua aturan-Nya,
maka begitu masuk ke alam lain, dia harus siap hidup sengsara lahir batin. Di alam kubur akan disiksa dengan azab yang pedih. Di padang mahsyar akan dibuat tersesat dan ketakutan. Di pengadilan akhir zaman akan dijatuhkan vonis berat dan kemudian akhirnya akan dimasukkan ke
dalam gejolak api neraka yang menyakitkan.

Alangkah bahagianya seseorang yang bisa melihat peta perjalanan seorang anak manusia dengan cara seperti ini. Toh, masa hidupnya di alam dunia ini sangat relatif, bisa lama atau bisa juga sebentar. Sedangkan alam-alam lain yang akan kita hadapi nanti begitu besar dan abadi.
Sayang sekali bila kesempatan emas berupa waktu yang disediakan di alam dunia ini kita sia-siakan. Lebih baik sedikit susah, sabar dan bersungguh-sungguh di alam dunia yang hanya sementara, dari pada tersiksa abadi di alam lainnya lagi.

Kita semua akan segera pindah alam, cepat atau lambat. Pastikan bahwa ketika kita pindah ke alam lain, kita membawa bekal iman dan amal shalih. Kalau tidak, kita akan sangat merugi.
  •              

Demi masa, sesungguhnya manusia berada dalam kerugian. Kecuali mereka yang beriman dan beramal shalih, serta saling menasehati dengan kebenaran dan saling menasehati dengan kesabaran (QS Al-'Ashr: 1-4)

Rabu, 29 Februari 2012

Puisi Bahasa Sunda

Postingan di handap mangrupikeun puisi basa sunda anu teu acan aya judulan. Bilih baraya bade masihan judul mangga dihaturanan..

Galindengna hate kalam illahi
Mapaler hate nu cape
Ngupahan manah nu susah
Rembes nembus kana sanubari
Sumarambah kana bayah
Sumeleket kana hate
Nyaliara minuhan awak
-----------------------------------------------------
-----------------------------------------------------
Dangding Al-Baqoroh nu lantip
Mapaesan galura rasa wangkid harita
Tetela mampu meper rongkahna
Hujan kapeurih Jeung ratugana jajantung
Nu datang teu di sangka-sangka
Palangsiang nu harita anjeun terus amitan
-----------------------------------------------------
-----------------------------------------------------
Kiwari.....
Malati nuligar na ati
Campaka nu mangkak na dada
Milu nyakseni pancegna
Kaputren kabagjaan
Mapaesan taman hate
Nyalinglapkeun hujan kapeurih Warsa kiwari
-----------------------------------------------------
-----------------------------------------------------
palay maos artikel basa sunda anu sanesna mangga klik Artikel Bahasa Sunda

Pesantren sebagai Sekolah Model Boarding School System

Pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan non formal memberikan andil besar dalam dunia pendidikan. Terutama untuk pendalaman ajaran agama, pendidikan akhlak, kedisiplinan, hingga pola hidup seseorang.
Pesantren juga menjadi sekolah tambahan disamping sekolah formal. Ini menjadikan penawar kegelisahan para orang tua ketika melihat kehidupan di lapangan yang sudah terkontaminasi dengan westernisasi.
Pesantren akhir-akhir ini banyak diminati masyarakat, terutama kalangan yang masih peduli dengan pengajaran yang mendominankan agama. Beberapa faktor yang menyebabkan pesantren sebagai alternative pendidikan adalah sebagai berikut:
a. Keberadaan system boarding, pendidik dapat melakukan tuntunan dan pengawasan secara langsung.
b. Keakraban hubungan santri dan Ustadz sehingga dia bisa memberikan pengetahuan yang hidup.
c. Pesantren mampu mencetak orang-orang yang dapat memasuki di banyak lapangan pekerjaan.
d. Kesederhanaan Ustadz yang memimpin pesantren menciptakan kegembiraan dan penerangan bagi pada penduduk yang pada umumnya di tingkat ekonomi menengah ke bawah.
Maka munculah pesantren Boarding School dengan system pembelajaran juga metode yang berbeda dalam penyampaian materi pembelajarannya.

