Kamis, 29 Agustus 2013

Keajaiban Angka dari kata "Indonesia"

Postingan kali ini admin ingin mengajak pembaca merenungkan keajaiban dari hasil perhitungan angka dari kata "Indonesia". Berawal dari semangat nasionalisme sebagai Warga Negara Indonesia.
Hasil perhitungan di bawah ini admin tidak mengetahui dari mana mulanya, dan apakah ini sudah dirancang khusus oleh para pendiri bangsa atau hanya sekedar kebetulan belaka. 
Mari kita perhatikan huruf-huruf di bawah ini : 
I : merupakan huruf ke 9 dari afabeth
N : merupakan huruf ke 14 dari afabeth
D : merupakan huruf ke 4 dari afabeth
O : merupakan huruf ke 15 dari afabeth
N : merupakan huruf ke 14 dari afabeth
E : merupakan huruf ke 5 dari afabeth
S : merupakan huruf ke 19 dari afabeth
I : merupakan huruf ke 9 dari afabeth
A : merupakan huruf ke 1 dari afabeth
Semua angka di atas yang muncul hanya angka "1 9 4 5".
Dan bila dijumlahkan semua angka dari kata "INDONESIA", Jumlahnya "90", dalam Al-Quran, Surat ke 90 adalah Surat Al-Balad artinya "NEGERI". 
Ini perlu pengkajian lebih mendalam, apakah ini suatu kebetulan atau memang sudah dirancang sebelumnya??!!
Kalo dikatakan ada yang sudah merancang, siapakah yang merancang itu semua?. Alloh maha mengetahui dibalik semua peristiwa. 
Demikian keajaiban perhitungan angka dari kata Indonesia, sebagai renungan keajaiban Allah SWT. 

Minggu, 18 Agustus 2013

Mengenal Bagian Otak untuk Optimalisasi Kecerdasan

Setiap manusia dibekali oleh Allah SWT kemampuan untuk berfikir sebagai pembeda antara manusia dan hewan. Dengan itulah manusia berkreasi dan selalu melakukan inovasi perkembangan sehingga budaya dan peradaban manusia selalu berubah-ubah setiap zamannya.

Orang yang tidak mengenal fungsi otaknya sendiri akan fatal disebabkan terlindas oleh zaman yang selalu mengalami kemajuan khususnya di bidang peralatan dan teknologi. Oleh sebab itu penting untuk diketahui mengenai anatomi bagian otak kita.


Otak Kiri dan Otak Kanan



Secara garis besar otak manusia dibagi menjai dua bagian, yaitu otak kiri (left side of brain) dan otak kanan (right side of brain).

Seperti terlihat pada gambar, perbedaan fungsi dari otak kiri dan otak kanan itu adalah sebagai berikut:

Otak Kanan (Anggota badan lebih dominan ke sebelah kiri)
  • Creativity= Orang yang cenderung lebih ke otaknya sebelah kanan dia memiliki kreativitas yang sangat tinggi, lebih agresif/ tidak senang diam
  • - Music= Dia suka berimajinasi, melamun dan menghayal dan bakatnya dalam seni suara dan not-not irama sangat peka.
  • Spatial Orientation= Berorientasi pada ruangan, dia suka menata ruang yang nyaman untuk bekerja, tidak suka berantakan dan lebih menyukai kerapihan.
  • Atistic Awareness= Kesadaran di bidang seni gambar, berimajinasi pada bidang seni lukis
Otak Kiri (Anggota badan lebih dominan ke sebelah kanan)
  • Spoken Language= Dia lebih senang berbicara, bila dikembangkan akan memiliki kecerdasan dalam bidang kebahasaan.
  • Reasoning= Memiliki penalaran yang sangat baik, dia lebih suka berfikir secara urut dan sistematis. Cirinya dia suka permainan yang bersifat fikiran.
  • Number Skill= Dia sukanya bermain angka memiliki kemampuan logical mathematic yang sangat baik, bila disuruh menghitung akan cepat.
  • Written language= Dia mempunyai kemampuan menulis yang sangat baik sehingga apabila dikembangkan akan menjadi penulis yang hebat. 

Setiap orang akan memiliki dominan ke otak kiri atau ke otak kanannya, dan hal ini sangat perlu kita ketahui dimanakah sebenarnya potensi kita?. Sebab perbedaan fungsi ke dua otak tersebut dapat membentuk sifat, karakter dan kemampuan kita dan hal inilah yang membuat setiap orang berbeda.

Bila dilihat dari samping, maka otak manusia akan terlihat seperti gambar di bawah ini:



Otak besar atau cerebrum yang merupakan bagian terbesar dari otak manusia adalah bagian yang memproses semua kegiatan intelektual, seperti kemampuan berpikir, menalarkan, mengingat, membayangkan, serta merencanakan masa depan.

Otak besar dibagi menjadi belahan kiri dan belahan kanan, atau yang lebih dikenal dengan Otak Kiri dan Otak Kanan. Masing-masing belahan mempunyai fungsi yang berbeda. Otak kiri berfungsi dalam hal-hal yang berhubungan dengan logika, rasio, kemampuan menulis dan membaca, serta merupakan pusat matematika. Beberapa pakar menyebutkan bahwa otak kiri merupakan pusat Intelligence Quotient (IQ).

Sementara itu otak kanan berfungsi dalam perkembangan Emotional Quotient (EQ). Misalnya sosialisasi, komunikasi, interaksi dengan manusia lain serta pengendalian emosi. Pada otak kanan ini pula terletak kemampuan intuitif, kemampuan merasakan, memadukan, dan ekspresi tubuh, seperti menyanyi, menari, melukis dan segala jenis kegiatan kreatif lainnya.

Belahan otak mana yang lebih baik? Keduanya baik. Setiap belahan otak punya fungsi masing-masing yang penting bagi kelangsungan hidup manusia. Akan tetapi, menurut penelitian, sebagian besar orang di dunia hidup dengan lebih mengandalkan otak kirinya. Hal ini disebabkan oleh pendidikan formal (sekolah dan kuliah) lebih banyak mengasah kemampuan otak kiri dan hanya sedikit mengembangkan otak kanan.

Orang yang dominan otak kirinya, pandai melakukan analisa dan proses pemikiran logis, namun kurang pandai dalam hubungan sosial. Mereka juga cenderung memiliki telinga kanan lebih tajam, kaki dan tangan kanannya juga lebih tajam daripada tangan dan kaki kirinya. Sedangkan orang yang dominan otak kanannya bisa jadi adalah orang yang pandai bergaul, namun mengalami kesulitan dalam belajar hal-hal yang teknis.

Ada banyak cara untuk mengetahui apakah seseorang dominan otak kanan atau dominan otak kiri. Misalnya dengan melihat perilaku sehari-hari, cara berpakaian, dengan mengisi kuisioner yang dirancang khusus atau dengan peralatan Electroencephalograph yang bisa mengamati bagian otak mana yang paling aktif.

Disekitar Anda pastinya ada orang yang pandai dalam ilmu pengetahuan, tapi tidak pandai bergaul. Sebaliknya ada orang yang pandai bergaul, tapi kurang pandai di sekolahnya. Keadaan semacam ini disebabkan oleh ketidakseimbangan antara otak kanan dan otak kiri.

Idealnya, otak kiri dan otak kanan haruslah seimbang dan semuanya berfungsi secara optimal. Orang yang otak kanan dan otak kirinya seimbang, maka dia bisa menjadi orang yang cerdas sekaligus pandai bergaul atau bersosialisasi.

Otak Anda mengendalikan semua fungsi tubuh Anda. Otak merupakan pusat dari keseluruhan tubuh Anda. Jika otak Anda sehat, maka akan mendorong kesehatan tubuh serta menunjang kesehatan mental Anda. Sebaliknya, apabila otak Anda terganggu, maka kesehatan tubuh dan mental Anda bisa ikut terganggu.

Seandainya jantung atau paru-paru Anda berhenti bekerja selama beberapa menit, Anda masih bisa bertahan hidup. Namun jika otak Anda berhenti bekerja selama satu detik saja, maka tubuh Anda mati. Itulah mengapa otak disebut sebagai organ yang paling penting dari seluruh organ di tubuh manusia.

Selain paling penting, otak juga merupakan organ yang paling rumit. Membahas tentang anatomi dan fungsi otak secara detail bisa memakan waktu berhari-hari. Oleh karena itu disini kita akan membahas anatomi dan fungsi otak secara garis besarnya saja sekedar membuat Anda paham bagian-bagian dan fungsi otak Anda sendiri.






Seperti terlihat pada gambar di atas, otak dibagi menjadi empat bagian, yaitu:
  • Cerebrum (Otak Besar)
  • Cerebellum (Otak Kecil)
  • Brainstem (Batang Otak)
  • Limbic System (Sistem Limbik)
1. Cerebrum (Otak Besar)
Cerebrum adalah bagian terbesar dari otak manusia yang juga disebut dengan nama Cerebral Cortex, Forebrain atau Otak Depan. Cerebrum merupakan bagian otak yang membedakan manusia dengan binatang. Cerebrum membuat manusia memiliki kemampuan berpikir, analisa, logika, bahasa, kesadaran, perencanaan, memori dan kemampuan visual. Kecerdasan intelektual atau IQ Anda juga ditentukan oleh kualitas bagian ini.
Cerebrum secara terbagi menjadi 4 (empat) bagian yang disebut Lobus. Bagian lobus yang menonjol disebut gyrus dan bagian lekukan yang menyerupai parit disebut sulcus. Keempat Lobus tersebut masing-masing adalah: Lobus Frontal, Lobus Parietal, Lobus Occipital dan Lobus Temporal.
Lobus Frontal merupakan bagian lobus yang ada dipaling depan dari Otak Besar. Lobus ini berhubungan dengan kemampuan membuat alasan, kemampuan gerak, kognisi, perencanaan, penyelesaian masalah, memberi penilaian, kreativitas, kontrol perasaan, kontrol perilaku seksual dan kemampuan bahasa secara umum.
Lobus Parietal berada di tengah, berhubungan dengan proses sensor perasaan seperti tekanan, sentuhan dan rasa sakit.
Lobus Temporal berada di bagian bawah berhubungan dengan kemampuan pendengaran, pemaknaan informasi dan bahasa dalam bentuk suara.
Lobus Occipital ada di bagian paling belakang, berhubungan dengan rangsangan visual yang memungkinkan manusia mampu melakukan interpretasi terhadap objek yang ditangkap oleh retina mata.
Apabila diuraikan lebih detail, setiap lobus masih bisa dibagi menjadi beberapa area yang punya fungsi masing-masing, seperti terlihat pada gambar di bawah ini.







Selain dibagi menjadi 4 lobus, cerebrum (otak besar) juga bisa dibagi menjadi dua belahan, yaitu belahan otak kanan dan belahan otak kiri. Kedua belahan itu terhubung oleh kabel-kabel saraf di bagian bawahnya. Secara umum, belahan otak kanan mengontrol sisi kiri tubuh, dan belahan otak kiri mengontrol sisi kanan tubuh. Otak kanan terlibat dalam kreativitas dan kemampuan artistik. Sedangkan otak kiri untuk logika dan berpikir rasional. Mengenai fungsi Otak Kanan dan Otak Kiri sudah kami bahas pada halaman tersendiri. Anda bisa membacanya dengan klik disini.

2. Cerebellum (Otak Kecil)
Otak Kecil atau Cerebellum terletak di bagian belakang kepala, dekat dengan ujung leher bagian atas. Cerebellum mengontrol banyak fungsi otomatis otak, diantaranya: mengatur sikap atau posisi tubuh, mengkontrol keseimbangan, koordinasi otot dan gerakan tubuh. Otak Kecil juga menyimpan dan melaksanakan serangkaian gerakan otomatis yang dipelajari seperti gerakan mengendarai mobil, gerakan tangan saat menulis, gerakan mengunci pintu dan sebagainya.

Jika terjadi cedera pada otak kecil, dapat mengakibatkan gangguan pada sikap dan koordinasi gerak otot. Gerakan menjadi tidak terkoordinasi, misalnya orang tersebut tidak mampu memasukkan makanan ke dalam mulutnya atau tidak mampu mengancingkan baju.

