Senin, 26 Maret 2012

Renungan Artikel Tentang Ilmu dan Filsafat | MK: Filsafat Ilmu

Defenisi ilmu
 Ilmu merupakan suatu cara berpikir dalam menghasilkan suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan yang dapat diandalkan, berpikir bukan satu-satunya cara dalam menapatkan pengetahuan, demikian juga ilmu bukan satu-satunya produk dari kegiatan berpikir. Ilmu merupakan produk dari proses berpikir menurut langkah-langkah tertentu yang secara umum dapat disebut sebgai berpkir ilmiah.

Cabang-cabang ilmu
Pada dasarnya cabang-cabang ilmu tersebut berkembang dari dua cabang utama yakni :
  1. filsafat alam yang kemudian menjadi rumpun ilmu-ilmu alam dan
  2. filsafat moral yang kemudian berkembang kedalam ilmu-ilmu sosial.
Ilmu-ilmu alam membagi ke dalam dua kelompok yakni :
  1. ilmu alam dan
  2. ilmu hayat.
Ilmu alam bertujuan mempelajari zat yang membentuk alam semesta , sedangkan alam kemudian bercabang lagi menjadi fisika, kimia, astronomi, dan ilmu bumi.
Tiap-tiap cabang kemudian membentuk ranting-ranting baru seperti fisika berkembang menjadi mekanika, hidrodinamika, bunyi, cahaya, panas, kelistrikan, fisika nuklir, dan kimia fisik.sampai  tahap ini maka kelompok ilmu ini termasuk kedalam ilmu-ilmu murni. Cabang-cabang ilmu ini berkembang menjadi banyak sekali, kimia saja misalnya mempunyai sekitar 150 disiplin.
Cabang utama ilmu-ilmu social :
  1. antropologi
  2. psikologi,
  3. ekonomi,
  4. sosiologi’
  5. ilmu politik.
Cabang utama ilmu-ilmu sosial ini kemudian mempunyai cabang-cabang lagi seperti umpamanya antropologi terpecah menjadi lima yakni : arkeologi, antropoligi fisik, lingustik, etnologi dan antropoligi sosial atau kultural.
Berkembangnya ilmu sosial terapan yang merupakan aplikasi berbagai konsep dari ilmu-ilmu sosial murni kapada satu bidang telaahan sosial tertentu. Pendidikan, umpamanya merupakan ilmu sosial terapan yang mengaplikasikan konsep-konsep  psikologi, antropolodgi dan sosialogi, demikian juga manajemen, menerapkan konsep psikologi, ekonomi, antropoli dan sosialogi.
Ilmu membatasi lingkup penjelajahannya pada batas pengalaman manusia juga disebabkan metode yang digunakan dalam menyusun yang telah teruji kebanarannya secara empiris.
Ruang lingkup ilmu
ilmu memiliki batas ruang lingkup yang jelas dan ilmu pengetahuan mudah dicernah, serta mudah dirangkai sebatas ruang lingkupnya sendiri. Fisika berhubungan erat dengan dunia fisik ; botani dengan tanaman; ilmu kimia dengan bahan-bahan kimiawi; matematika dengan angka-angka dsb. Semua cabang ilmu pengetahuan tersebut memiliki runag lingkup tersendiri, walaupun sering kali pada bagian tertentu saling tumpang tindi satu sama lainnya; namun tidak satu ilmu pengetahuan pun yang dapat mencakup semua ruang lingkup cabang-cabang ilmu pengetahuan. Secara kolektif setiap cabang ilmu pengetahuan dapat menggaris bawahi penemuannya sendiri beserta bukti-bukti yang siap untuk diperivikasikan dan dikontrol.[3]
Filsafat ilmu
Pada buku “Filsafat Ilmu” dari hakikat menuju nilai, karya Drs.Cecep Sumarna, M.Ag.
Dihadirkan pemikirdan filosof muslin. Seperti Ibnu Rusyd (1198 M) yang di Barat lebih kenal dengan Averoes, Al Farabi (950M), Ibnu Sina (1037M) serta Al Raji (1209M).
Para filosof Muslim telah mampu menyusun kerangka epistemology ilmu dan filsafat ilmu dalam tiga bingkai yang sangat luar biasa perkembangannya.
tiga metodologi yang mendasari lahirnya epistemology ilmu pengetahuan. Tentunya memiliki perbedaan dengan epistemology Yunani, yang cenderung membatasi pengetahuan hanya pada ranah empirisme dan rasionalisme.
Para filosof muslim melihat bahwa epistemology penngetahuan terdiri dari tiga yakni:
  1. Bayani
  2. Irfani
  3. Burhani.
Bayani:
