Kualitas pelayanan publik baik itu perusahaan ataupu organisasi dipengaruhi oleh tingkat konflik yang ada dalam wadah tersebut. Sering kita menemukan dalam setiap perusahaan ataupun organisasi tentang adanya sikap pro dan kontra dalam memandang konflik dan ini hal yang wajar.
Ada pimpinan yang memandang konflik secara negatif dan mencoba untuk menghilangkan segala jenis konflik yang ada. Para pimpinan ini bersikeras bahwa konflik akan memecah-belah organisasi perusahaan dan menghambat terciptanya kinerja yang optimal.
Konflik memberikan indikasi tentang adanya suatu ketidakberesan dalam organisasi, dan adanya prinsip-prinsip atau aturan-aturan yang tidak dilaksanakan dengan baik. Pandangan yang berbeda terhadap konflik beranggapan bahwa konflik tidak mungkin dihindari.
Semua bentuk ketidaksetujuan mengandung konflik atau dapat menyebabkan terjadinya konflik, namun hal itu seyognyanya tidak perlu menimbulkan pertengkaran yang hebat. Para pimpinan yang setuju dengan pandangan ini berpendapat bahwa jika pihak-pihak yang berkonflik bersikap dewasa dan percaya diri, maka apapun masalah yang menjadi sumber konflik akan dapat diselesaikan dengan baik. Mereka ini percaya bahwa kinerja organisasi yang optimal memerlukan tingkat konflik yang optimal atau moderat. Tanpa konflik, akan ada rasa tidak memerlukan perubahan, dan perhatian tidak terfokus pada masalah. Karena itu yang dibutuhkan adalah bagaimana mengelola konflik sehingga konflik tersebut dapat dipertahankan pada tingkatan tertentu (optimal atau moderat) sehingga menimbulkan situasi kondusif dalam organisasi perusahaan. Dengan demikian apapun yang ditargetkan oleh organisasi atau perusahaan dapat segera tercapai.
Bagi para leader atau pemimpin perusahaan organisasi diperlukan Manajemen Konflik Yang Efektif
Manajemen konflik ini merupakan sebuah proses terpadu (intergrated) menyeluruh untuk menetapkan tujuan organisasi perusahaan dalam penyelesaian konflik yang pasti terjadi, menetapkan cara-cara mencegahnya program-program dan tindakan sebagai tersebut maka dapat ditekankan empat hal :
Pertama, manajemen konflik sangat terkait dengan visi, strategi dan sistem nilai/kultur organisasi perusahaan manajemen konflik yang diterapkan akan terkait erat dengan ketiga hal tersebut.
Kedua, menajemen konflik bersifat proaktif dan menekankan pada usaha prefentip / pencegahan. Bila fokus perhatian hanya ditujukan pada pencarian penyelesaian solusi-solusi untuk setiap konflik yang muncul, maka usaha itu adalah usaha penanganan konflik, bukan manajemen konflik.
Ketiga, sistem manajemen konflik harus bersifat menyeluruh (corporate wide) dan mengingat semua jajaran dalam organisasi. Adalah sia-sia bila sistem manajemen konflik yang diterapkan hanya untuk bidang Sumberdaya Manusia saja misalnya.
Keempat, semua rencana tindakan dan program-program dalam sistem manajemen konflik juga akan bersifat pencegahan dan bila perlu penanganan. Dengan demikian maka semua program akan mencakup edukasi, pelatihan dan program sosialisasi lainnya.
Langkah terakhir Strategi Penyelesaian Konflik, sangat penting dilakukan pendekatan penyelesaian konflik oleh pemimpin dikategorikan dalam dua dimensi ialah kerjasama/tidak kerjasama dan tegas/tidak tegas. Dengan menggunakan kedua macam dimensi tersebut ada 5 macam pendekatan penyelesaian konflik ialah :
1. Kompetisi
Penyelesaian konflik yang menggambarkan satu pihak mengalahkan atau mengorbankan yang lain. Penyelesaian bentuk kompetisi dikenal dengan istilah win-lose orientation.
2. Akomodasi
Penyelesaian konflik yang menggambarkan kompetisi bayangan cermin yang memberikan keseluruhannya penyelesaian pada pihak lain tanpa ada usaha memperjuangkan tujuannya sendiri. Proses tersebut adalah taktik perdamaian.
3. Sharing
Suatu pendekatan penyelesaian kompromistis antara dominasi kelompok dan kelompok damai. Satu pihak memberi dan yang lain menerima sesuatu. Kedua kelompok berpikiran moderat, tidak lengkap, tetapi memuaskan.
4. Kolaborasi
Bentuk usaha penyelesaian konflik yang memuaskan kedua belah pihak. Usaha ini adalah pendekatan pemecahan problem (problem-solving approach) yang memerlukan integrasi dari kedua pihak.
5. Penghindaran
Menyangkut ketidakpedulian dari kedua kelompok. Keadaaan ini menggambarkan penarikan kepentingan atau mengacuhkan kepentingan kelompok lain.
Semoga artikel makalah Penyelesaian Konflik Masalah dalam Organisasi | Perusahaan ini dapat bermanfaat untuk referensi memajukan perusahaan organisasi di lingkungan kita. Amin
artikel yang lain : artikel
Tidak ada komentar:
Posting Komentar