Minggu, 25 Desember 2011

Qur'an Menjawab Pertanyaan Manusia

Manusia Bertanya : Kenapa aku diuji ?
Qur'an Menjawab : Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:"Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? (Al-Ankabuut : 2). Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. (Al-Ankabuut : 3)

Manusia Bertanya : Kenapa aku tidak diuji saja dengan hal-hal yang baik ?
Qur'an Menjawab : ………. boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (Al-Baqarah : 216)

Manusia Bertanya : Kenapa aku diberi ujian seberat ini?
Qur'an Menjawab : Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya………. (Al-Baqarah : 286)

Manusia Bertanya : Bolehkah aku frustrasi ?
Qur'an Menjawab : Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. (Ali Imraan : 139)

Manusia Bertanya : Bolehkah aku berputus asa ?
Qur'an Menjawab : ………..dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir. (Yusuf : 87)

Manusia Bertanya : Bagaimana cara menghadapi ujian hidup ini?
Qur'an Menjawab : Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung. (Ali Imraan : 200) Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu'. (Al-Baqarah : 45)

Manusia Bertanya : Bagaimana menguatkan hatiku?
Qur'an Menjawab : ….Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal……. (At-Taubah : 129)

Manusia Bertanya : Apa yang kudapat dari semua ujian ini?
Qur'an Menjawab : Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu'min, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka………. (At-Taubah : 111)

Albert Einstein : Bapak Relativitas

Albert Einstein lahir di Ulm Wurttemberg, Jerman, 14 Maret 1879 dari keluarga sederhana. Ayahnya, Hermann, memiliki perusahaan kecil yang membuat alat-alat listrik.
Sebelum dikenal sebagai

Ahli fisika yang mengembangkan teori umum dan khusus relativitas, Einstein ketika kecil tidak memiliki keistimewaan dan bahkan nampak bodoh dan seperti anak yang terlambat perkembangannya.

Hal ini terjadi karena ketika anak seusianya sudah dapat berbicara, ternyata ia belum bisa. Pada saat sekolah di tingkat SD, Einstein sama sekali tidak menampakkan kecemerlangan otaknya. Bahkan, bisa dikategorikan sbagai anak bodoh, sama sepeti Newton atau Thomas Alfa Edison. Ia tidak menyukai disiplin sekolah yang keras. Ia juga tidak menyukai mata pelajaran hapalan seperti sejarah, geografi, dan bahasa. Ia tidak suka menghafalkan fakta dan data. Minatnya hanya pada fisika dan matematika, terutama teori.

Kegemaran utama Einstein adalah membaca, berpikir, dan belajar sendiri. Tak heran jika guru-guru menganggapnya pemalu, bodoh, malas belajar, dan pelanggar tata tertib.

Kelakuannya tidak juga berubah meskipun telah duduk di bangku SMP. Karena hanya mau mempelajari fisika dan matematika, ia tamat SMP tanpa mendapat ijazah. Pada saat yang bersamaan, perusahaan ayahnya bangkrut. Terpaksa ia meninggalkan Jerman dan ikut orangtuanya ke Swiss. Di sana ia melanjutkan sekolah ke SMA dan berhasil lulus.

Namun, ketika akan melanjutkan ke perguruan tinggi, ia harus mengulang sampai dua kali. Akhirnya ia diterima di Institut Politiknik di Zurich, Swiss. Namun, tabiatnya tetap tidak berubah! Ia jarang kuliah. Kalau saja temannya tidak meminjaminya catatan, barangkali ia tidak lulus dari kampus dan menjadi mahasiswa abadi.

Lulus kuliah tidak berarti langsung bekerja. Ia sempat menganggur selama dua tahun.

Kelakuannya tidak juga berubah meskipun telah duduk di bangku SMP. Karena hanya mau mempelajari fisika dan matematika, ia tamat SMP tanpa mendapat ijazah. Pada saat yang bersamaan, perusahaan ayahnya bangkrut. Terpaksa ia meninggalkan Jerman dan ikut orangtuanya ke Swiss. Di sana ia melanjutkan sekolah ke SMA dan berhasil lulus.
\Pada tahun 1921, ia menerima Hadiah Nobel Fisika karena penelitiannya tentang efek fotolistrik. Pada masanya, ia dikenal sebagai ilmuwan kreatif ternama dalam sejarah manusia. Buktinya, selama 15 tahun pertama di abad ke 20, Einstein memberi serangkaian teori penting yang seluruhnya merupakan pemikiran baru tentang ruang angkasa, waktu, dan gravitasi.
. Albert Einstein adalah penemu relativitas, dan menjadi maskot bergengsi untuk kaum "Mega Brain". Dan diketahui juga selama ini bahwa beliau mendapatkan hadiah Nobel tersebut atas kerjanya dibidang relativitas. Di sisi lain, anak-anak sekolah mendapat cerita bahwa beliau ini memiliki nilai pelajaran yang cukup buruk pada masa sekolahnya, dan mempercayai bahwa Einstein pernah gagal dalam sekolah. Beberapa pembicara yang terlalu bersemangat juga mengklaim hal ini, tetapi yang menjadi kenyataan adalah, klaim ini salah besar. Sama salah besarnya dengan klaim tentang hadiah Nobel yang diterima.