Bayani adalah sebuah model metodologi berfikir yang didasarkan atas teks kitab sufi. Teks suci menurut metodologi ini dianggap memiliki otoritas penuh untuk memberikan arah dan makna terhadap kebenaran. Rasio hanya digunakan sebagai pengawal sekaligus memberikan pengamanan otoritas teks
Irfani:
Irfani adalah model metodologi berfikir yang didasarkan atas pendekatan dan pengalaman langsung atas realitas spiritual keagamaan. Oleh karena sasaran bidiknya adalah esoteric atau bagian batin teks. Rasio dimanfaatkan untuk menjelaskan pengalaman spititual.
Burhani:
Burhani adalah kerangka berfikir yang tidak didasarkan atas teks suci, maupun pengalaman. Sasaran bidiknya eksoteris, sehingga cara kerjanya atas dasar keruntutan logika. Pada tahap tertentu, keberadaan teks suci dan pengalaman spiritual dapat diterima jika sesuai dengan aturan logis.
Dalam memaparka makna filsafat ilmu hakikat nilai-nilai selalau dikedepankan,seperti pada “filsafat Ilmu dari Hakikat menuju nilai”
Makna Filasafat Ilmu:
Dilihat dari obyek kajiannya, filsafat ilmu mempersoalkan dan mengkaji segala persoalan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan.
  1. Filsafat ilmu memfokuskan pembahasan dalam metodologi pengetahuan. Ilmu merupakan salah satu cara untuk mengerti bagaimana budi manusia bekerja. Ilmu pengetahuan merupakan karya budi yang logis dan imajinatif. Ilmu bersifat empiris, sistematis, observatif dan obyektif.
  2. Filsafat ilmu bertugas membuka pikiran manusia agar mempelajari dengan serius proses logic dan imajinatif dalam cara kerja ilmu pengetahuan
  3. Filsafat ilmu berbicara tentang metode ilmu pengetahuan, bagaimana pengembangannya dan bagaimana prinsip-prinsip penerapannya.
  4. Filsafat ilmu menjadi bagian dari epistemology [filsafat pengetahuan]. Ilmu merupakan cabang pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri tertentu.
  5. Filsafat ilmu merupakan telaah secara filsafati yang bertujuan untuk menjawab pertanyaan mengenai hakikat ilmu
Sebenarnya perkembangan nilai-nilai dalam ilmu pengetahuan, telah lama berlangung. Zaman Yunani kuno, khususnya ketika plato menyatakan:”Sumum Bonum ‘ (kebaikan tertinggi). Telah tergambarkan bahwa ilmu pengetahuan lahir dengan sah ketika memberikan kontribusi pada kemaslahatan manusia. Apabila ilmu telah mengantongi nilai-nilai itu, maka dapat diindikasikan telah memasuki domain kebaikan tertinggi.
Di Zaman pertengahan , Thoma Aquinas membangun pemikiran tentang pentingnya nilai tertinggi sebagai penyebab final dalam diri Tuhan sebagai keberadaann kehidupan, keabadian dan kebaikan tertinggi.
Immanuel Kant tokoh penting aufklarung juga memperlihatkan hubungan natara pengetahuan dengan moral, estetika dan religius. [Hlm: 121]
Buku ini menyatakan bahwa ilmu pengetahun dalam melihat keberadaan [ontology], dan capaiannya dengan metodologi [epistemology] tidaklah cukup. “Aksiologi” memberikan bintang pengarah, bahawa ilmu pngetahuan harus berada pada koridor nilai-nilai. Mulai dari manfaatnya hari ini dan hari esok. Eksplotasi sumber daya alam, yang mengabaikan nilai-nilai, adalah suatu upaya pemusnahan hakikat keberadaan manusia itu sendiri.
Ilmu pengetahaun yang melahirkan teknologi harus dibingkai dengan nilai-nilai, etika, estetika, dan religiousitas. Tanpa bingkai tersebut kehancuran dunia tidak terlalu lama menunggu waktu. Fenomena hancurnya dua kota di Jepang 1945 akibat bom atom, membangun pikiran-pikiran jernih dan menanyakan secara mendalam apakah keguanaan ilmu itu sendiri]

Andi hakim nasution, filsafat ilmu sebuah pengantar popular, ( Jakarta : pustaka sinar harapan, 1999) hal 93-94
Ibid, hal  94-95
E sumaryono, hermeneutic sebuah metode filsafat, (yogyakarta : penerbit kanisius, 1999) hal, 15.

Demikian Renungan Artikel Tentang Ilmu dan Filsafat | MK: Filsafat Ilmu. semoga menjadi referensi buat yang ingin mengetahui

Tidak ada komentar:

Posting Komentar