Tujuan umum pesantren adalah membina warga Negara agar berkepribadian muslim sesuai dengan ajaran-ajaran agama islam dan menanamkan rasa keagamaan tersebut pada semua segi kehidupannya serta menjadikannya sebagai orang yang berguna bagi agama, masyarakat dan agama.
Adapun tujuan khusus pesantren adalah:
a. Mendidik siswa/santri anggota masyarkat untuk menjadi seorang muslim yang bertakwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia, memiliki kecerdasan, keterampilan dan sehat lahir batin sebagai warga Negara yang berpancasila.
b. Mendidik siswa/santri untuk menjadikan manusia muslim selaku kader-kader ulama dan mubaligh yang berjiwa ikhlas, tabah, tangguh, wiraswasta dalam mengamalkan sejarah islam secara utuh dan dinamis.
c. Mendidik siswa/santri untuk memperoleh kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya dan bertanggungjawab kepada pembangunan bangsa dan Negara.
d. Mendidik tenaga-tenaga penyuluh pembangunan mikro (keluarga) dan regional (pedesaan/masyarakat lingkungannya).
e. Mendidik siswa/santri agar menjadi tenaga-tenaga yang cakap dalam berbagai sector pembangunan, khususnya pembangunan mental-spiritual.
f. Mendidik siswa/santri untuk membantu meningkatkan kesejahteraan social masyarakat lingkungan dalam rangka usaha pembangunan masyarakat bangsa.

System pendidikan Boarding School dilakukan melalui kegiatan sepanjang hari. Dimana santri tinggal dalam suatu asrama khusus bersama ustadz, guru dan senior mereka. Sehingga hubungan antara santri-guru/Ustadz sangat intensif tak sekedar hubungan formal saja.
Dalam bidang kurikulum, pesantren mengalami transformasi, terkhusus pesantren modern. Pada mulanya pesantren hanya mengajari inti ajaran Islam berupa tri komponen ajaran dasar Islam yaitu : iman, islam dan ikhsan (doktrin, ritual dan mistik). Kemudian berkembang dengan penyajian disiplin ilmu seperti : Shorof, Nahwu, Fiqih, Tafsir, Ilmu Kalam, dll. Kemudian kurikulum pesantren bertambah luas tetapi masih dalam rincian dari materi dasar dengan beberapa tambahan seperti : fiqih dengan ushul al fiqih dan qawaid al fiqih, hadis dengan mustalah hadis, bahasa arab dengan nahwu, sorof, bayan, ma’ani, badi’ dan arudh, tarikh, mantiq, tasawuf, akhlak dan falak.
Pada pesantren modern boarding system dimasukkan pula ilmu-ilmu umum seperti : Matematika, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Fisika, Kimia, Teknik Pertanian, Perkebunan, Perunggasan, Perikanan, Bahkan Seni dan Keterampilan. Penambahan ini dipengaruhi oleh system pendidikan nasional dan tantangan zaman yang harus dihadapi santri setelah selesai menempuh pendidikan di pesantren. Sedangkan metode pesantren pada awalnya menggunakan metode tradisional seperti : sorogan, wetonan (bandongan), muhawarah, madzakarah dan majelis ta’lim. Tetapi saat ini metode telah berkembang: tanya jawab, imla, muthala’ah, proyek, dialog, karyawisata, hafalan, sosiodrama, widyawisata, problem solving, pemberian situasi, pembiasaan, dramatisasi, reinforcement, stimulus-respon dan system modul. (AswN)

Selasa, 17 Januari 2012

Gerentes Hate

Kacipta mangsa katukang lalakon anu geus kasorang
Dina lamunan kasawang rasa ciptaan ngalangkang

Hawar-hawar sora gitar tembang na ditalar
Caang bulan narawangan lir ampir nandingan beurang
Langit teu aya panghalang estu plung plong mega lenglang
Matak betah tumaninah keur ngabungbang



Kiwari bati ngageuri,ati cerik balilihan

Harepan ukur lamunan,mapaesan katungara’an

teuteup kalangkung pinuh ku kahoncewang
Imut teu purun lir nyanding kacangcayaan.



Harepan hate asa wegah rek lumangsung
Tapi yakin dina diri,percaya kana pakta

karana widi ti Illahi

jati diri pasti ngabukti

jati moal kasili ku junti



Ratug jajantung, ngarasa kaduhung sagede gunung, peurih ati lir di gerihan ku hinis, kasaha nya rek muntang? Kasaha neangan keur panyaluuhan?