3. Brainstem (Batang Otak)
Batang otak (brainstem) berada di dalam tulang tengkorak atau rongga kepala bagian dasar dan memanjang sampai ke tulang punggung atau sumsum tulang belakang. Bagian otak ini mengatur fungsi dasar manusia termasuk pernapasan, denyut jantung, mengatur suhu tubuh, mengatur proses pencernaan, dan merupakan sumber insting dasar manusia yaitu fight or flight (lawan atau lari) saat datangnya bahaya.
Batang otak dijumpai juga pada hewan seperti kadal dan buaya. Oleh karena itu, batang otak sering juga disebut dengan otak reptil. Otak reptil mengatur “perasaan teritorial” sebagai insting primitif. Contohnya anda akan merasa tidak nyaman atau terancam ketika orang yang tidak Anda kenal terlalu dekat dengan anda.

Batang Otak terdiri dari tiga bagian, yaitu:
Mesencephalon atau Otak Tengah (disebut juga Mid Brain) adalah bagian teratas dari batang otak yang menghubungkan Otak Besar dan Otak Kecil. Otak tengah berfungsi dalam hal mengontrol respon penglihatan, gerakan mata, pembesaran pupil mata, mengatur gerakan tubuh dan pendengaran.

Medulla oblongata adalah titik awal saraf tulang belakang dari sebelah kiri badan menuju bagian kanan badan, begitu juga sebaliknya. Medulla mengontrol funsi otomatis otak, seperti detak jantung, sirkulasi darah, pernafasan, dan pencernaan.

Pons merupakan stasiun pemancar yang mengirimkan data ke pusat otak bersama dengan formasi reticular. Pons yang menentukan apakah kita terjaga atau tertidur.

Catatan: Kelompok tertentu mengklaim bahwa Otak Tengah berhubungan dengan kemampuan supranatural seperti melihat dengan mata tertutup. Klaim ini ditentang oleh para ilmuwan dan para dokter saraf karena tidak terbukti dan tidak ada dasar ilmiahnya.


4. Limbic System (Sistem Limbik)


Sistem limbik terletak di bagian tengah otak, membungkus batang otak ibarat kerah baju. Limbik berasal dari bahasa latin yang berarti kerah. Bagian otak ini sama dimiliki juga oleh hewan mamalia sehingga sering disebut dengan otak mamalia. Komponen limbik antara lain hipotalamus, thalamus, amigdala, hipocampus dan korteks limbik. Sistem limbik berfungsi menghasilkan perasaan, mengatur produksi hormon, memelihara homeostasis, rasa haus, rasa lapar, dorongan seks, pusat rasa senang, metabolisme dan juga memori jangka panjang.

Bagian terpenting dari Limbik Sistem adalah Hipotalamus yang salah satu fungsinya adalah bagian memutuskan mana yang perlu mendapat perhatian dan mana yang tidak. Misalnya Anda lebih memperhatikan anak Anda sendiri dibanding dengan anak orang yang tidak Anda kenal. Mengapa? Karena Anda punya hubungan emosional yang kuat dengan anak Anda. Begitu juga, ketika Anda membenci seseorang, Anda malah sering memperhatikan atau mengingatkan. Hal ini terjadi karena Anda punya hubungan emosional dengan orang yang Anda benci.

Sistem limbik menyimpan banyak informasi yang tak tersentuh oleh indera. Dialah yang lazim disebut sebagai otak emosi atau tempat bersemayamnya rasa cinta dan kejujuran. Carl Gustav Jung menyebutnya sebagai "Alam Bawah Sadar" atau ketidaksadaran kolektif, yang diwujudkan dalam perilaku baik seperti menolong orang dan perilaku tulus lainnya. LeDoux mengistilahkan sistem limbik ini sebagai tempat duduk bagi semua nafsu manusia, tempat bermuaranya cinta, penghargaan dan kejujuran.














Minggu, 28 Juli 2013

Tafsir Teks Ayat dan Terjemah Q.S. Al-Baqarah: 152

Pada postingan kali ini penulis akan membahas tentang tafsir Al-Qur'an Surat Al-Baqarah Ayat 152
Inilah dia teks bunyi ayat dan terjemah Al-Baqarah : 152.

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ.
Artinya: Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu[98], dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.
Terjemah Mufradat Qur'an Surat Al-Baqarah Ayat 152
Fadzkuruunii = Maka ingatlah kepada-Ku
Adzkurkum = Aku ingat kepada kalian
Wa = Dan
Usykuruu = Bersyukurlah
Lii = Kepada-Ku
Wa = Dan
Laa = Janganlah
Takfuruun = Kalian Mengingkari-Ku
Analisis Tafsir dan Mufradat Al-Qur'an Surat Al-Baqarah Ayat 152
Fadzkuruunii (Ingatlah kalian kepada-Ku) dengan perbuatan taat karena nabi mengatakan, yang artinya:
“Barang siapa yang taat kepada Allah, sesungguhnya dia telah mengingat-Nya meskipun shalatnya, shaumnya dan membaca Al-Qur’annya itu sedikit. Dan brang siapa yang mendurhakai Allah, sesungguhnya ia telah melupakannya meskipun shalatnya dan membaca Al-Qur’annya banyak.”
Adzkurkum (Niscaya Aku ingat pada kalian) dengan memberikan pahala, kelembutan, kebaikan, penganugerahan kebaikan dan pembykaan pintu kebahagiaan. Dzikir yang dimutlakkan dengan makna tersebut adalah dzikir yang berarti mengetahui perkataan yang telah terlupakan. Allah Ta’ala Maha Suci dari terlupakan.

Berkenaan dengan Firman Allah yang artinya “Karena itu, Ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku akan mengingatmu juga” Hasan Al-Bashri mengatakan,”Ingatlah kalian atas apa yang telah Aku (Allah) wajibkan kepada kalian, niscaya Akupun akan mengingat kalian juga atas apa yang telah aku tetapkan bagi kalian atas diri-Ku.”

Wasykuruulii (Dan bersyukurlah kepada-Ku) atas nikmat-nikmat yang telah Aku berikan kepada kalian. Dzikir dengan taat adalah syukur pula. Firman Allah Swt, yang artinya:”Dan bersyukurlah kalian kepada-Ku”, merupakan perintah khusus supaya mereka bersyukur kepada Allah Ta’ala karena segala karunia-Nya atas mereka dan janganlah bersyukur kepada selain-Nya.”

Penyusun Tafsir At-Taisir menjadikan Firman Allah Ta’ala yang artinya: “Maka ingatlah kalian kepada-Ku”, sebagai perintah dengan perkataan.

Sedangkan Firman Allah yang Artinya: “Dan bersyukurlah kalian kepada-Ku”, sebagai perintah dengan amal perbuatan.

Ar-Raghib berkata: “Jika ditanyakan: ‘apa bedanya antara ungkapan syakartu lizaid dengan syakaru zaidan’, maka jawabnya: “syakartu lizaid mengandung makna kebaikan itu keluar dari dia (Zaid) kemudian kalian memujinya dengan ungkapan itu. Sedangkan kata syakartu zaidan mengandung makna tidak memperdulikan perbuatan Zaid akan tetapi langsung perduli kepada essensinya bukan kepada keadaan dan perilakunya.” Syakartu zaidan lebih bilaghah daripada syakartu lizaid. Dalam ayat dikatakan wasykuruulii bukannya wasykuruunii adalah untuk memberitahukan atas kekurangan mereka dalam mengetahui nikmat, bahkan juga tidak mampu memahami tanda-tandanya sebagaiman Allah Ta’ala berfirman: (Ibrahim:34)
Dan dia Telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).
Kemudian Allah memerintahkan kepada mereka supaya mengambil I’tibar atas sebagian perbuatannya dalam bersyukur kepada Allah.

Walaa takfuruun (dan janganlah kalian kafir) dengan mengkufuri nikmat dan mendurhakai perintah-Nya.

Mungkin ada yang bertanya: ”Mengapa setelah kata wasykuruulii diteruskan dengan ungkapan walaa takfuruun, tidak cukup dengan mengatakan wasykuruulii saja?” Jawabnya adalah: ”Kalau hanya mengatakan Wasykuruulii, niscaya orang boleh beranggapan bahwa bersyukur itu hanya sekali atau atas satu nikmat saja. Dengan satu kali itu sudah berarti telah menjalankan perintah. Dan jika terbatas dengan menyebutkan kata walaa takfuruun saja, niscaya orang boleh berprasangka bahwa kata itu melarang mengerjakan kemaksiatan tanpa mendorong untuk berbuat kebaikan. Maka disatukanlah kedua kata tersebut guna menghilangkan prasangka tersebut. Dan karena pada kata walaa takfuruun mengandung pemberitahuan bahwa meninggalkan syukur berarti kufur.

Jika ditanyakan:”Mengapa Allah mengatakan: “Walaa takfuruun tidak mengatakan: Walaa takfuruulii?” maka jawabnya: “Kufur kepada Allah Ta’ala dikhususkan untuk memberitahukan bahwa kekafiran merupakan hal yang sangat buruk jika dibandingkan kepada kekufuran atas nikmat-Nya. Kufur nikmat terkadang dapat diampuni dan ini berbeda dengan kufur kepada Allah Ta’ala langsung.”
Wallohu A'llam Bishowab..

Senin, 22 Juli 2013

Penjelasan Hadits Tentang Manisnya Iman

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ
"Dari sahabat nabi Anas bin Malik dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Tiga perkara yang apabila ada pada diri seseorang, ia akan mendapatkan manisnya iman: Dijadikannya Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya dari selain keduanya. Jika ia mencintai seseorang, dia tidak mencintainya kecuali karena Allah. Dan dia benci kembali kepada kekufuran seperti dia benci bila dilempar ke neraka" (HR. Bukhori, Muslim, Ahmad, An-Nasa’I, Ibnu Majah, at-Tirmidzi, Redaksi hadits di atas adalah redaksi HR. Bukhori)."

Berdasarkan hadits di atas dapat disimpulkan bahwa ada 3 golongan yang akan mendapat manisnya iman, yaitu : 
pertama, golongan yang mencintai Allah dan Rasul-Nya melebihi kecintaannya kepada apapun juga.
kedua, golongan yang bila mencintai atau menyukai seseorang hanya atas dasar karena dia cinta kepada Allah SWT. 
ketiga, golongan yang sangat membenci pada kekafiran.
Demikian ulasan singkat mengenai golongan yang akan mendapat manisnya iman di dunia. 