Pertama, Einstein tidak memenangkan Nobel pada tahun 1921 di bidang fisika atas kerjanya pada teori relativitas. Mari kita lihat kembali ke tahun 1905, di mana Einstein mengalami masa gemilangnya di masa hidupnya. Beliau menulis 5 paper, yang dibantu oleh istrinya, Mileva, yang menurut Ensiklopedi Britannica dikatakan "selamanya mengubah cara pandang umat manusia terhadap alam semesta". Para ilmuwan, sudah cukup bangga dengan membuat 1 dari paper tersebut, tetapi Alber Einstein menerbitkan 5 paper dalam satu tahun!

Salah satu tulisannya, tentu saja, adalah tentang teori relativitas. Tulisan yang lain adalah tentang keberadaan molekul, berdasarkan kenyataan bahwa kita dapat melihat partikel-partikel kecil yang bergerak cepat pada saat kita melihat setetes air melalui mikroskop. Tulisan ketiga adalah tentang cahaya (Photoelectric Efect), yang menyebutkan bahwa tanaman dan solar sel dapat mengubah cahaya ke energi listrik.
Teori relativitas mungkin menjadi daya pikat yang utama dan lebih terkenal di kalangan para ilmuwan dan dunia, tetapi justru tulisannya yang malah tidak begitu banyak didengar, yaitu tentang Photoelectric Efect lah yang memenangkan hadiah Nobel. Jadi satu dongeng yang salah sudah diluruskan.

Kedua, sebenarnya Einstein tidak pernah gagal dalam sekolahnya. Einstein yang lahir pada tanggal 14 Maret 1879 di Ulm, Jerman, pindah bersama keluarganya ke Munich pada umur 7 tahun , dan sekolah di Munich. Pada umur 9 tahun, beliau masuk ke Luitpold-Gumnasium. Dan pada umur 12 tahun, beliau mulai belajar kalkulus, dimana hal ini sangat menonjol karena pada umumnya para siswa mulai belajar kalkulus pada umur 15 tahun. Beliau sangat pandai di bidang ilmu pengetahuan, tetapi karena pada abad 19 an, sistem pendidikan di Jerman sangat keras dan ketat, beliau tidak benar-benar berkembang di bidang non-matematika (Bidang Sejarah, Bahasa, Musik, dan Geografi). Sebenarnya, ibunda beliau lah yang mendorongnya untuk belajar biola, dan beliau cukupt menguasai hal ini.
Pada tahun 1895, beliau ikut test masuk ke Federal Polytechnic School di Zurich. Waktu itu beliau berumur 16 tahun, 2 tahun lebih muda dari para angkatan test masuk. Beliau mendapatkan nilai bagus pada mata pelajaran fisika dan matematika, tetapi gagal dalam test non-sains, sehingga beliau gagal masuk. Sehingga pada tahun yang sama, beliau meneruskan pendidikan di Canton school, di Aargau (atau Aarau), dan setelah belajar dengan baik sekali, akhirnya diterima di Federal Polytechnic School pada tahun berikutnya.
Juga pada tahun 1896, walaupun umurnya baru 16 tahun, beliau menulis sebuah esai yang brilian yang akan mengarahkannya pada penemuan teori relativitas nantinya.

Jadi beliau tidak juga bisa dikatakan gagal dalam sekolah, Lalu darimana cerita kegagalan sekolah beliau ini muncul?
Gampang. Tahun 1896, pada saat Einstein sekolah di Aargau, tepat setelah Einstein meninggalkan sekolahan ini untuk pindah ke Federal Polytechinc School, sistem sekolah tersebut menggunakan sistem penilaian yang terbalik. Rangking "6", yang sebelumnya disebut sebagai rangking yang paling rendah, sekarang menjadi rangking yang paling tinggi. Sehingga rangking "1" yang sebelumnya merupakan rangking tertinggi, sekarang menjadi rangking yang terendah. Jadi, semua orang yang melihat rapot Einstein, akan mendapatkan bahwa Einstein memiliki banyak sekali rangking "1" - di mana pada kebijaksanaan baru sistem sekolah tersebut, merupakan rangking terendah, atau disebut "fail".
Jadi sebaliknyalah, para anak-anak sekolah tidak seharusnya mengacu pada dongeng yang salah ini untuk bermalas-malasan, melainkan harus tetap belajar dengan keras untuk mencapai rangking tertinggi.