Lieuk dengeun lieuk lain jauh kasintung kalapa

Ya Allah Rabbul izzaati, welas asih anjeun pasti,ka mahlukna,sim abdi nyuhungk eun di jaga ,di raksa ,di aping sareng di jaring.

Sumujud abdi ka Anjeun

Nu Luhur Tur Maha Agung ibadah sareng sumembah nyuprih barokah ijabah

Anaking ieu Pepeling keur Hidep

Anaking …..Benerkeun hideup tina wanci ka wanci, jaga hate hideup tina mangpirang-pirang nu teu munasabah, jeung cobi kango teras nitenan tina sakabeh kajadian, jalaran pangalaman mangrupakeun guru nu utami nu baris ngajadikeun hideup hiji jalmi nu kiat. Tancebkeun kasobaran dina jero hate hideup sababeta mangrupakeun kakuatan nu teu bisa di itung ku harga, cukcruk tuluy ngarah kaasah pangaweruh tur nambihan pangabisa.

Anaking……Kudu reueus hideup ngajadi diri sorangan! yen yaktos hideup sakabeh bakal tiasa ngahontal mangsa kahareup,turta geus ka waris kasumangetan hirup.deudeul teras kapercayaan diri hideup, estu jaga bakal pinanggih jeung kabagjaan hirup, jaga jeng raksa amarah hideup sabab eta bakal ngabalukarkeun kaduhung teu mangih tungtung, angerkeun hideup depe-depe (handap asor) ka papada jalma, tur kudu di jaga jeung di riksa rengkah paripolah tina hal anu matak ngajaheut keun kana hate batur ngarah hirup hideup loba dulur jaga ucap, lampah, tekad jeung tabeat ngarah pinangih bagja salamet dunya akherat

Anaking,…..Singlarkeun sakabeh nu jadi halangan harungan ku kakuatan jasad jeung pikiran katut beubeuneran, dijien ugeran tina rengkah paripolah jeung ucap lampah. Pohokeun sakabeh nu mika ceuceub ngarah jauh tina rasa panas barannan, hiri dengki, jail kaniyaya ka sasama nu baris ngabalukarkeun leungit na beubeuneuran. Angerkeun hideup panceg sanajan mindeung gebis margi eta nubaris ngajadikeun diri hideup lewih kuat timanan nu kuat

Anaking,….Janteun keun kabeh sakuliling bungking, ngarasakeun di ajenan ngarah manah hideup tingtrim tur salawas na tangung jawab kana rengkah paripolah. Teungeutkeun yen hirup teh ngarupakeun jalan nu pinuh ku halangan harungan. Nganhideup kudu anger pengkuh ngajalankeun kahirupan, jadikeun raga hideup nulewih kuat, lewih hade estu jembar hate. Omat diri hideup sing ngajalma deuheus ka ulama, dalit sareng para kiai ngarah hirup hideup aya nu mepelingan dina nalika rengkah ninggang salah

Anaking,… jimat awaking. Heunteu gampang nalika nyorang jalan kahirupan, jeung moal salawasna cicing dinu datar, tangtuna ge bakal pinangih wanci mudun jeung tanjakan, kudu sabar hideup nalika kurang tur omat ulah nepak dada benghar, adigung adiguna, asa aing uyah kidul, agul kupayung butut! "mangkade” Omat hideup bisi kupur, eling kudu kanu Maha Agung, nyembah kanu Maha Kawasa, turut kana papagon agama nyumponan parentahna ngajauhan larangan nana, 
Tah iyeu anaking pepeling keur diri papatah keur awak, badan sakujur ingis laku lampah nincak salah.
Omat…….Anaking iyeu peupeujeu keur hideup

Anaking jimat awaking .... Dina unggal renghapan nu jadi indung bapa kaluar DU’A anu mustajab pikeun anak-anakna ngarah hirup pinangih jeung kabagjaan, kajembaran pikeun pibeukeuleun dina engoning ngambah sagara kahirupan di alam dunya. Omat anaking hideup kudu silihasah, silih asih, silih asuh, silih talingakeun nya diri, silih silih simbeuhnya kukadeudeuh. Deheus keun duduluran, rakeutkeun babarayaan, ulah rek pakia-kia ulah rek pasalia paham hamo nepi ka kukucrutan .

Omat ………Anaking iyeu pepeling...