Minggu, 14 Juli 2013

Ramadlan, Membangun Solidaritas dan Kesejahteraan Ummat

Oleh : Shiddiq Amien
Setiap Insan beriman pasti berharap ampunan Allah, sebab dengan ampunan-Nya bisa dipastikan orang itu akan mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan yang hakiki dan abadi kelak di kemudian hari. Ramadlan sering disebut sebagai “Bulan Maghfirah“, bulan penuh ampunan Allah. Hampir semua amal ibadah yang kita perbuat dengan niat yang ikhlas, dan dengan kaifiyat yang benar, sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw jaminannya adalah ampunan-Nya.
        Dalam sebuah hadits riwayat Imam Muslim, Nabi saw menjanjikan bahwa shalat yang limawaktu, bisa menghapus dosa-dosa yang ada diantara shalat yang lima itu, Shalat jum’at bisa menghapus dosa yang ada diantara dua jum’at dan ibadah di bulan Ramadlan bisa menghapus dosa yang ada di antara dua Ramadlan. Shalat Tarawih, menyediakan makanan buat  buka orang yang shaum, jaminanya juga ampunan Allah. Semua itu akan menjadi daya tarik tersendiri bagi setiap insan yang beriman untuk menunaikannya.
        Rasa lapar  yang dirasakan selama menjalani shaum Ramadlan  mesti menumbuhkan kesadaran pada jiwa orang-orang mampu untuk semakin peduli terhadap kaum dluafa. Apalagi dalam Qur’an suratAl-Insan : 8 oleh Allah digambarkan bahwa “ Al-Abrar “ orang-orang yang shalih yang mendapat jaminan surga, adalah mereka yang suka bersedekah dengan makanan  yang masih baik kepada orang-orang miskin dan anak-anak yatim serta tawanan. Di QS. Al-Lail: 17-18 mereka yang rajin bersedekah  adalah pertanda orang yang bertakwa yang akan dijauhkan dari siksa neraka.
        Dalam hadits riwayat Imam Ahmad, Nabi saw menyatakan bahwa seutama-utamanya sedekah, adalah sedekah di bulan Ramadlan. Nabi menganjurkan kepada setiap muslim untuk bersedekah setiap hari. Para sahabat merasa kaget dengan perintah tersebut, karena dalam fikiran para sahabat waktu itu, yang disebut sedekah itu dengan harta saja. Mereka bertanya tentang ada tidaknya orang yang mampu bersedekah setiap hari. Nabi kemudian menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan sedekah itu bisa berupa : Mengucap salam kepada sesama muslim, menengok orang yang sakit, memulasara jenazah, membantu orang-orang lemah atau invalid, menyingkirkan benda-benda yang membahayakan dari jalan, seperti : paku, duri, kaca, tali, cangkang pisang, dsb, melaksanakan amar makruf dan nahi munkar, sampai memperlihatkan wajah yang ramah, itu semua adalah sedekah. Semua itu akan menjadi semakin bernilai jika dilakukan dengan ikhlas dan dilakukan di bulan Ramadlan.
       Dengan motivasi keimanan yang kuat dan obsesi untuk mendapatkan ampunan Allah, semestinyalah orang-orang yang diberi harta lebih, diberi kemampuan unggul dibanding dengan yang lainnya mampu memanfaatkan momentun Ramadlan ini untuk menunaikan kewajibannya berupa zakat, wakaf, atau infak, berbagi kebahagiaan dengan kaum du’afa baik itu : fuqara, masakin, aitam, dan korban bencana, dengan menyisihkan sebahagian harta kekayaannya menjadi sedekah. Sehingga kaum du’afa bisa merasakan betul hikmah bulan Ramadlan,  merasakan bagaimana nikmatnya menjadi seorang muslim dan mukmin yang memiliki karakteristik “ Kal-bunyan “ seperti sebuah bangunan yang satu unsur bangunan dengan unsur lainnya saling menopang. Kata “Ukhuwah Islamiyyah” tidak sebatas kata yang tanpa makna dan tanpa realita. Kehidupan mukmin dengan mukmin yang diumpamakan oleh Nabi saw “ Kal-Jasadil Wahid “  ibarat satu tubuh, yang jika salah satu anggota tubuhnya sakit, sekujur tubuh ikut merasakannya, betul-betul bisa dibangun dan dirasakan, khususnya selama bulan Ramadlan.
       Lembaga-lembaga yang selama ini berusaha memobilisasi Zakat, infaq, shadaqah, dan wakaf (ZISWA) baik itu LAZ maupun BAZ  semestinya menjadikan Ramadlan sebagai momentum untuk meningkatkan upaya memobilisasi ZISWA, meningkatkan kepercayaan umat untuk menyalurkan Ziswa-nya melalui lembaganya, dengan meningkatkan profesionalisme dan akuntabilitasnya, baik akuntabilitas dari sudut pandang akuntan, maupun sudut pandang syar’i, kemudian mendistribusikan ZISWA itu  sesuai dengan ketentuan-ketentuan syar’i, sehingga problemtika kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan sebagain masyarakat muslim  yang sering dieksploitasi oleh kaum kuffar untuk memurtadkan kaum muslimin bisa kita imbangi dan atasi.
       Kepada manusia bakhil Allah sudah mengingatkan dalam QS. Ali Imran : 180, bahwa harta yang dibakhilkan akan dikalungkan pada hari kiamat, yang oleh Nabi saw disebutkan berupa ular yang besar yang akan mematuki kedua pipinya kelak. Wallahu’alam. 

Ramadhan, Momentum Peningkatan Ukhuwah

Oleh :  Shiddiq Amien *)
Bulan Ramadan disebut bulan penuh berkah, penuh ampunan Allah. Di bulan Ramadan, ada sejumlah kegiatan ibadah yang bisa meningkatkan ta'aruf dan ukhuwah di antara sesama muslim. Di antaranya :  pertama, saum itu sendiri. Selama menunaikan saum kita bisa merasakan bagaimana haus dan dahaga selama satu bulan. Jika bukan karena dasar keimanan tentu hal itu cukup memberatkan. Perasaan lapar dan haus itu akan membangkitkan kesadaran akan kelaparan dan kehausan yang dirasakan oleh saudara-saudara kita yang fakir dan miskin, yang bukan hanya dalam waktu satu bulan, tapi mungkin setiap hari. Kesadaran itu akan mendorong untuk mau berbagi rizki dengan mereka dalam bentuk zakat, infak dan sedekah. Ini akan lebih memper-erat hubungan baik antara si kaya dengan si miskin., disamping tentu bersedekah di bulan Ramadan memiliki nilai istimewa, seperti dinyatakan dalam hadits riwayat at-Tirmidzi bahwa seutama-utamanya sedekah, adalah sedekah di bulan Ramadan.   Kedua,salat Tarawih . Salat Tarawih bisa dilaksanakan munfarid atau sendirian, tapi lebih utama dilaksanakan berjamaah. Imam Ahmad pernah ditanya oleh muridnya tentang mana yang lebih utama tarawih sendirian atau berjamaah. Beliau menjawab : berjamaah dengan imam lebih utama. Ketika ditanyakan dasarnya. Beliau menjelaskan bahwa  ketika Rasulullah saw mengimami salat tarawih sampai lewat tengah malam, ada sahabatnya yang usul agar diteruskan salat, mungkin tidur juga tanggung. Nabi saw menjawab tidak usah, karena barangsiapa yang salat tarawih bersama imam (berjama'ah) sampai selesai, maka sesisa malam yang tidak dipakai tarawih, akan diberi pahala salat tarawih.
Ketiga,menyediakan makanan buat berbuka orang-orang yang saum, baik untuk keluarga, atau yang lainnya, terutama bagi kaum du'afa. (fakir, miskin, aitam). Caranya bisa diantar ke rumah mereka, atau disediakan di mesjid atau diundang ke suatu tempat lainnya. Amalan ini memiliki keutamaan seperti yang dijelaskan Nabi saw dalam hadits yang diriwayatkan  oleh Ibnu Khuzaimah yang menyatakan bahwa barangsiapa yang menyediakan buka bagi orang yang saum akan mendapatkan ampunan Allah. Kemudian dalam hadits riwayat Imam Ahmad dinyatakan bahwa barangsiapa yang menyediakan buka buat orang yang saum, maka ia akan mendapatkan pahala sebesar pahala orang-orang yang saum yang disediakan buka olehnya.
Keempat, Tadarus, Selama bulan Ramadan kita dianjurkan untuk lebih memperbanyak tadarus al-Qur'an, seperti yang dilakukan oleh Nabi saw bersama malaikat Jibril. Kegiatan tadarus ini bisa dilakukan  dalam bentuk membaca dan memahami al-Qur'an baik sendiri-sendiri atau bersama-sama di mesjid atau tempat lainnya,  atau  dalam bentuk halakoh, kultum, kuliah subuh, ceramah tarawih, diskusi, dsb.
Kelima,I'tikaf. Pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadan Nabi saw bersama sahabatnya biasa menjalankan I'tikaf, yakni berdiam diri di mesjid, untuk memperbanyak tadarus dan kegiatan ibadah lainnya.
Kegiatan-kegiatan ibadah yang dilakukan secara jama'i, baik itu I'tikaf, tadarus, buka saum, tarawih, ini merupakan momentum untuk lebih memperluas ta'aruf  dan lebih memperkokoh solidaritas dan ukhuwah di antara sesama muslim. Semoga.


*) Penulis : Ketua Umum Pimpinan Pusat PERSIS.

Sabtu, 06 Juli 2013

Rahasia Sehat ala Rasulullah | Menelisik Aktifitas Keseharian Nabi Muhammad SAW

Pada postingan kali ini dimana beberapa saat lagi akan menjelang Ramadhan, penulis ingin menulis tentang "Rahasia Sehat ala Rasulullah SAW". Shaum ramadhan dan kesehatan sangat berkaitan erat, oleh karenanya bila dikaji lebih mendalam ternyata Nabi Muhammad SAW telah banyak mengajarkan kepada ummatnya bagaimana rahasia sehat yang Islami, sebab memang Rasulullah SAW diutus ke dunia ini tiada lain untuk menjadi tauladan/ contoh. Sebagaimana firman Allah SWT: dalam Al-Quran surat Al-Ahzab ayat ke 21 yang  artinya ”Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. (QS Al-Ahzab; 33 : 21).

Berdasar ayat di atas ditegaskan bahwa semua yang dicontohkan Rasulullah selama hidupnya patut dijadikan renungan dan tauladan bagi kehidupan manusia, sebab Nabi Muhammad itu adalah uswatun hasanah (contoh yang baik), dan kita yakini pula bahwa semua gerak langkah yang dilakukan Nabi Muhammad SAW tiada lain itu karena petunjuk dan bimbingan Allah SWT, bukan karena nafsu pribadi atau kehendak dirinya sendiri. Dan ini berlaku pula dalam urusan keduniaan termasuk hal makanan. 

Dengan dasar di atas barangkali inilah rahasia mengapa Rasulullah SAW tidak pernah diriwayatkan mengalami gangguan sakit perut atau pencernaan sepanjang hayatnya. Dan berikut inilah beberapa keterangan berdasar dalil yang terkait urusan kebiasaan sehari-hari yang dilakukan Rasulullah SAW, sehingga Beliau selalu tampil bugar dan fres bersama para sahabat-sahabatnya, bercahaya dan penuh wibawa, hanya beberapa kali saja Beliau pernah diriwayatkan sakit: 
  • Rasulullah SAW sangat hati-hati terhadap urusan makanan. Tidak ada makanan yang masuk kedalam mulut beliau, kecuali makanan tersebut memenuhi sayarat halal dan thayyib (baik).
  • Rasulullah SAW tidak pernah makan sebelum merasa lapar dan kebiasaan Beliau selesai makan sebelum kenyang. Dijelaskan juga dalam suatu keterangan bahwa kapasitas perut (albathnu) dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sepertiga untuk makanan (zat padat), sepertiga untuk minuman (zat cair), dan sepertiga lagi untuk udara. 
Disabdakan “Anak Adam tidak memenuhkan suatu tempat yang lebih jelek dari perutnya. Cukuplah bagi mereka beberapa suap yang dapat memfungsikan tubuhnya. Kalau tidak ditemukan jalan lain maka, maka (ia dapat mengisi perutnya) dengan sepertiga makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiganya lagi untuk pernafasan.”(HR. Ibnu Majah dan Ibnu Hibban)
  • Rasulullah SAW terbiasa makan dengan tenang, tidak tergesa-gesa. Apa hikmahnya? Cara makan seperti ini akan menghindarkan dari keselek atau tersedak, tergigit, dan telah terbukti kerja organ pencernaan pun akan lebih ringan. Makanan pun biasa dikunyah dengan lebih lama, sehingga kerja organ pencernaan dapat berjalan dengan normal. 
  • Rasulullah SAW terbiasa melakukan shalat malam / tahajud di setiap sepertiga malam. Para peneliti telah membuktikan bahwa udara di sepertiga malam terakhir setiap malam itu sangat sarat akan oksigen yang belum terkontaminasi oleh zat-zat lain, sehingga sangat bermanfaat untuk optimalisasi metabolisme tubuh. Hal ini jelas sangat besar pengaruhnya terhadap vitalitas seseorang dalam aktivitasnya selama seharian penuh. 
  • Rasulullah SAW paling rajin menjaga kebersihat dan kesehatan lingkungan. Rasul selalu senantiasa rapi & bersih, tiap hari kamis atau Jum’at beliau mencuci rambut-rambut halus di pipi, selalu memotong kuku, bersisir dan berminyak wangi. “Mandi pada hari Jumaat adalah wajib bagi setiap orang-orang dewasa. Demikian pula menggosok gigi dan memakai harum-haruman” (HR Muslim).
  • Rasulullah SAW lebih suka berjalan kaki daripada berkendaraan terutama ketika pergi  ke masjid, pasar, medan jihad, mengunjungi rumah sahabat, dan sebagainya. Dengan berjalan kaki terbukti keringat akan mengalir, pori- pori terbuka dan peredaran darah akan berjalan lancar. Hal inilah yang menjadi tips para Dokter untuk mencegah penyakit jantung.
  • Rasulullah SAW sangat menjaga emosi, Beliau bukan tipe pemarah. Bahkan Rasulullah SAW pernah memberikan nasihat : “Jangan Marah!” diulangi sampai 3 kali. Ini menunujukkan hakikat kesehatan dan kekuatan Muslim bukanlah terletak pada jasadiyah belaka, tetapi lebih jauh yaitu dilandasi oleh kebersihan dan kesehatan jiwa.
Ada terapi yang tepat untuk menahan marah :
- Mengubah posisi ketika marah, bila berdiri maka duduk, dan bila duduk maka berbaring
- Membaca Ta ‘awwudz, karena marah itu dari Syaithon
- Segeralah berwudhu
- Sholat 2 Rokaat untuk meraih ketenangan dan menghilangkan kegundahan hati.
  • Rasulullah adalah pribadi yang optimis yang tidak kenal putus asa. Sikap optimis ini akan memberikan efek psikologis yang mendalam bagi kelapangan jiwa sehingga tetap sabar, istiqomah dan bekerja keras, serta tawakal kepada Allah SWT
  • Rasululullah SAW tidak iri hati kepada siapa pun. Kestabilan hati serta kesehatan jiwa merupakan mentalitas yang harus dijaga, dengan menjauhi sikap iri hati merupakan tindakan preventif yang sangat tepat untuk menyetabilkan hati dan menyehatikan jiwa seseorang. Bahkan Rasul pernah mengajarkan suatu do'a supaya terjauh dari sifat iri hati “Ya Allah, bersihkanlah hatiku dari sifat sifat mazmumah dan hiasilah diriku dengan sifat sifat mahmudah”.
  • Membiasakan shaum wajib dan shaum sunnah. Dalam Islam ada shaum wajib yaitu shaum di bulan Ramadhan dan ada pula beberapa shaum sunnat yang diajarkan Rasulullah SAW dan sangat dianjurkannya, seperti senin kamis, Ayyamul Bith’, shaum Dawud, Shaum 6 hari di bulan Syawwal, dan sebagainya. Terbukti dengan shaum akan menjadi penghalang terhadap berbagai macam penyakit jasmani maupun ruhani. Pengaruhnya dalam menjaga kesehatan, melebur berbagai macam ampas makanan, menahan diri dari makanan berbahaya sangat luar biasa. Shaum menjadi obat penenang bagi stamina dan organ tubuh sehingga energinya tetap terjaga. Sahum sangat ampuh utnuk detoksifikasi (pembersihan) yang sifatnya total dan meyeluruh.
Demikianlah beberapa kebiasaan Rasulullah SAW sehari-hari selama hidupnya ketika menjaga kesehatan sehingga Beliau dapat selalu tampil prima, fit dan dapat terhindar dari berbagai penyakit. 
Sebagai ummatnya sudah sepatutnya kita untuk selalu meneladani / mencontoh perilaku beliau dalam kehidupan sehari- hari, terutama dalam masalah menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh. 
Semoga tulisan ini menjadi renungan dalam menjaga kebugaran dan kesehatan ala Rasulullah SAW. 