Albert Einstein : Sang Jenius Fisika Pembuka Tabir Rahasia Alam Semesta

Tuhan tidak bermain dadu dengan alam ciptaanya dan segala keajaiban ilmu pengetahuan membuktikan kodrat alam ini... Albert Einstein (1879-1955)
Albert Einstein dilahirkan di Ulm, Kerajaan Wuettemberg, Prusia Raya (sekarang Jerman) pada tanggal 14 Maret 1879. Beliau terlahir sebagai putra sulung dari pasangan Hermann Einstein dan Pauline Koch. Ayahnya berprofesi sebagai pedagang kasur bulu. Pada tahun 1880 bisnis ayahnya mengalami kegagalan. Keluarga Einstein pindah ke Munich. Di kota ini Hermann dan adiknya mendirikan perusahaan instalasi gas dan air.
Di waktu kecilnya Albert Einstein nampak terbelakang karena kemampuan bicaranya amat terlambat. Wataknya pendiam dan suka bermain seorang diri. Bulan November 1981 lahir adik perempuannya yang diberi nama Maja. Sampai usia tujuh tahun Albert Einstein suka marah dan melempar barang, termasuk kepada adiknya.
Minat dan kecintaannya pada bidang ilmu fisika muncul pada usia lima tahun. Ketika sedang terbaring lemah karena sakit, ayahnya menghadiahinya sebuah kompas. Albert kecil terpesona oleh keajaiban kompas tersebut, sehingga ia membulatkan tekadnya untuk membuka tabir misteri yang menyelimuti keagungan dan kebesaran alam.
Meskipun pendiam dan tidak suka bermain dengan teman-temannya, Albert Einstein tetap mampu berprestasi di sekolahnya. Raportnya bagus dan ia menjadi juara kelas. Selain bersekolah dan menggeluti sains, kegiatan Albert hanyalah bermain musik dan berduet dengan ibunya memainkan karya-karya Mozart dan Bethoveen.
Albert menghabiskan masa kuliahnya di ETH (Eidgenoessische Technische Hochscule). Pada usia 21 tahun Albert dinyatakan lulus. Setelah lulus, Albert berusaha melamar pekerjaan sebagai asisten dosen, tetapi ditolak. Akhirnya Albert mendapat pekerjaan sementara sebagai guru di SMA. Kemudian dia mendapat pekerjaan di kantor paten di kota Bern. Selama masa itu Albert tetap mengembangkan ilmu fisikanya.
Tahun 1905 adalah tahun penuh prestasi bagi Albert, karena pada tahun ini ia menghasilkan penemuan-penemuan yang cemerlang. Berikut adalah penemuan-penemuan tersebut:
-. Maret: paper tentang aplikasi ekipartisi pada peristiwa radiasi, tulisan ini merupakan pengantar hipotesa kuantum cahaya dengan berdasarkan pada statistik Boltzmann. Penjelasan efek fotolistrik pada paper inilah yang memberinya hadiah Nobel pada tahun 1922.
-. April : desertasi doktoralnya tentang penentuan baru ukuran-ukuran molekul. Einstein memperoleh gelar PhD-nya dari Universitas Zürich.
-. Mei : papernya tentang gerak Brown.
-. Juni : Papernya yang tersohor, yaitu tentang teori relativitas khusus, dimuat Annalen der Physik dengan judul Zur Elektrodynamik bewegter Körper (Elektrodinamika benda bergerak).
-. September : kelanjutan papernya bulan Juni yang sampai pada kesimpulan rumus termahsyurnya : E = mc2, yaitu bahwa massa sebuah benda (m) adalah ukuran kandungan energinya (E). c adalah laju cahaya di ruang hampa (c >> 300 ribu kilometer per detik). Massa memiliki kesetaraan dengan energi, sebuah fakta yang membuka peluang berkembangnya proyek tenaga nuklir di kemudian hari. Satu gram massa dengan demikian setara dengan energi yang dapat memasok kebutuhan listrik 3000 rumah (berdaya 900 watt) selama setahun penuh, suatu jumlah energi yang luar biasa besarnya.
Tahun 1909, Albert Einstein diangkat sebagai profesor di Universitas Zurich. Tahun 1915, ia menyelesaikan kedua teori relativitasnya. Penghargaan tertinggi atas kerja kerasnya sejak kecil terbayar dengan diraihnya Hadiah Nobel pada tahun 1921 di bidang ilmu fisika. Selain itu Albert juga mengembangkan teori kuantum dan teori medan menyatu.
Pada tahun 1933, Albert beserta keluarganya pindah ke Amerika Serikat karena khawatir kegiatan ilmiahnya - baik sebagai pengajar ataupun sebagai peneliti - terganggu. Tahun 1941, ia mengucapkan sumpah sebagai warga negara Amerika Serikat. Karena ketenaran dan ketulusannya dalam membantu orang lain yang kesulitan, Albert ditawari menjadi presiden Israel yang kedua. Namun jabatan ini ditolaknya karena ia merasa tidak mempunyai kompetensi di bidang itu. Akhirnya pada tanggal 18 April 1955, Albert Einstein meninggal dunia dengan meninggalkan karya besar yang telah mengubah sejarah dunia.
Meskipun demikian, Albert sempat menangis pilu dalam hati karena karya besarnya - teori relativitas umum dan khusus - digunakan sebagai inspirasi untuk membuat bom atom. Bom inilah yang dijatuhkan di atas kota Hiroshima dan Nagasaki saat Perang Dunia II berlangsung. (An)