Kamis, 27 Juni 2013

Mendidik Anak Melalui Dongeng atau Cerita

“Pada ketiga kalinya anak tersebut berteriak-teriak, tak ada seorang pun yang memedulikannya. Akhirnya, anak itupun meninggal dimakan anak buas.” Itulah akibatnya kalau suka berbohong, sayang.” Kalimat penutup tersebut digunakan seorang ibu muda untuk mengakhiri dongeng untuk putranya tersayang. Namun saat ibu itu menengok ke arahnya, ternyata ia sudah pulas. Diciumilah kening anak tersebut lalu diselimuti seluruh badannya.
Suasana tersebut sudah sangat jarang ditemukan di kehidupan zaman sekarang. Mendongeng dirasa cara yang kuno oleh para orang tua. Terlindas oleh teknologi modern. Terkalahkan oleh televisi yang menayangkan acara-acara yang belum tentu manfaatnya. Apalagi tanpa bimbingan orang tua, terutama ibu.
Pendidikan yang pertama dan paling utama adalah dari lingkungan keluarga. Setiap anak terlahir dalam keadaan fitrah atau suci. Selanjutnya terserah orang tua akan mencetak mereka seperti apa. Berikut dalilnya:
“Setiap bayi terlahir dalam keadaan fitrah, kedua orangtualah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani ataupun Majusi” (HR. Bukhori).
Dalam firman Allah SWT di surat An-Nahl ayat 78, bahkan disebutkan bahwa seorang terlahir dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu apapun. Namun Allah SWT telah membekalinya dengan tiga alat thalabul ilmi di bawah. Seperti terungkap dalam Firman Allah SWT ini:
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibu kamu dengan keadaan tidak mengetahui sesuatupun; dan Dia mengkaruniakan kepada kamu pendengaran, dan penglihatan, serta hati (akal pikiran) supaya kamu bersyukur” (QS. An-Nahl: 78).
Tiga alat thalabul ‘ilmi yang dimaksud ayat tersebut antara lain: Sama’a (pendengaran), Bashor (penglihatan), dan ‘afidah (hati/pikiran). Tugas orang tualah untuk mendampingi putra dan putrinya guna memaksimalkan bekal yang Allah karuniakan tersebut. Salah satu cara mendidiknya adalah dengan cara mendongeng. Mendongeng merupakan cara yang paling mudah dan sederhana. Cara tersebut paling disenangi anak-anak, terutama pada usia 3-7 tahun. Dengan mendongeng sesuatu yang berat akan terkesan lebih mudah diterima. Al-Qur’an pun banyak memuat cerita, yang biasa disebut kisah-kisah.
Bahkan, menurut Prof. Dr. Roem Rowi, MA (guru besar ilmu Al-Qur’an IAIN Sunan Ampel Surabaya) “Kisah-kisah mendominasi Al-Qur’an karena metode ini paling disenangi orang, paling mempesona dan paling mudah diterima”. Yaitu sekitar 80 persen dari Al-Qur’an.
Manfaat mendongeng yang paling penting adalah dapat mempererat hubungan orang tua dengan anak baik secara lahir maupun batin serta membantu mengoptimalkan perkembangan psikologis mereka. Selain itu masih banyak juga manfaat lainnya menurut para ahli diantaranya sebagai berikut:

Mengembangkan Daya Imajinasi dan Kreatifitas Anak
Pada masa kanak-kanak, imajinasi mereka sangat bagus. Bahkan, bisa disebut dunia mereka adalah dunia imajinasi. Oleh sebab itu, orang tua harus mengarahkannya kepada hal yang positif, yaitu dengan membawa mereka dongeng. Dengan demikian imajinasi anak akan berkembang dan kreatifitas mereka pun akan meningkat dengan sendirinya.

Meningkatkan Keterampilan Berbahasa
Kemampuan verbal adalah kemampuan awal anak, itulah alasannya kenapa otak kanan lebih berkembang pada masa ini. Dengeng bisa merangsang anak untuk meningkatkan keterampilan dalam berbahasa. Misal, dongeng yang mengandung cerita positif mengajarkan perilaku baik, dan sebagainya mendidik anak untuk lebih mudah menyerap tutur kata yang sopan.

Membangkitkan Minat Baca Anak
Jika anda ingin mempunyai anak yang senang membaca, maka jalan yang paling mudah ya melalui dongeng juga. Saat mereka mendengar cerita menarik yang dibacakan atau langsung didongengkan, akan timbul rasa penasaran mereka untuk membaca karena ingin tahu. Dongeng merupakan stimulus dini yang akan mengantarkan putra-putri kita untuk gemar membaca. Bukankah wahyu pertama turun memerintah Rasulullah SAW membaca? Sampai berulang kali:
“Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah” (QS Al-Alaq 1-3)
Peritah itupun tentu saja berlaku juga untuk kita semua sebagai umatnya.
Membangun Kecerdasan Emosional Anak
Kecerdasan emosional tidak kalah pentingnya dibanding kecerdasan lainnya. Biasanya anak-anak rendah kecerdasan emosionalnya sulit mengerti terhadap nilai-nilai moral dalam kehidupannya. Melalui tokoh-tokoh dalam cerita, secara tidak langsung kita memberikan contoh dan membangun kecerdasan emosional mereka.

Membangun Rasa Empati Anak
Kepekaan pada anak akan dirangsang melalui dongeng yang diceritakan. Maka terbentuklah rasa empati anak. Mereka akan terangsang untuk berempati terhadap lingkungan sekitar mereka. Lebih penting lagi dongeng yang mengandung nilai positif akan menjadi bekal di masa depan mereka. Rasa empati tersebut akan membuat mereka berempati terhadap orang lain.

Meningkatkan Kemampuan Pendengaran dan Daya Ingat
Bagian inilah yang paling dirangsang, yaitu pendengaran. Kemampuan auditori anak akan meningkat jika terus mendengarkan dongeng. Hal tersebut mengakibatkan daya ingat anak akan tajam. Inilah yang dimaksud dengan menguatkan fungsi tholabul ‘ilmi antara lain pendengaran (sam’a), daya ingat (afidah). Sedangkan bashar dengan sendirinya akan menguat saat minat baca mereka mulai timbul. Atau saat mereka melihat langsung kejadian yang berhubungan dengan cerita yang didongengkan ada di kehidupan nyata.

Cerita yang didongengkan bisa beragam. Mulai dari cerita rakyat atau cerita anak lainnya. Ceritanya kita pilih yang sesuai dengan usia mereka. Kisah-kisah Al-Qur’an dan Haditspun bisa dijadikan referensi ibu-bapak dalam mendongeng untuk putra-putrinya tercinta. Misalnya kisah para Nabi dan Rasul, Kisah Ashabul Kahfi, Kisah Luqman, dan masih banyak lagi kisah yang lainnya yang mengandung nilai-nilai positif serta bermanfaat bagi kehidupannya sekarang dan masa yang akan datang.

Mari kita luangkan waktu untuk putra-putri kita tercinta. Dongengkan cerita bernilai positif agar anak menjadi cerdas dan soleh. Semoga Artikel tentang Mendidik Anak lewat Cerita dan Dongeng ini bermanfat. 

Sumber: Rubrik Bunaya Majalah Risalah, Ilmi Fadillah

Senin, 24 Juni 2013

Dalil Ucapan Doa Menjelang dan di Akhir Bulan Ramadhan

Postingan kali ini menguraikan selintas mengenai dalil ucapan menjelang dan di akhir bulan ramadhan. Sebuah dalil kritis terhadap kebiasaan dan budaya di kalangan mayoritas umat Islam di Indonesia dari segi tinjauan dalil hadits Rasulullah.
Namun demikian bukan berarti dalil-dalil di bawah ini mutlak benarnya, tetapi ummat muslim sudah harus membiasakan berfikir kritis atas dalil-dalil amaliyah ibadah. Berikut dalil ucapan menjelang dan di akhir bulan ramadhan :
Dalam satu hadits yang diriwayatkan Imam Annasa'i Rasulullah Muhammad SAW pernah bersabda: 

« أَتَاكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ فَرَضَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَتُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ وَتُغَلُّ فِيهِ مَرَدَةُ الشَّيَاطِينِ لِلَّهِ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ ». رواه النسائي
“Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallambersabda: “Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah, Allah telah mewajibkan atas kalian berpuasa di dalamnya, dibuka pintu-pintu langit dan ditutup pintu-pintu neraka jahim serta dibelenggu pemimpin-pemimpin setan, di dalamnya Allah mempunyai satu malam yang lebih baik dari seribu bulan siapa yang dihalangi untuk mendapatkan kebaikannya maka ia telah benar-benar dihalangi dari kebaikan“. Hadits riwayat An Nasai dan dishahihkan di dalam kitab Shahih At Targhib Wa At Tarhib.
Informasi yang disampaikan dari hadits di atas ialah : kabar gembira tentang akan tiba nya suatu bulan yang agung, yang penuh dengan keberkahan, yaitu Bulan Ramadhan.

Mengenai ucapan permintaan maaf menjelang datangnya bulan suci Ramadhan, penulis belum mendapatkan satu riwayatpun yang sohih dari Nabi untuk meminta maaf khusus menjelang bulan Ramadhan, maka tidak didapatkan riwayat dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ataupun riwayat-riwayat dari para shahabat, jadi yang lebih baik dan seharusnya, kita mencukupkan apa yang telah dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, karena itu yang paling baik dan paling sempurna.

Seseorang harus tidak berani untuk menganjurkan umat ini akan suatu perkara yang tidak pernah dikerjakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam padahal beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, sangat mampu untuk mengerjakannya dan tidak ada penghalang untuk mengerjakan hal itu, apa lagi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mendapati bulan Ramadan selama hiduap beliau sebanyak 8/9 kali dan selama itu tidak ada riwayat beliau menganjurkan untuk meminta maaf baik antara sesama muslim atau orang tua atau suami istri menjelang bulan Ramadhan. Ini adalah jawaban untuk pertanyaan pertama.

Tapi perlu diingat baik-baik, Islam mengajarkan bahwa siapapun yang mempunyai kesalahan terhadap orang lain, pernah menyakiti atau menzhalimi orang lain, maka bersegeralah meminta halal dan maaf dan jangan menunggu nanti penyelesaiannya di hadapan Allah Ta’ala. Karena nanti di hadapan-Nya yang ada hanyalah; “Terimalah ini pahala saya”, atau “Terimalah dosa orang yang pernah kamu zhalimi”, tidak ada emas dan perak untuk menyelesaikannya!