sejak meninggalnya Albert Einstein (18 April 1955). Peraih sebuah Nobel— ironis, seharusnya sempat kalau ia sadar dan lebih mendalami temuan dan tulisannya sendiri — Nobel fisika untuk sebuah paper yang membahas mengapa logam yang kena pancaran cahaya bisa melontarkan elektron (lebih dikenal dengan photoelectric effect). Paper tersebut diangkat dari hasil temuan Max Planck tentang “light quanta” (lebih dikenal dengan photon) yang masih mengambang statusnya di dunia fisika masa itu.
Coret-moret ringkas ini tidak bermaksud membahas lebih jauh lagi tentang Einstein dan berbagai macam postulat fisika yang pernah dihasilkannya seperti teori relatifitas atau hukum kekekalan (massa) energi. Tidak pula tentang komentarnya “I know not with what weapons World War III will be fought, but World War IV will be fought with sticks and stones” yang mengarah pada penyalahgunaan nuklir sebagai senjata pemusnah masal dalam beberapa tahun sebelum kepergiannya.
Melalui tulisan ini saya hanya bermaksud mengangkat pandangan-pandangan Einstein tentang “Tuhan” dan “jagad raya”. Tuhan dalam pandangan dan tulisan-tulisan Einstein serta beberapa ilmuwan modern lainnya lebih mengarah pada alam semesta dan semua fenomena yang ada didalamnya. That God is Nature. Tak heran jikalau ia berpendapat bahwa ilmu pengetahuan dan agama adalah hal yang tak terpisahkan. Sekedar untuk diketahui, Einstein adalah seorang yahudi yang menganut pantheisme dan deisme, tapi _bukan_ judaisme.
Bagaimana dengan alam semesta?. Sebenarnya, fakta alam semesta tidak statis secara teoritis telah ditemukan lebih awal sebelum pada 1929 Edwin Hubble membuat penemuan terbesar dalam sejarah astronomi, yang mana diibaratkan bahwa alam semesta dalah permukaan balon yang sedang ditiup dan terus mengembang.
Saat mengamati bintang-bintang dengan teleskop raksasa, ia menemukan bahwa mereka memancarkan cahaya merah sesuai dengan jaraknya. Hal ini berarti bahwa bintang-bintang ini “bergerak menjauhi” kita. Sebab, menurut hukum fisika yang diketahui, spektrum dari sumber cahaya yang sedang bergerak mendekati pengamat cenderung ke warna ungu, sedangkan yang menjauhi pengamat cenderung ke warna merah.
Jauh sebelumnya, Hubble telah membuat penemuan penting lain. Bintang dan galaksi bergerak tak hanya menjauhi kita, tapi juga menjauhi satu sama lain. Satu-satunya yang dapat disimpulkan dari suatu alam semesta di mana segala sesuatunya bergerak menjauhi satu sama lain adalah bahwa ia terus-menerus “mengembang”. Silahkan lebih jauh melihat sejarah tentang salah satu teori penciptaan alam semesta yang dikenal dengan nama Big Bang.
Albert Einstein, yang diakui sebagai ilmuwan terbesar abad ke-20 dan pernah dinobatkan sebagai “Person of the Century” oleh Times Magazine 1999, berdasarkan perhitungan yang ia buat dalam fisika teori, telah menyimpulkan bahwa alam semesta tidak mungkin statis. Tetapi, ia mendiamkan penemuannya ini, hanya agar tidak bertentangan dengan model alam semesta statis yang diakui luas waktu itu. Di kemudian hari, Einstein menyadari tindakannya ini sebagai “kesalahan terbesar dalam karirnya”.
Fakta bahwa alam ini diciptakan, yang baru ditemukan fisika modern pada abad ke-20, telah dinyatakan dalam Al-Quran 14 abad lampau: “Dia Pencipta langit dan bumi.” — Q.S. Al-An’aam (6 : 101).

Alam Dan Teknologi

Setiap hari manusia membuat kemajuan di bidang teknologi, yang menghasilkan produk dan desain yang menakjubkan. Umat manusia dapat merancang dan membuat produk baru dengan kemampuan yang Allah berikan kepada mereka. Hal ini perlu mendapatkan perhatian khusus; manusia tidak berhak bersikap sombong atau arogan karena semua kemampuan tersebut adalah pemberian Allah.

Alam adalah salah satu bukti anugerah Allah. Orang-orang yang memperhatikan sekelilingnya akan melihat bahwa Allah telah memberi alam keajaiban-keajaiban yang tak terhitung jumlahnya. Di mana pun, setiap makhluk hidup, dari tumbuhan hingga hewan, di darat maupun di laut, diperlengkapi dengan keistimewaan yang menakjubkan. Bab ini akan menghadirkan contoh-contoh makhluk hidup yang boleh dibilang memiliki teknologi. Bab ini bertujuan memperlihatkan bahwa hal-hal yang disangka manusia adalah hasil pencapaian keahlian mereka sebenarnya sudah lama ada di alam, dan untuk mengingatkan bahwa tidak pada tempatnya manusia menyombongkan diri.
Sebagian rancangan yang dibuat manusia sebagai hasil penelitian, kerja keras, dan perkembangan teknologi selama bertahun-tahun, ternyata sudah ada di alam selama berjuta-juta tahun. Para ilmuwan, yang menyadari hal ini, lama mengamati dan belajar dari alam dan menggunakan hasil pengamatan tersebut dalam temuannya. Mereka mulai mengembangkan model baru dengan mengambil contoh dari alam. Mereka menyadari ada perbedaan besar antara teknik yang mereka gunakan dan teknik yang sempurna di alam. Hal ini membawa mereka pada keyakinan adanya Pemilik Kebijaksanaan yang mengatur alam semesta. Mereka memahami bahwa semua kepelikan yang ada di alam tidak mungkin terbentuk secara kebetulan. Pemilik dari kebijaksanaan, yang keberadaannya telah mereka terima melalui ilmu pengetahuan, tak lain adalah Allah, yang Memelihara surga dan bumi. Misalnya, setelah para ilmuwan mempelajari tentang lumba-lumba, tonjolan haluan kapal yang awalnya berbentuk "V" diubah menjadi tonjolan yang disebut "moncong lumba-lumba". Para perancang mengetahui bahwa struktur moncong lumba-lumba sangat ideal untuk menyeruak di air secara hidrodinamis. Tidak diragukan lagi, tak hanya moncong, tetapi seluruh ciri-ciri lumba-lumba adalah ideal karena masing-masing ciri adalah ciptaan Allah, sang "Pencipta" (Surat al-Hasyr: 24) Pada bab ini kita akan meninjau berbagai model, yang dibuat para perancang dengan mencontoh apa yang ada di alam, seperti halnya pada lumba-lumba. Kita akan melihat ciptaan Allah yang sangat menakjubkan. Semua keistimewaan makhluk hidup adalah rancangan yang menakjubkan, dan sangat penting agar kita menyadari kekuasaan Allah. Semua keistimewaan yang diungkapkan pada bagian ini telah ada sejak berjuta-juta tahun, yaitu sejak mereka diciptakan. Manusia baru mampu meniru sebagian keistimewaan tersebut semenjak beberapa abad belakangan ini. Bagi orang-orang yang dapat melihat bukti-bukti kekuasaan Allah, semua yang ada di alam diberkahi dengan keistimewaan tertentu. Seperti dalam ayat:
"...untuk menjadi pelajaran dan peringatan bagi tiap-tiap hamba yang kembali (mengingat Allah)." (Surat Qaf: 8)
"Dia Pencipta langit dan bumi … Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu. (Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu." (Surat al-An'am: 101-102)

Nilai Nyawa dalam Pandangan Islam | Pilar Rasa Aman

“ Sesungguhnya, hilangnya dunia di sisi Allah, jauh lebih sederhanadari terbunuhnya seorang musim.”( H.R. Imam Tirmidzi )
Dalam pertimbangan hukum apapun, puncak dari seluruh kejahatan sosial adalah pembunuhan. Yakni tindakan menghilangkan nyawa, sesuatu yang tidak bisa digantikan oleh apapun dan oleh siapapun.

Menurut Islam, pembunuhan merupakan suatu perbuatan yang mengerikan. Dalil-dalil Al-Qur’an dan Hadits mengutuk dan mengecam tindakan pembunuhan. Dalam Al-Quran ditegaskan barangsiapa yang membunuh satu orang, sesungguhnya sama dengan membunuh seluruh manusia 
  1. Kalau saja seseorang dibunuh sudah cukup sebagai tindakan kedzaliman yang berat, Bagaimana dengan pembunuhan disertai perampokan ?! Al-Qur’an menggolongkan hal itu ke dalam kejahatan muharib (perusuh) yang membuat kerusakkan di muka bumi
  2. Kelak di akhirat nanti, ada satu pintu neraka khusus untuk pembunuh.
Dalam sabda Rasul SAW seperti tertera di atas, betapa dunia dengan segala isinya di laut maupun di darat, termasuk dalam perut bumi tidaklah lebih berharga dari harga satu nyawa manusia. Bila semua itu lenyap, urusannya lebih sederhana dibandingka hilangnya nyawa manusia. Karena nyawa milik Allah dan maka Allah- lah yang paling berhak menghilangkannya, bukan manusia, termasuk dirinya sendiri.

Suatu ketika Rasul SAW marah pada sahabat yang membunuh seseorang yang sempat mengucapkan syahadat sebelum ditebas lehernya. Sahabat menganggap itu hanyalah tameng agar selamat. “Mengapa engkau tidak buka dadanya supaya bisa diketahui apakah ucapan syahadatnya tipuan atau benar-benar ?” Begitu ungkapan kemarahan Rasul SAW saat itu. Lalu bagaimana dengan sekarang ketika jelas-jelas muslim dibunuh layaknya seekor nyamuk atau lalat ??

Betapa langit yang kita tatap, bumi yang kita pijak, tak lagi bisa tersenyum karena bau anyir darah korban-korban pembunuhan yang mengalir tanpa bisa dihentikan. Terlalu banyak kategori kejahatan yang layak di sebut perusuh atau pengacau. Ada kejahatan murni yang dilakukan penjahat, ada juga yang dilakukan demi kepentingan politik lokal maupun international.

Pembunuhan dan perampasan hak-hak kini bisa terjadi karena alasan sederhana. Tetapi bisa juga terjadi karena sengaja diciptakan para petualang kepentingan .Seperti di jalur bisnis, kekuasaan, bahkan di jalur keamanan dengan dalih untuk dan alasan keamanan itu sendiri. Dengan retorika sedemikian rupa, ia dipaksa menjadi sebuah keyakinan bahwa sebuah, ratusan, bahkan ribuan bisa dihilangkan secara sia-sia demi kepentingan.

Tidak ada jaman yang lebih kacau melebihi jaman ketika kematian tidak punya jalur semestinya. Tidak ada masa yang lebih mengerikan melebihi masa ketika orang mudah menghabisi dan merampas hak-hak orang lain. Mudah dalam pengertian caranya, maupun dalam dalam pengertian pola pikir dan alasan yang melatarbelakanginya.