عنْ أَبِى هُرَيْرَةَ – رضى الله عنه – قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – « مَنْ كَانَتْ لَهُ مَظْلَمَةٌ لأَحَدٍ مِنْ عِرْضِهِ أَوْ شَىْءٍ فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهُ الْيَوْمَ ، قَبْلَ أَنْ لاَ يَكُونَ دِينَارٌ وَلاَ دِرْهَمٌ ، إِنْ كَانَ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ أُخِذَ مِنْهُ بِقَدْرِ مَظْلَمَتِهِ ، وَإِنْ لَمْ تَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ صَاحِبِهِ فَحُمِلَ عَلَيْهِ » .
“Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallambersabda: “Siapa yang pernah mempunyai kezhaliman terhadap seseorang, baik terhadap kehormatannya atau apapun, maka minta halallah darinya hari ini!, sebelum tidak ada emas dan perak, (yang ada adalah) jika dia mempunyai amal shalih, maka akan diambil darinya sesuai dengan kezhalimannya, jika dia tidak mempunyai kebaikan, maka akan diambilkan dosa lawannya dan ditanggungkan kepadanya”. Hadits riwayat Bukhari.

Sedangkan untuk permasalahan meminta maaf ketika ‘iedul fithri: mari kaum muslim untuk melihat beberapa riwayat dan perkataan para ulama:

Imam Al Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah, seorang ulama hadits dan besar madzhab syafi’iyyah berkata:
وروينا في المحامليات بإسناد حسن عن جبير بن نفير قال كان أصحاب رسول الله صلى الله عليه و سلم إذا التقوا يوم العيد يقول بعضهم لبعض تقبل الله منا ومنك

“Diriwayatkan kepada kami di dalam kitab Al Muhamiliyat, dengan sanad yang hasan (baik) dari Jubair bin Nufair, beliau berkata: “Senantiasa para shahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam jika bertemu pada hari ‘ied, sebagian mereka mengatakan kepada yang lain: “Taqabbalallahu minna wa minka” (semoga Allah menerima amal ibadah dari kita dan dari anda). lihat kitab Fath Al Bari 2/446

Dan Ibnu Qudamah (seorang ahli fikih dari madzhab hanbali) rahimahullah menukilkan dari Ibnu ‘Aqil tentang memberikan selamat pada hari ‘ied, bahwasanya Muhammad bin Ziyad berkata: “Aku bersama Abu Umamah Al Bahili (seorang shahabat nabi) radhiyallahu ‘anhudan selainnya dari para shahabat nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, mereka jika pulang dari shalat ‘ied berkata kepada sebagian yang lain: “Taqabbalallahu minna wa minka”. Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullahberkata: “sanad hadits Abu Umamah adalah sanad yang baik,dan Ali bin Tsabit berkata: “Amu telah bertanya kepada Malik bin Anas rahimahullah akan hal ini dari semenjak 35 tahun yang lalu, beliau menjawab: “Masih saja kami mengetahui akan hal itu dilakukan di kota Madinah”. Lihat Kitab Al Mughni 3/294.

Dan Imam Ahmad rahimahullah: “Tidak mengapa seseorang mengatakan kepada orang lain pada hari ‘ied: “Taqabbaalallahu minna wa minka”.

Harb berkata: “Imam Ahmad rahimahullah ditanya tentang perkataan orang-orang di hari ‘ied (‘iedul fithri atau ‘iedul adhha) “Taqabbalallahu minna wa minkum, beliau menjawab: tidak mengapa akan hal tersebut orang-orang syam meriwayatkan dari shahabat nabi Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu. lihat kitab Al Mughni 3/294

Syeikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata: “Adapun memulai mengucapkan selamat pada hari ‘ied adalah bukan merupakan sunnah yang diperintahkan dan juga bukan sesuatu yang dilarang, maka barangsiapa yang melakukannya ia mempunyai pekerjaan yang dijadikan sebagai tauladan dan kalau ada yang meninggalkan ia juga mempunyai orang yang dijadikan sebagai teladan. wallahu a’lam”. lihat kitab Majmu’ Al Fatawa 24/253

Dari penjelasan di atas semoga bisa dipahami bahwa mengkhususkan meminta maaf pada hari ‘ied bukan merupakan pekerjaan para shahabat nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam radhiyallahu ‘anhum, akan tetapi yang mereka lakukan adalah mendoakan satu dengan yang lainnya sebagaimana penjelasan di atas dan ini yang paling baik dilakukan oleh kaum muslimin.

terakhir saya akan sebutkan sebuah perkataan indah dari Abdullah bin Mas’ud (seorang shahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam) radhiyallahu ‘anhu:

عن ابن مسعود – رضي الله عنه – قال : «مَن كانَ مُسْتَنًّا ، فَلْيَسْتَنَّ بمن قد ماتَ ، فإنَّ الحيَّ لا تُؤمَنُ عليه الفِتْنَةُ ، أولئك أصحابُ محمد – صلى الله عليه وسلم – ، كانوا أفضلَ هذه الأمة : أبرَّها قلوبًا ، وأعمقَها علمًا ، وأقلَّها تكلُّفًا ، اختارهم الله لصحبة نبيِّه ، ولإقامة دِينه ، فاعرِفوا لهم فضلَهم ، واتبعُوهم على أثرهم ، وتمسَّكوا بما استَطَعْتُم من أخلاقِهم وسيَرِهم ، فإنهم كانوا على الهُدَى المستقيم».

”Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Barangsiapa yang bersuri tauladan maka hendaklah bersuri tauladan dengan orang yang sudah meninggal, karena sesungguhnya orang yang masih hidup tidak aman dari tertimpa fitnah atasnya, merekalah para shahabat Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, mereka adalah orang-orang yang termulia dari umat ini, yang paling baik hatinya, paling dalam ilmunya dan paling sedikit untuk berbuat yang mengada-ngada, Allah telah memilih mereka untuk bershahabat dengan nabiNya, untuk menegakkan agamaNya, maka ketauhilah keutamaan mereka yang mereka mililki, ikutilah jalan-jalan mereka, dan berpegang teguhlah semampu kalian akan budipekertibudi pekerti mereka dan sepak terjang mereka, karena sesungguhnya mereka diatas petunjuk yang lurus”.diriwayatkan dengan sanadnya oleh Ibnu Abdil Barr di dalam Kitab Jami’ bayan Al ‘Ilmi wa Ahlih (2/97) dan disebutkan oleh Ibnu Atsir di dalam Jami’ Al Ushul Fi Ahadits Ar Rasul (1/292).
Demikian mengenai dalil dan do'a ucapan menjelang dan di akhir bulan ramadhan

Kamis, 20 Juni 2013

Ketauhidan dan Pemahaman Islam yang Benar *)

Pada dasarnya setiap bayi manusia yang terlahir ke dunia ini sudah ada dalam ajaran tauhid, yakni ajaran mengesakan Allah swt. Ini didasarkan kepada Q.S Al-A'raf Ayat 172 :

وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي ءَادَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَى شَهِدْنَا أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ(172)الاعراف

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)" (QS.Al-A'raf : 172)

عن أنس بن مالك ر. قال النبي ص : " كل مولود يولد من والد كافر او مسلم فانما يولد على الفطرة على الاسلام كلهم , ولكن الشياطين أتتهم فأجتالتهم عن دينهم فهودتهم ونصرتهم ومجستهم وأمرتهم ان يشركوا بالله ما لم ينزل به سلطان " ر الحكيم ( جمع الجوامع 5:ص 391 : ر 15908 )

Dari Anas bin Malik ra,  bersabda Rasulullah saw : " Semua anak yang dilahirkan baik dari orangtua kafir atau muslim, tiada lain dilahirkan dalam fithrah, dalam Islam semuanya, akan tetapi syetan telah mendatanginya, dan menggelincirkannya dari agamanya, dia meyhudikannya, mengkristenkannya, memajusikannya, dan menyuruh mereka untuk menyukutukan Allah, sesuatu yang tidak diberikan kepadanya kewenangan." (HR. Al-Hakim)

Adanya potensi orang untuk menyimpang dari ajaran/akidah tauhid juga sudah diingatkan Allah dan Rasul-Nya :

عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنِّي فَرَطُكُمْ عَلَى الْحَوْضِ مَنْ مَرَّ عَلَيَّ شَرِبَ وَمَنْ شَرِبَ لَمْ يَظْمَأْ أَبَدًا لَيَرِدَنَّ عَلَيَّ أَقْوَامٌ أَعْرِفُهُمْ وَيَعْرِفُونِي ثُمَّ يُحَالُ بَيْنِي وَبَيْنَهُمْ فَأَقُولُ إِنَّهُمْ مِنِّي فَيُقَالُ إِنَّكَ لَا تَدْرِي مَا أَحْدَثُوا بَعْدَكَ فَأَقُولُ سُحْقًا سُحْقًا لِمَنْ غَيَّرَ بَعْدِي  – ر البخاري

Dari Sahal bin Sa'ad ra berkata, bersabda Nabi saw : Sesungguhnya aku akan mendahului kalian sampai di sebuah telaga, barangsiapa yang mendekat kepadaku akan bisa  minum, barangsiapa yang minum tidak akan haus lagi. Kemudian akan digiring kepadaku sekelompok orang yang aku mengenalinya, dan mereka mengenali aku, tapi kumudian antara aku dengan mereka dihalangi. Lalu aku berkata : Sesungguhnya mereka adalah dari umatku. Lalu dikatakan : Sesungguhnya engkau tidak tahu apa yang mereka ada-adakan (dalam agama) sesudah engkau tiada. Maka aku menyuruh : menjauhlah, menjauhlah hai orang-orang yang merubah-rubah (agama) sesudahku.  ( HR.Al-Bukhari)

وَهُمْ يَصْطَرِخُونَ فِيهَا رَبَّنَا أَخْرِجْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا غَيْرَ الَّذِي كُنَّا نَعْمَلُ أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاءَكُمُ النَّذِيرُ فَذُوقُوا فَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ نَصِيرٍ- فاطر : 37  

Dan mereka berteriak di dalam neraka itu: "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan". Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun. (QS.Fathir : 37)

يَوْمَ تُقَلَّبُ وُجُوهُهُمْ فِي النَّارِ يَقُولُونَ يَالَيْتَنَا أَطَعْنَا اللَّهَ وَأَطَعْنَا الرَّسُولَا(66)وَقَالُوا رَبَّنَا إِنَّا أَطَعْنَا سَادَتَنَا وَكُبَرَاءَنَا فَأَضَلُّونَا السَّبِيلَا(67)رَبَّنَا ءَاتِهِمْ ضِعْفَيْنِ مِنَ الْعَذَابِ وَالْعَنْهُمْ لَعْنًا كَبِيرًا(68)- الاحزاب

Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikkan dalam neraka, mereka berkata: "Alangkah baiknya, andaikata kami ta`at kepada Allah dan ta`at (pula) kepada Rasul". Dan mereka berkata: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menta`ati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar).Ya Tuhan kami, timpakanlah kepada mereka azab dua kali lipat dan kutuklah mereka dengan kutukan yang besar". (QS.Al-Ahzab : 66-68)

Kita kaji dari hal yang paling mendasar, yakni Rukun Iman dan Rukun Islam. Selama ini kita meyakini bahwa Rukun Iman ada enam dan Rukun Islam ada lima, berdasar :

قَالَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ قَالَ بَيْنَمَا نَحْنُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيدُ سَوَادِ الشَّعَرِ لَا يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ وَلَا يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ يَا مُحَمَّدُ أَخْبِرْنِي عَنْ الْإِسْلَامِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْإِسْلَامُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَتُقِيمَ الصَّلَاةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ وَتَصُومَ رَمَضَانَ وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنْ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيلًا قَالَ صَدَقْتَ قَالَ فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ الْإِيمَانِ قَالَ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ قَالَ صَدَقْتَ ... ر مسلم 

Berkata Umar Ibnul Khattab ra: Ketika kami bersama Rasulullah saw pada suatu hari, tiba-tiba muncul seorang lelaki dengan pakaian sangat putih, dengan rambut sangat hitam, tidak nampak padanya bekas menempuh perjalanan, dan tidak ada diantara kami yang mengenalinya, sampai ia duduk di depan Nabi saw, dia menempelkan kedua lututnya dengan dua lutut Nabi, dan menyimpan kedua telapak tangannya pada paha Nabi saw. Lalu bertanya : Ya Muhammad beritahu aku tentang Islam. Rasulullah saw menjelaskan : Islam itu, Engkau bersaksi tiada ilah selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan shaum Ramadhan dan berhaji ke Baitullah jika engkau mampu. Dia berkata : Engkau benar. Umar berkata : kami kaget dengannya, bertanya tapi membenarkannya.  Lalu Dia bertanya lagi : Beritahu aku tentang iman. Nabi saw menjelaskan : Iman itu engkau beriman kepada Allah, kepada para Malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan kepada Hari Akhir, serta beriman kepada qadar yang baik dan yang buruk. Dia berkata : Engkau benar. …. ( HR. Muslim).

Dalam keyakinan kaum Syi'ah (Rafidhah), Rukun Islam-nya sama lima, tapi tidak ada Syahadat :

عن ابي جعفر عليه السلام قال : بني الاسلام على خمسة أشياء : على الصلاة و الزكاة والحج والصوم والولاية ؛ قال زرارة : فقلت : وأي شييء من دالك افضل ؟ فقال : الولاية أفضل, لانها مفتاحهن و الوالي هو الدليل عليهن ... – أصول الكافى محمد بن يعقوب الكليني  2: 15 ر 3

Dari Abi Ja'far as. Berkata : Islam didirikan di atas lima perkara : Shalat, zakat, haji, shaum, dan Al-Wilayah. Bertanya Zurarat  : Mana di antara yang lima itu yang paling utama ? Dia menjawab : Al-Wilayah yang paling utama, sebab  Al-Wilayah pembuka atas perkara-perkara itu, dan Wali adalah dalil bagi kelima perkara itu…. ( Ushul Al-Kafi 2: 15 no. 3 )

Demikian juga Rukun Imannya, hanya ada lima, dengan istilah yang berbeda. Muhammad Al-Husein Ali Kasyiful Ghitha dalam kitabnya Ahlusy-Syi'ah wa Ushuluha:  Rukun Iman Syi'ah Rafidah : 1) At-Tauhid  2) Al-'Adlu  3) An-Nubuwah  4) Al-Imamah  5) Al-Ma'ad   ( Muhammad Al-Husein Ali Kasyiful Ghitha , Ahlusy-Syi'ah wa Ushuluha) – ( KH.Irfan Zidny,MA , Bunga Rampai Ajaran Syi'ah )

Kaum Syi’ah  tidak meyakini akan jaminan Allah tentang keotentikan dan orsinilitas Al-Qur’an yang termaktub dalam QS. Al-Hijir : 9, karena menurut keyakinan mereka Al-Qur’an yang ada sekarang bukan Al-Quran yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad saw. Ini terungkap antara lain :
Muhammad bin Ya’qub bin Ishaq Al-Kulaini dalam Kitabnya Al-Kafi fil Ushul, Kitab Fadhail Al-Qur’an 2 : 350  meriwayatkan dari Hisyam bin Salim dari Abu Abdillah:

عن ابي عبد الله عليه السلام قال : أن القران الدي جاء به جبريل عليه السلام الى محمد ص سبعة عشر ألف اية – أصول الكافي 2: 350 ر 29

 “ Sesungguhnya Al-Quran yang dibawa oleh Jibril as kepada Nabi Muhammad saw adalah 17.000 ayat.”  Padahal Al-Qur’an yang berada di tangan kita berjumlah 6236 ayat, berarti dua pertiganya telah hilang.  Kemudian di Bab Al-Hujjah  1 :142  dijelaskan bahwa bagi kaum Syi’ah memiliki  Kitab suci sendiri yang bernama “ Mushaf Fatimah “ yaitu sebuah Mushaf di dalamnya semisal Al-Qur’an yang tebalnya tiga kali lipat, dan tidak ada satu huruf-pun yang sama dengan Al-Qur’an.

(... وان عندنا لمصحف فاطمة ع س وما يدريهم ما مصحف فاطمة ع س ؟ قال : قلت : و ما مصحف فاطمة ع س ؟ قال : مصحف فيه مثل قرانكم هدا ثلاث مرات , والله ما فيه من قرانكم حرف واحد ... أصول الكافى 1: 142)

Tapi anehnya yang disebut "Mushaf Fatimah itu sampai sekarang tidak pernah ada, tidak pernah bisa mereka tunjukkan. Sementara kepada Al-Qur'an yang ada yakni " Mushaf Utsmani " mereka meragukannya bahkan menolaknya. Lantas mereka memakai Qur'an yang mana ? Ni’matullah Al-Jazairi berkata : “Telah diriwayatkan dalam banyak hadits bahwa mereka telah memerintahkan para syi’ah mereka untuk membaca Al-Qur’an yang ada ini dalam shalat dan lainnya serta mengamalkan hukumnya hingga munculnya Maulana Shahib Az-Zaman lalu   ia mengangkat Al-Qur’an ini dari tangan-tangan manusia menuju langit dan mengeluarkan Al-Qur’an yang disusun oleh Amirul Mukminin, maka dibaca dan diamalkan hukum-hukumnya.  ( Al-An-war an-Nu’maniyyah 2: 363 )

Mirza Husain bin Muhammad Taqiy An-Nuri Ath-Thubrusi, dalam kitabnya Fashl Al-Khitab fi Tahrif Kitab Rabbi Al-Arbab hal  32menyebutkan : “ Sesungguhnya Al-Qur’an yang ada pada kita bukanlah Al-Qur’an yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad saw, tapi telah dirubah, diganti, ditambahi dan dikurangi.”  Diantara contoh ayat-ayat yang katanya ditahrif :

-                                            إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَى ءَادَمَ وَنُوحًا وَءَالَ إِبْرَاهِيمَ وَءَالَ محمد عَلَى الْعَالَمِينَ ( ال عمران: 33)-فصل الخطاب : 264 
-                                            يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ لرسول الله والامام من بعده  ( ال عمران : 102) – فصل الخطاب :267
-                                            يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ من ال محمدصلوات الله عليهم ( النساء : 59)قصل الخطاب : 274
-                                            وَلْيَسْتَعْفِفِ الَّذِينَ لَا يَجِدُونَ نِكَاحًا بالمتعة حَتَّى يُغْنِيَهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ  ( النور:33) فصل الخطاب : 315
-                                            وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فى ولاية علي  فَإِنَّ لَهُ نَارَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا (الجن:23) – فصل الخطاب : 340
-                                            يَاأَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ الى محمد ووصيه والائمة من بعده(27)ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً بولاية علي مَرْضِيَّةً بالثوب (28)فَادْخُلِي فِي عِبَادِي مع محمد واهل بيته (29)وَادْخُلِي جَنَّتِي  غير مشوبة (30) – فصل الخطاب : 345

Dalam keyakinan Syi’ah, disamping ada yang disebut “ Mushaf Fatimah “ ada kitab-kitab samawi lain yang diturunkan kepada Nabi saw, tapi dikhusukan buat Amirul Mukminin.

Dalam Ahmadiyyah juga telah nampak penyimpangan dalam masalah Akidah , terutama menyangkut masalah adanya lagi nabi dan rasul pasca Nabi Muhammad saw. Serta  turunnya wahyu setelah Al-Qur'an.
Klaim Mirza Gulam Ahmad dan pengikutnya, bahwa Ia seorang  nabi dan menerima wahyu, jelas sebuah penyimpangan akidah yang sangat serius, sebuah klaim yang bathal dan munkar, karena mengingkari firman Allah swt :


مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا

الاحزاب : 40

Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. QS. Al-Ahzab : 40

Pengikut nabi palsu memelintir makna “ Khatam “ bukan dalam arti penutup, melainkan dengan arti “ cingcin atau stempel “ , hal ini bisa dilihat dari pernyataan :

a.      Selanjutnya Ahmadiyyah berkata bahwa kalimat “ Khatam” dapat dibaca “ Khatim” yang berarti hiasan bagi sang pemakainya. Apabila diartikan demikian , maka Rasulullah saw itu bagaikan hiasan indah bagi nabi-nabi. Dalam Fathul Bayan juga dikatakan bahwa Nabi Muhammad saw adalah bagaikan hiasan cincin yang dipakai oleh para nabi, karena beliau nabi termulia. “  ( Saleh A. Nahdi, Selayang Pandang Ahmadiyyah, hal : 34 ).       
b.      Jadi perkataan “ Khataman nabiyyin “  berarti “ Cap atau stempel “ dari pada nabi-nabi, yakni Nabi Muhammad saw ialah kebagusan dari pada segala nabi-nabi.              ( Bashiruddin Mahmud Ahmad, Jasa Imam Mahdi )

Jika para nabi diumpamakan jari-jari, dan Nabi Muhammad saw diumpamakan sebagai cincin penghias jari, kemudian dimaknai bahwa Nabi Muhammad saw adalah nabi termulia, ibarat cincin pada jari, pertanyaannya kemudian : “ Muliaan mana antara cincin dengan jari ? “ Kiranya semahal-mahal cincin, masih ada jualan. Tapi seborok-borok jari tidak ada jualan ! Dengan demikian mengumpamakan Nabi Muhammad saw dengn cincin dan para nabi lainnya sebagai jari, bukan merupakan sebuah penghormatan kepada Nabi Muhammad saw, melainkan sebuah  penghinaan.

Rasulullah saw. sudah menegaskan bahwa tidak ada lagi nabi sesudah beliau, dan tidak ada umat sesudah umat Muhammad ( umat Islam ), kalau ada orang mengaku atau mendakwakan dirinya sebagai nabi, dia itu adalah Dajjal. Itu diungkap dalam banyak hadits, antara lain :

كانت بنو اسرئيل تسوسهم الانبياء , كلما هلك نبي خلفه نبي , وانه لا نبي بعدي , وسيكون خلفاء فيكثرون – ر البخاري

“ Bani Israil itu terus menerus dipimpin oleh para nabi, setiap seorang nabi wafat, diganti oleh nabi lainnya, dan sesungguhnya tidak ada lagi nabi sesudahku,  dan akan ada khalifah yang jumlahnya banyak. “  HR. Al-Bukhari.

ان الرسالة والنبوة قد انقطعت فلا رسول بعدي ولا نبي – ر احمد والترمذي

“ Sesungguhnya kerasulan dan kenabian telah dipubngkas, maka tidak ada lagi rasul dan nabi sesudahku, “  HR. Ahmad dan At-Tirmidzi

ان الله لم يبعث نبيا الا حذر أمته الدجال , وانا اخر الانبياء و انتم اخر الامم , وهو خارج فيكم لا محالة , انه يبداء فيقول : انا نبي , ولا نبي بعدي – ر ابن ماجه

“ Sesungguhnya Allah tidak mengutus seorang nabipun, kecuali ia mengingatkan umatnya tentang ( bahaya ) dajjal.  Aku adalah penutup nabi dan kalian adalah umat terakhir, Dajjal itu akan muncul di tengah-tengah kalian pasti,   Sesungguhnya dia akan nampak dari perkataannya : ‘ Aku adalah nabi ‘, Padahal tidak ada lagi nabi sesudahku. “ HR. Ibnu Majah

Argumentasi lain yang dikemukakan oleh penganut agama Ahmadiyyah, bahwa Mirza adalah nabi, bahkan nabi yang sudah dijanjikan dalam al-Qur’an, dengan mengklaim bahwa Nabi Ahmad yang dijanjikan dalam QS. As-Shaf : 6 adalah Mirza Gulam Ahmad, dan bukan Nabi Muhammad saw. Dalam ayat itu dijelaskan :

وَإِذْ قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَابَنِي إِسْرَائِيلَ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَمُبَشِّرًا بِرَسُولٍ يَأْتِي مِنْ بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ فَلَمَّا جَاءَهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ قَالُوا هَذَا سِحْرٌ مُبِينٌ - ألصف : 6

Dan (ingatlah) ketika Isa Putra Maryam berkata: "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi  kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)" Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata". QS. As-Shaf :6

Dalam Majalah Ahmadiyyah Suara AnsharullahNo. 3 , Juli 1955 disebutkan : “ Jika orang benar-benar  meneliti maksud al-Quran itu ( Surat 61:6 ) maka akan mengetahui bahwa yang dimaksud dengan nama Ahmad bukanlah Nabi Muhammad saw, tapi seorang rasul yang diturunkan Allah swt pada akhir zaman sekarang ini. Bagi kami ialah : Hazrat Ahmad  Al-Qadiani. “

Padahal tentang siapa yang dimaksud dengan Ahmad dalam ayat itu jelas bukan Mirza Gulam Ahmad, melainkan Nabi Muhammad saw.  lebih kurang dua belas abad sebelum Mirza dilahirkan. Nabi saw. bersabda :

لي خمسة أسماء : انا محمد و احمد , و انا الماحي الذي يمحوا الله بي الكفر , وانا الحاشر الذي يحشر الناس على قدمى , وانا العاقب الذى ليس بعده نبي – ر البخاري و مسلم

Aku punya lima nama : Aku adalah Muhammad, dan Ahmad, Aku Al-Mahi ( Penghapus), yang Allah menghapus dengan ( kerasulanku ) kekufuran, Aku Al-Hasyr( Penghimpun ), yang Allah kumpulkan manusia di bawah telapak kakiku ( pengaruhku), dan Aku adalah Al-‘Aqib              ( Penutup ) yang tidak ada lagi nabi sesudahnya.  HR. Al-Bukhari dan Muslim.