PILAR POHON RASA AMAN

Rasa aman hanyalah buah dari pohon rasa aman itu sendiri. Ia memiliki akar, daun dan rantingnya. Bila pohonnya tumbuh dengan baik maka ia akan melahirkan buah ranum yakni rasa aman . Bila pohonnya tidak ada atau ada tapi tumbuh gersang maka rasa aman hanyalah mimpi belaka. Jadi, Ia hanyalah hasil dari sebuah proses.-

Berikut ini ada beberapa pilar agar buah rasa aman bisa dinikmati antara lain :
1. Kadar keimanan
Kejahatan yang membunuh rasa aman merupakan tindakan yang berawal dari kehendak. Dan kehendak dimulai dari keyakinan. Ada atau tidak adanya, besar kecilnya , kuat atau lemahnya keyakinan memberi pengaruh signifikan terhadap ada tidaknya tindak kejahatan.

Rasa aman adalah potret kadar keimanan . Kejahatan pada setiap jaman dengan segenap atribut peradabannya merupakan penjelasan tentang kadar keimanan pendudukannya. Maraknya kejahatan adalah buah dari krisis keimanan masyarakat.

Keimanan dan keislaman yang baik akan melahirkan tabiat yang baik pula. Dalam hadits “ Sebaik-baiknya tabiat seorang muslim adalah yang dapat menjaga keselamatan perkataanya dan perbuatannya”3. Hadits lain menyebutkan bahwa sebaik-baik keislaman adalah meninggalkan apa-apa yang tidak berguna. Atau hadits lain, “sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaaat bagi manusia.” Dengan demikian seburuk-buruk manusia adalah yang paling mendatangkan malapetaka bagi manusia yang lain.

Keimanan yang benar akan mendatangkan rasa aman, bagi diri sendiri maupun orang lain.Karena, memang orang-orang yang imanya bersih akan dijamin oleh Allah dengan rasa aman4. Iman itu sendiri ibarat aliran listrik . Bila ia besar ia mampu memberi kekuatan pada sumber listrik yang lain bahkan mampu menyalakan lampu yang beraneka ragam.

2.Jenis Tetangga

Tidak ada manusia yang bisa hidup tanpa orang lain. Oleh karenanya rasa aman seseorang bertumpu pada sikap dan perilaku orang lain. Tetangga adalah orang lain yang paling dekat dan sering berinteraksi dengan kita. Maka, berbicara rasa aman adalah berbicara tentang bagaimana tetangga kita, Disamping tetangga macam apa kita.

Secara sosial, sistem dan kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat kecil antar tetangga memberi konstribusi pada ada tidaknya rasa aman. Masyarakat individualis memiliki resiko tidak aman lebih tinggi ketimbang masyarakat yang hidup bersama tetangga penuh dengan tegur sapa, saling bantu, silaturahim.

Suatu hari Rasul SAW bersabda “ Tidaklah beriman salah seorang kamu sehingga tetangganya merasa aman dari kejahatannya.”

Ibnu Mas’ud yang hadir bertanya,” Apakah kejahatan-kejahatan itu , ya Rasul ?” “Kelaliman dan kezalimannya,” jawab Rasul.

3. Pemimpin dan Hukum

Rasa aman adalah produk dari sistem yang berlaku dalam masyarakat. Disinilah peran pemimpin sebagai pembuat sistem tersebut . Pemimpin berlaku adil dan menunaikan hak-hak rakyatnya, tidak zallim. Sementara rakyat taat pada pemimpin ( selama bukan maksiat kepada Allah). Hubungan timbal balik itulah yang akan memberi rasa aman. Pada masa pemerintahan Abu Bakar, Umar r.a meminta berhenti dari jabatannya sebagai hakim karena tidak ada pengaduan kepada mahkamah.

Para pemimpin yang dzalim memberi andil besar terhadap hilangnya rasa aman . Sebab sistem dan tatanan hukum bisa dikacaukan mereka. Hukum hanya milik mereka yang punya uang.

Pemimpin yang tidak memberikan rasa aman kepada rakyatnya, mendapat ancaman yang mengerikan. Dari Aisyah ,” Aku mendengar Rasul bersabda, Ya Allah barangsiapa yang diberi sedikit kekuasaan untuk mengurus umatku kemudian dia mempersulit mereka, maka persulitlah dia. Dan barangsiapa yang diberi kekuasaan untuk mengurus umatku kemudian dia mengasihi mereka, maka kasihilah dia.”5

Dari hukun lahirlah budaya. Meski budaya bermula lahir dari kebiasaan orang-orang, tetapi hukumlah yang menertibkan kebiasaan personal. Ketika hukum tak mampu mengelola kebiasaan personal di wilayah publik saat itulah kekacauan pribadi akan menjadi wabah kekacauan sosial.

4. Ketercukupan Makanan

Tak ada orang yang bisa bertahan terhadap kelaparan, kecuali dalam batas-batas yang wajar. Dalam surat Al-Quraisy Allah menyebutkan karunia besar bagi kaum Quraisy yaitu rasa aman dan kenyang dari lapar. Dua pilar inilah yang memberi jaminan keberlangsungan hidup orang Quraisy. Hilangnya rasa aman dan maraknya kelaparan akan menjadi sumber kekacauan.