Selain keyakinan bahwa Mirza Gulam Ahmad sebagai nabi sesudah Nabi Muhammad saw , keberadaan kitab Tadzkirah  yang diklaim sebagai “ Wahyu Muqaddas “, semakin mengukuhkan Ahmadiyyah sebagai sebuah agama.  Kitab itu diyakini diturunkan pada Lailatul Qadar, kepada  Mirza Gulam Ahmad yang mendakwakan diri sebagai Al-Masih Al-Mau’ud     ( Nabi Isa yang dijanjikan turun lagi ) dengan menyebut dirinya sebagai Al-Masih Al-Muhammadi ( Al-Masih turunan Nabi Muhammad ) Sementara Nabi Isa as. Sendiri disebutnya sebagai Al-Masih Al-Israili ( Al-Masih turunan Israil ). Kitab itu katanya diturunkan di sebuah tempat dekat desa Qadian di India.  Inilah kutipan dari Kitab Tadzkirah :

1) انا انزلناه فى ليلة القدر ؛2) انا انزلناه للمسيح الموعود – تذكرة : 519
3) انا انزلناه قريبا من القاديان ؛ 4)  وبالحق انزلناه وبالحق نزل ؛5) صدق الله ورسوله ؛6) وكان امر الله مفعولا ؛ 7) الحمد لله الذي جعلك المسيح ابن مريم – تذكرة : 637

Dari tujuh ayat di atas nampak tiga ayat merupakan “ Bajakan “ dari al-Qur’an : ayat nomer satu dari QS. Al-Qadar : 1 ; ayat nomer empat  dari QS. Al-Isra : 105 ; dan ayat nomer enam dari QS An-Nisa : 46.
Yang lebih aneh tentu saja bahasa wahyu yang dipakai dalam kitab Tadzkirah adalah bahasa Arab, padahal Mirza Gulam Ahmad lahir dan mati di India, Sementara Allah tidak pernah mengutus seorang nabi atau rasul, kecuali bahasa ( wahyu ) yang dipakainya adalah bahasa kaumnya, bahasa masyarakat yang didatanginya, supaya mudah dimengerti oleh mereka.  Al-Qur’an diturunkan dengan bahasa Arab, karena Nabi Muhammad saw. diturunkan di tengah bangsa Arab. Lantas wahyu yang diterima Mirza itu sebenarnya buat siapa ? Allah swt menegaskan :

وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ رَسُولٍ إِلَّا بِلِسَانِ قَوْمِهِ لِيُبَيِّنَ لَهُمْ فَيُضِلُّ اللَّهُ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ – ابرهيم : 4

Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Dia-lah Tuhan Yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.  QS. Ibrahim : 4

Satu lagi contoh penyimpangan dalam Akidah, Ajaran Pluralisme Agama. Nabi saw pernah mengingatkan :

عَنْ سُوَيْدِ بْنِ غَفَلَةَ قَالَ قَالَ عَلِيٌّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ يَأْتِي فِي آخِرِ الزَّمَانِ قَوْمٌ حُدَثَاءُ الْأَسْنَانِ سُفَهَاءُ الْأَحْلَامِ يَقُولُونَ مِنْ خَيْرِ قَوْلِ الْبَرِيَّةِ يَمْرُقُونَ مِنْ الْإِسْلَامِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنْ الرَّمِيَّةِ لَا يُجَاوِزُ إِيمَانُهُمْ حَنَاجِرَهُمْ فَأَيْنَمَا لَقِيتُمُوهُمْ فَاقْتُلُوهُمْ فَإِنَّ قَتْلَهُمْ أَجْرٌ لِمَنْ قَتَلَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ – ر احمد والبخاري

Dari Suwaid bin Ghaflah berkata, berkata Ali ra : Aku mendengar Rasulullah saw bersabda : “ Akan datang di akhir zaman orang-orang dengan muda usia,  buruk akhlak, mereka bicara dengan ayat-ayat al-Qur’an, tapi sudah lepas jauh dari ajaran Islam, seperti lepasnya anak panah dari busurnya, imannya tidak melewati tenggorokannya ( hanya di lidah ) . Diamana saja kamu bertemu dengan mereka perangilah mereka, sesungguhnya memerangi mereka itu akan mendapat pahala pada hari kiamat. “ HR. Ahmad dan Al-Bukhari.


Pluralisme, sebuah teologi yang muncul dan didesain dalam setting sosial-politik humanisme sekuler Barat yang bermuara pada tatanan demokrasi liberal.  Pluralisme ingin tampil sebagai klaim kebenaran baru yang humanis, ramah, santun, toleran, cerdas, dan demokratis. Hal ini dikatakan oleh tokohnya, John Hick.  Semua agama, baik yang tesitik maupun non-teistik, dianggap sebagai sama, sebagi ruang atau jalan yang bisa memberikan keselamatan, kebebasan, dan pencerahan, semua agama benar. Karena pada dasarnya semua agama merupakan respon yang beragam terhadap hakikat ketuhanan yang sama.  Agama dianggap sebagai pengalaman keagamaan. Kemungkinan datangnya agama dari Tuhan atau Dzat Yang Maha Agung dinafikan dan ditolak mentah-mentah.
Tokoh seperti Joachim Wach, seorang ahli perbandingan agama kontemporer bahkan mendefinisikan bahwa pengalaman keagamaan sebagai agama itu sendiri. Lahirlah kesimpulan bahwa semua agama sama secara penuh tanpa ada yang lebih benar daripada yang lain. Sebuah kesimpulan yang menyulitkan mereka sendiri, ketika muncul pertanyaan : “ Apakah agama Kristen, dan Islam sama persis dengan agama-agama primitif dan paganis ( penyembah berhala ) yang kanibalistik ?”

Dalam wacana pemikiran Islam , Pluralisme Agama masih merupakan hal baru dan tidak memiliki akar idiologis dan teologis yang kuat. Pluralisme agama lebih merupakan perspektif baru yang ditimbulkan oleh penetrasi kultur Barat. Malah ada yang menyebut merupakan rekayasa Freemasonry Internasional, sebuah organisasi Yahudi yang sejak awal mengusung slogan :  “ Liberty, Egality dan Fraternity”(Kebebasan, Persamaan, dan Persaudaraan ), dan mempropagandakan persaudaraan universal tanpa memandang etnis, bangsa, dan agama. Organisasi ini muncul sebagai ‘baju’ untuk menyerukan penyatuan tiga agama ( Yahudi, Nashrani dan Islam ) dengan agama universal dan mengikis belenggu fanatisme terhadap agamanya.  Dalam IslamWacana Pluralisme ini baru muncul pasca perang Dunia II, ketika terbuka kesempatan bagi generasi muda muslim untuk mengenyam pendidikan di universitas-universitas Barat, terutama mereka yang mengambil jurusan Studi Islam dengan dosen-dosen Yahudi dan Krsiten atau Para Orientalis. Dalam waktu yang bersamaan, gagasan Pluralisme agama ini menembus dan menyusup ke dalam wacana pemikiran Islam. Antara lain melalui karya-karya pemikir-pemikir mistik Barat Muslim seperti Rene Guenon ( Abdul Wahid Yahya ) dan Frithhjof Schon ( Isa Nuruddin Ahmad ). Buku-buku mereka seperti The Transcendent Unity of Religion, sangat sarat dengan tesis-tesis  atau gagasan-gagasan yang menjadi inspirasi dasar bagi tumbuh dan berkembanganya wacana pluralisme agama.  Sayyed Hossein Nasr, seorang tokoh  Syi’ah, termasuk yang ikut mempopulerkan teologi Pluralisme.  Nasr telah menuangkan tesisinya tentang Pluralisme agama dalam kemasan Sophia perennis atau perennial wisdom ( Al-Hikmat al-Khalidah atau kebenaran abadi ), yaitu sebuah gagasan menghidupkan kembali kesatuan metafisikal ( metaphysical unity ) yang tersembunyi di balik ajaran dan tradisi-tradisi keagamaan yang pernah dikenal sejak zaman Nabi Adam as. Menurut Nasr, memeluk atau meyakini satu agama dan melaksanakan ajarannya secara keseluruhan dan sungguh-sungguh, berarti juga telah memeluk seluruh agama, karena semuanya berporos kepada satu poros, yaitu kebenaran yang hakiki dan abadi. Perbedaan antar agama dan keyakinan, menurut Nasr, hanyalah pada simbol-simbol dan kulit luar. Inti dari agama tetap satu.

Budhy Munawar Rahman , dosen filsafat di Universitas Paramadina Jakarta, dalam tulisannya, di situs www.Islamlib.com 13 Januari 2002 , Ia mencoba memaksakan teologi Pluralis dengan melihat agama-agama lain sebanding dengan agama Islam. Terhadap QS. Ali Imran : 19 dan 85 dia mengajak orang-orang untuk memahaminya dengan semangat inklusivisme, semangat  “Agama Universal “ dimana Islam diberi makna sebagai agama yang penuh kepasrahan kepada Allah swt. Sehingga semua agama bisa dimasukkan ke dalamnya, asalkan berpasrah diri kepada Allah.
Muhammad Ali, Dosen UIN Jakarta dalam tulisannya di harian  Republika, tgl 14 Maret 2002  dalam judul Hermeneutika dan Pluralisme Agama, juga mengajak agar tidak memahami QS. Ali Imran : 19 dan 85 itu dalam bingkai teologi eksklusif yakni keyakinan bahwa jalan kebenaran dan keselamatan bagi manusia hanyalah dapat dilalui melalui Islam. Ayat-ayat itu harus dipahami dengan teologi pluralis dan teologi Inklusif.  Nurcholis Madjid yang merupakan salah seorang tokoh pengusung telogi Pluralisme dalam kata pengantar  buku Pluralitas Agama Kerukunan dalam Keragaman menyatakan : “ Kendatipun cara, metoda atau jalan keber-agamaan menuju Tuhan berbeda-beda, namun Tuhan yang hendak kita tuju adalah Tuhan yang sama, Allah yang Maha Esa. “ Kalimat ini jelas menunjukkan bahwa ia mengakui keberadaan dan kebenaran semua agama, dan menyejajarkan satu agama dengan agama lainnya, sehingga Islam sama dengan agama Kristen, Yahudi, Hindu, Budha, Majusi, Shinto, Konghuchu, dsb ? Karena semua agama menuju tuhan yang sama dengan cara yang berbeda.  Quraisy Shihab dalam mengomentari QS. Al-Baqarah : 120 yang menyatakan : “ Orang-orang Yahudi dan Nashrani tidak akan ridla kepadamu sampai engkau  mengikuti agama mereka “ menyatakan bahwa ayat tersebut dikhususkan kepada orang Yahudi dan Kristen tertentu yang hidup pada zaman Nabi Muhammad saw, dan bukan kepada umat Kristen dan Yahudi secara keseluruhan. Demikian juga tetang izin Allah untuk memerangi orang kafir, itu bukan diperuntukkan terhadap Yahudi dan Kristen yang termasuk Ahlul Kitab. ( Pluralitas Agama, Kerukunan dan Keragaman : 26 ).
Para Pengusung Liberalisme dan Pluralisme ini juga sangat menentang penerapan Syari’at Islam, karena akan mendeskriditkan penganut agama lain, akan menzalimi kaum wanita, banyak syari’at Islam yang dinilainya bertentangan dengan HAM, Demokrasi, Gender Equality  (Kesetaraan Gender) dan Pluralisme. . Ulil Absar Abdalla pengerek bendera JIL pernah mengatakan :  “ Setiap doktrin yang hendak membangun tembok antara “kami “ dan “ mereka “ , antara Hizbullah ( golongan Allah ) dan Hizbus Syaithan ( golongan syetan) adalah penyakit sosial yang akan menghancurkan nilai dasar Islam itu sendiri, nilai tentang kesederajatan umat manusia, nilai tentang manusia sebagai warga dunia.”  Dia juga mengatakan bahwa amat konyol umat manusia bertikai karena perbedaan ‘baju’ yang dipakai, sementara mereka lupa  inti ‘memakai baju’  adalah untuk menjaga martabat manusia sebagai makhluk yang berbudaya. Semua agama adalah baju, sarana, wasilah, alat untuk menuju tujuan pokok : penyerahan diri kepada Yanga Maha Benar. Dengan pemikiran ini berarti dia ingin menganulir firman Allah yang membagi manusia menjadi dua golongan, Hizbullah dan Hizbus syaithan seperti yang tertuang dalam Al-Qur’an :