Dalam termonologi sekarang, jaminan terhindarnya rasa lapar meliputi pemerataan kekayaan, pengentasan kaum miskin, jaminan sosial dari negara, iklim kompetisi bisnis yang fair. Sisi lainnya adalah bagaimana sebuah kekayaan itu diperoleh5.

Seringkali seseorang menjadi miskin karena korban sistem yang buruk. Istilahnya, kemiskinan struktural. Bila kemiskinan itu merambah ke tidak tercukupinya kebutuhan untuk menghilangkan rasa lapar, maka alamar rasa aman akan terguncang.

JADILAH AIR DI PADANG GERSANG

Hari ini mencari rasa aman seperti mengejar fatamorgana ditengah terik matahari. Namun, dalam kondisi itu berkonstribusi bagi lahirnya rasa aman adalah keniscayaan. Di tengah hidup yang kian liat, menjadi tempat teduh yang rindang adalah kemuliaan.

Pertama, Sebisa mungkin jangan melakukan kesalahan secara sengaja.

Seperti setetes tinta yang mengotori kain bersih begitu juga sebuah kesalahan. Ia akan mengotori hati yang bersih. Terlebih bila kesalahan itu dikategorikan dosa. Pada kehidupan pribadi kesalahan akan menimbulkan kegundahan, menghilangkan rasa aman, mengacaukan pikiran. Dalam konteks sosial kesalahan ibarat virus yang akan menggangu stabilitas. Pada akhirya akan timbul gejolak dan rasa aman pun terguncang.

Oleh karena itu sebisa mungkin jangan melakukan kesalahan secara sengaja. Karena itu dilakukan dengan sadar, artinya kita telah memutuskan untuk berbuat salah. Bobot dosanya berbeda dengan kesalahan karena kebodohan. Karenanya apresiasi Islam terhadap pertaubatan juga memberi catatan yang berbeda, pada soal sesngaja atau tidaknya sebuah kesalahan dilakukan6.

Dengan menjauhi kesalahan yang disengaja, kita menjadi dahan bagi tempat kita dan orang lain berteduh mencari rasa aman.

Kedua, Berlaku adillah,terlebih terhadap orang-orang dekat.

Berlaku adil terhadap orang-orang yang dicintai merupakan salah satu ujian terbesar kehidupan. Seringkali kedekatan dengan sanak kerabat, menjadikan kita tidak berlaku adil. Dari sanalah lantas kekacauan muncul.

Suraikh, seorang hakim menangani kasus yang melibatkan anakanya. Dengan keadilannya ternyata anaknya dinyatakan bersalah. Padahal bisa saja ia memenangakan anaknya.

Ketiga, Biasakanlah Menunaikan Hak Segera Mungkin.

Dalam batas tertentu, diri kita tempat bergantung rasa aman sesama. Hal ini terlihat dalam penunaian hak-hak orang lain. Ada begitu banyak hak orang lain pada diri kita termasuk hak kita atas orang lain Setiap ada hak yang tidak tertunaikan maka setiap itu pula muncul peluang ketidakamanan.

Allah SWT secara khusus mengingatkan,” sesungguhnya Allah menyuruh kamu menunaikan amanat kepada yang berhak menerimanya7.” Atas nama hak sesama tetangga pula, Abu Hanifah meminta tetangganya yang ditahan agar dibebaskan. Tetangga tersebut tiap malam selalu berbuat kegaduhan sampai menggangu kekhusyuan shalat malam Abu Hanifah. Sampai akhirnya ia ditahan karena perbuatan itu. Setelah bebas Abu Hanifah berkata,” Tidakkah kamu dapati aku ini tetangga yang baik ? “ Tetangganya malu mengiyakan. Sejak saat itu ia tidak lagi membuat kegaduhan.

Keempat, Sebisa mungkin, Luruskan yang Bengkok.

Mengharap rasa aman tidak cukup menjadi baik secara pasif. Harus ada kemauan untuk meluruskan segala yang bengkok. Secara sosial, beban dan tanggung jawab meluruskan kesalahan kembali kepada siapa dan apa peranan kita. Meski, secara keimanan setiap kita punya kewajiban untuk menghilangkannya dengan tingkatan yang berbeda-beda. Ada yang harus dengan tangan kekuasaan8. Ada yang dengan lisan. Atau hanya dengan hati dan doa.

Setiap kita punya otoritas tertentu untuk berbuat dan melarang. Maka sesuai dengan kapasitas itu, sebagai apapun, kita harus meluruskan yang salah dan membenarkan yang benar. Landasan moral dari semua itu adalah penegasan Rasul, bahwa setiap kita adalah pemimpin. Lalu setiap kita akan diminta tanggung jawab atas kepemimpinan kita. Karenanya atas orang yang menjadi amanah kita harus ada sikap dan tindakan yang jelas bila ada kesalahan, hal yang sama juga kita harus lakukan terhadap diri sendiri.

Kelima, Biasakan hidup teratur, setidaknya itu akan meringankan diri sendiri.

Segala yang ada di dunia ini diciptakan dengan teratur. Itu menjadi cermin bahwa manusia pun harus hidup teratur. Rasa aman akan hilang bila orang tidak lagi menjalani hidup dengan teratur.