وَمَنْ يَتَوَلَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَالَّذِينَ ءَامَنُوا فَإِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْغَالِبُونَ – المائدة : 56

Dan barangsiapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang.  QS. Al-Maidah : 56

اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطَانُ فَأَنْسَاهُمْ ذِكْرَ اللَّهِ أُولَئِكَ حِزْبُ الشَّيْطَانِ أَلَا إِنَّ حِزْبَ الشَّيْطَانِ هُمُ الْخَاسِرُونَ – المجادلة : 19

Syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah golongan syaitan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan syaitan itulah golongan yang merugi.  QS. Al-Mujadilah : 19

Dengan demikian bagi kaum pluralis  dan liberalis , semua manusia sama, tidak ada mukmin tidak ada kafir, tidak ada manusia tha’at dan tidak ada manusia bejat, mereka telah mengangkat kesesatan dan kekufuran  dan kemusyrikan sejajar dengan hidayah, tauhid dan ketakwaan. Dan pada akhirnya sikap antipati terhadap segala mecam kesesatan dan kemunkaran akan sirna. Menurut slogan kaum pluralis : “ Agama-agama seperti Yahudi, Nashrani dan Islam , ibaratnya seperti keberadaan empat madzhab fiqih di tengah-tengah kaum muslimin, semuanya pada hakikatnya menuju kepada Allah. Dampaknya lainnya dari pemahaman seperti ini, ketika semua agama dianggap sama, tidak ada beda selain tata cara dan bajunya, maka umat yang “ sendiko dawuh “ dengan paham pluralisme ini tidak akan memiliki ghirah atau kecemburuan dalam beragama. Baginya tidak ada keistimewaan pada Islam jika dibanding dengan Kristen misalnya. Karena semua agama sama, dengan tuhan yang sama hanya beda cara memanggil atau menyebut dengan baju dan cara yang beda. Pada saat yang bersamaan , secara finansial para missionaris Kristen yang banyak melakukan pendekatan dakwah dengan finansial, secara logika manusia normal, ketika seseorang harus memilih antara dua agama yang sama-sama dianggap benar, tentunya variable lain yang akan dijadikan alat timbang adalah keuntungan materi. Mereka akan dengan ringan melepas ‘baju ‘ Islam untuk mendapatkan duit atau materi dengan memakai ‘ baju ‘ Kristen. Dan ini akan merupakan kontribusi atau sumbangan sangat berharga kaum pluralis dan Liberalis bagi suksesnya missi kristenisasi.

Teologi Pluralisme yang diusung kaum Liberalis ini sebenarnya telah ketinggalan zaman, kalau kita memperhatikan pernyataan para pakar sejarah dan teolog Kristen, seperti : 1) Uskup John Shelby Spong dalam bukunya Why Cristianity Must Change or Die ( 1998 )          ( mengapa agama Kristen harus berubah atau akan Mati ) menyatakan: “ Kita harus membebaskan Yesus dari kedudukannya sebagai Juru Selamat…. Ajaran ini harus dicabut dan dibuang. “   2) Reverend DR Charles Francis Potter dalam bukunya The Lost Years of Yesus Revealed ( 1992 ) menyatakan : “ Para pemuka agama Kristen tidak dapat dimaafkan untuk ( memepertuhankan Yesus ) dengan memanfaatkan keterbatasan … berfikir orang-orang palestina 2000 tahun yang lalu. “  3) John Davidson dalam bukunya The Gospel of Yesus ( 1995 ) menyatakan : “Barangkali kita ( umat Kristen ) telah tersesat selama 2000 tahun.”   Ketiga contoh di atas memperlihatkan ketiga pakar dan teolog tersebut bukannya mengatakan bahwa agama mereka, Krsiten, adalah agama yang benar, mereka malah mengakui sebaliknya, agama mereka ternyata agama yang salah dan menyesatkan.   John Shelby Spong dalam bukunya Rescuing the Bible From Fundamentalism ( 1991 ) malah menyatakan : “ Dia ( Paus Paulus ) tidak menulis firman Allah, yang dia tulis adalah kata-katanya sendiri yang khusus, penuh keterbatasan serta memiliki kelemahan sebagai ciri seorang manusia. “. Aneh bin ajaibnya  kaum Pluralis liberalis di Indonesia malah ngotot menyatakan bahwa Kristen sama dengan Islam ?

Seorang tokoh JIL dalam Jawa Pos ( 11/1-2003 ) menyatakan : “ Bagi saya All Scriptures are Miraccles “  ( Semua kitab suci adalah mukjizat ), Subhanallah ! Berarti Al-Qur’an bagi dia sejajar dengan kitab Weda dan Bagawad Gita-nya Hindu, Tripitaka-nya Budha, Su Si-nya Konghuchu, Tao The Ching-nya  Taoisme, Darmo Gandul dan Gatholoco-nya Aliran Kebatinan.  Padahal tentang Taurat  saja Allah telah berfirman :

مِنَ الَّذِينَ هَادُوا يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَنْ مَوَاضِعِهِ – النساء : 45

“Yaitu orang-orang Yahudi, mereka merubah perkataan ( dalam Taurat ) dari tempat-tempatnya”.  QS. An-Nisa : 45

Tentang Injil yang dikarang oleh para penulisnya , Allah telah menegaskan :

فَوَيْلٌ لِلَّذِينَ يَكْتُبُونَ الْكِتَابَ بِأَيْدِيهِمْ ثُمَّ يَقُولُونَ هَذَا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ لِيَشْتَرُوا بِهِ ثَمَنًا قَلِيلًا فَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا كَتَبَتْ أَيْدِيهِمْ وَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا يَكْسِبُون – البقرة : 79

Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya: "Ini dari Allah", (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang mereka kerjakan. QS. Al-Baqarah : 79

Rasulullah saw. dalam sebuah haditsnya yang diriwayatkan oleh Imam Muslim no 153 yang diberi judul bab oleh Imam An-Nawawi  “ Wujubul Iman bi Risalatin Nabi saw Ila Jami’in Nasi Wa Naskhul Milali bi Millatihi “  menegaskan : “ Demi Dzat yang jiwa Muhammad di tangan-Nya, tidaklah mendengar dariku seseorang dari umat ini, baik orang Yahudi maupun Nashrani, kemudian ia mati dalam keadaan ia tidak beriman dengan risalah yang aku bawa,  pasti ia kan masuk neraka. “

Allah swt dalam banyak ayat juga telah dengan tegas menyatakan bahwa Yahudi dan Kristen itu kafir:

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أُولَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّة  (6)إِنَّ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ(7) – البينة

Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. QS. Al-Bayyinah : 6-7

لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ وَقَالَ الْمَسِيحُ يَابَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَار
ٍلَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ ثَالِثُ ثَلَاثَةٍ وَمَا مِنْ إِلَهٍ إِلَّا إِلَهٌ وَاحِدٌ وَإِنْ لَمْ يَنْتَهُوا عَمَّا يَقُولُونَ لَيَمَسَّنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ – المائدة : 72-73

Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah adalah Al Masih putera Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu" Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun. Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga", padahal sekali-kali tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih. QS. Al-Maidah 72-73

وَقَالُوا قُلُوبُنَا غُلْفٌ بَلْ لَعَنَهُمُ اللَّهُ بِكُفْرِهِمْ فَقَلِيلًا مَا يُؤْمِنُونَ(88)وَلَمَّا جَاءَهُمْ كِتَابٌ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ مُصَدِّقٌ لِمَا مَعَهُمْ وَكَانُوا مِنْ قَبْلُ يَسْتَفْتِحُونَ عَلَى الَّذِينَ كَفَرُوا فَلَمَّا جَاءَهُمْ مَا عَرَفُوا كَفَرُوا بِهِ فَلَعْنَةُ اللَّهِ  عَلَى الْكَافِرِينَ(89)بِئْسَمَا اشْتَرَوْا بِهِ أَنْفُسَهُمْ أَنْ يَكْفُرُوا بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ بَغْيًا أَنْ يُنَزِّلَ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ عَلَى مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ فَبَاءُوا بِغَضَبٍ عَلَى غَضَبٍ وَلِلْكَافِرِينَ عَذَابٌ مُهِين   ٌ(90) وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ ءَامِنُوا بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ قَالُوا نُؤْمِنُ بِمَا أُنْزِلَ عَلَيْنَا وَيَكْفُرُونَ بِمَا وَرَاءَهُ وَهُوَ الْحَقُّ مُصَدِّقًا لِمَا مَعَهُمْ قُلْ فَلِمَ تَقْتُلُونَ أَنْبِيَاءَ اللَّهِ مِنْ قَبْلُ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ(91) – البقرة

Dan mereka ( Yahudi ) berkata: "Hati kami tertutup". Tetapi sebenarnya Allah telah mengutuk mereka karena keingkaran mereka; maka sedikit sekali mereka yang beriman. Dan setelah datang kepada mereka Al Qur'an dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka, padahal sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan Nabi) untuk mendapat kemenangan atas orang-orang kafir, maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka la`nat Allah-lah atas orang-orang yang ingkar itu. Alangkah buruknya (perbuatan) mereka yang menjual dirinya sendiri dengan kekafiran kepada apa yang telah diturunkan Allah, karena dengki bahwa Allah menurunkan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya. Karena itu mereka mendapat murka sesudah (mendapat) kemurkaan. Dan untuk orang-orang kafir siksaan yang menghinakan. Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kepada Al Qur'an yang diturunkan Allah", mereka berkata: "Kami hanya beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami". Dan mereka kafir kepada Al Qur'an yang diturunkan sesudahnya, sedang Al Qur'an itu adalah (Kitab) yang hak; yang membenarkan apa yang ada pada mereka. Katakanlah: "Mengapa kamu dahulu membunuh nabi-nabi Allah jika benar kamu orang-orang yang beriman?" QS Al-Baqarah : 88-91

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاءَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ(51)فَتَرَى الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ يُسَارِعُونَ فِيهِمْ يَقُولُونَ نَخْشَى أَنْ تُصِيبَنَا دَائِرَةٌ فَعَسَى اللَّهُ أَنْ يَأْتِيَ بِالْفَتْحِ أَوْ أَمْرٍ مِنْ عِنْدِهِ فَيُصْبِحُوا عَلَى مَا أَسَرُّوا فِي أَنْفُسِهِمْ نَادِمِينَ(52) – المائدة

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-orang munafik) bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya berkata: "Kami takut akan mendapat bencana". Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya), atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. Maka karena itu, mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka.  QS Al-Maidah : 51-52

Jika Allah swt dan Rasul-Nya telah menegaskan bahwa Yahudi dan Kristen itu kafir, beberapa teolog dan pakar sejarah Kristenpun telah menyatakan bahwa agama mereka salah dan menyesatkan, sementara para pengusung dan pejuang Pluralisme agama dengan mendasarkan ajarannya kepada : demokrasi, HAM, gender equality dan Pluralisme masih menganggap dan meyakini  serta mengkampanyekan bahwa semua agama sama, semua kitab suci sama sebagai mukjizat, tuhan yang disembah sama,  sehingga praktis mensejajarkan Allah dengan Yesus, Uzeir, Roh Kudus, Sang Hyang, Sang Budha dan Dewa, agama hanya dianggap baju . Pertanyaannya : “ Masih beragamakah Orang yang seperti ini? Kalau masih, agama apakah itu ?  Fa Aina Tadzhabuun ? Wallahu’alam,  Wal-‘Iyadu billahi.

Demikian artikel Ketauhidan dan Pemahaman Islam yang Benar yang ditulis oleh seorang Ulama KH. Shidiq Amien 



*) Disampaikan dalam Kegiatan Training for Trainers PB Pemuda Al-Irsyad, di Jakarta, Ahad, 8 Maret 2009 OLEH : KH. Shiddiq Amien