Di manapun kita berada, perlu ketertiban. Di jalan, di rumah, di tempat kerja, atau di tempat-tempat lainnya. Bahkan pada segala ibadah yang diperintahkan kepada kita, Allah dan Rasul-Nya mengajarkan pentingnya keteraturan. Bila berdiri untuk shalat berjamaah, kita diperintahkan meluruskan shaf dan merapatkan barisan. Celah-celah yang kosong akan diisi syetan dan syetan akan menimbulkan rasa permusuhan. Sedangkan rasa permusuhan itu sendiri adalah sumber utama hilangnya rasa aman. Begitu pun waktu shalat, ia tidak bisa dikerjakan dengan sembarang waktu. Dalam puasa pun ada ketertiban. Kita dilarang makan pada jam tertentu, lalu diwajibkan berbuka pada jam tertentu. Perhatian Islam terhadap hal-hal yang dianggap remeh, menunjukkan bahwa tidak ada yang boleh dianggap kecil dan remeh. Perhatikanlah bagaimana Islam meletakan kebiasaan memotong kuku, merapikan kumis, sebagian dari sunnah fitrah. Bahkan Rasul secara khusus memrintahkan kita untuk menutupi tempat air, mematikan apai, bila waktu tidur telah tiba

Hidup yang teratur dan tertib, secara hukum maupun moral, akan menyelamatkan kita dari berbagai kerugian, di dunia maupun akhirat. Sebaliknya, kekacauan bisa mengubah kekayaan menjadi kemiskinan, lahir maupun batin.

Masalah ini kembali ke soal paradigma dan cara pandang. Dari soal paradigma itu pula, kemudian untung dan rugi di dunia maupun akhirat, bisa menjadi masalah.

KARENA ADA TAKUT MAKA ADA AMAN

Ketakutan adalah karunia. Dengan itu kita merasa perlu akan rasa aman. Dalam peta tauhid, bahkan, rasa takut ( kepada Allah SWT ) merupakan pilar penting. Dari sana lantas kebutuhan akan rasa aman menjadi lahan yang subur bagi segala kebaikan.

Allah SWT berfirman,” Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Tuhannya Yang tidak nampak oleh mereka, mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar9.”

Allah membimbing hambanya, agar rasa takut berbuah rasa aman dengan menjadikan rasa takut itu sebagai takwa, lalu mengiringinya dengan amal shalih. Allah SWT berfirman, “ Maka, barangsiapa yang bertakwa dan mengadakan perbaikan tidaklah ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pu;a bersedih hati10.”

Rasa takut, dalam tataran keimanan melahirkan kebergantungan kepada Allah, meski kita hidup di negeri yang aman sentosa. Kebergantungan itu adalah mesti, di saat lapang maupun sempit. Seperti nasehat Rasul kepada Ibnu Abbas,” Jagalah Allah, niscaya akan engkau dapati ia di hadapanmu. Jika engkau meminta, mintalah kepada Allah. Jika memoon pertolongan, mohonlah pertolongan kepada Allah.”

Ketergantungan kita kepada Allah dalam urusan keseharian, bisa dalam berbagai bentuk. Bisa keselamatan fisik , kehalalan usaha, keberkahan, dijauhkan dari penipuan, dijauhkan dari yang haram, juga adanya manfaat berkelanjutan dari setiap jerih payah yang kita upayakan. Dalam soal harta, misalnya , kita sangat perlu mengharap rasa aman, agar ia bermanfaat dan kelak, harta tidak menjadi beban di akhirat.

Para salafusshalih dahulu sangat bergati-hati dalam soal itu. Yazid bin Syarik Attaimi, suatu hari ia pergi berdagang ke Basrah. Ia mendapat untung yang sangat besar, dua puluh dirham. Tetapi kemudian berkata,” Aku tidak ingin lagi kembali ke sana. Sebab aku mendengar Abu Dzar berkata,” Sesungguhnya pada hari kiamat nanti, pemilik satu dirham lebih ringan penghisabannya dari pemilik dua dirham.”

Ketergantungan yang benar dalam urusan dunia maupun akhirat merupakan ketergantungan yang jujur dan tulus. Bukan ketergantungan di saat sempit, tapi saat datang kelapangan, seketika ia lupa. Seperti diingatkan Allah. “ Dan apabila manusia di timpa bahaya dia berdo’a kepada kami dalam keadaan berbaring, duduk, atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya darinya, dia kembali ( melalui ) jalan yang sesat seolah-seolah dia tidak pernah berdo’a kepada Kami untuk menghilangkan bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan10.”

Ada rasa rakut, karenanya kita perlu rasa aman, bergantung kepada Dzat yang merupakan sumber segala rasa aman. Dari sana lantas, kita pun memohon diberi kekuatan untuk menebarkan rasa aman dan kasih sayang kepada sesama. Seperti misi besar kerasulan Nabi kita, bahwa ia diutus sebagai rahmat bagi alam.

Kepada Allah kita memohon rasa aman, kepadanya pula kita memohon bisa menjadi orang-orang yang menyamankan. Semua itu, justru bermula dari rasa takut itu sendiri.

----------------------G@N-------------------